Lompat ke konten
Daftar Isi

Apakah Saham IPO Bisa Langsung Dijual?

apakah saham IPO bisa langsung dijual

Anda yang baru terjun ke investasi saham tentu pernah tertarik membeli saham perdana atau IPO (Initial Public Offering). Namun pernahkan terbesit di pikiran Anda untuk menjual langsung saham yang baru saja IPO?

Artikel kali ini akan membahas mengenai saham IPO, apakah bisa dijual langsung? Atau Anda harus menunggu beberapa waktu? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

Apakah Saham IPO Bisa Langsung Dijual?

Saham IPO (Initial Public Offering) sebenarnya bisa langsung dijual setelah resmi tercatat di bursa. Jadi, begitu saham tersebut mulai diperdagangkan di pasar sekunder, investor yang mendapat jatah saat penawaran perdana punya kesempatan untuk melepasnya ke pasar. Banyak investor bahkan memilih strategi ini untuk meraih keuntungan cepat, terutama jika harga saham melonjak pada hari-hari pertama perdagangan.

Namun, ada juga istilah lock-up period yang biasanya berlaku bagi pemegang saham lama, seperti manajemen atau pemilik mayoritas perusahaan. Mereka tidak diperbolehkan menjual sahamnya dalam jangka waktu tertentu, misalnya 3–6 bulan, untuk menjaga stabilitas harga saham di pasar. Jadi, bagi investor ritel yang baru membeli saat IPO, sahamnya bisa dijual langsung, tapi bagi pihak internal perusahaan biasanya ada aturan pembatasan penjualan.

Tips Membeli Saham IPO agar Tidak Boncos

Membeli saham IPO bisa memberikan kamu keuntungan besar. Namun, bisa juga pada kondisi tertentu membuat kamu boncos. Nah, simak tips membeli saham IPO berikut ini!

1. Pelajari prospektus perusahaan 

Tips pertama agar tidak boncos saat membeli saham IPO adalah mempelajari prospektus perusahaan dengan serius. Prospektus ini ibarat “buku panduan” yang disediakan emiten untuk calon investor agar mereka benar-benar memahami kondisi perusahaan sebelum menaruh dana. Di dalamnya, tercantum informasi detail mulai dari sejarah perusahaan, struktur organisasi, bidang usaha, hingga arah strategi bisnis ke depan. Dengan membaca dokumen ini, Anda tidak hanya sekedar mengenal nama perusahaannya, tetapi juga bisa memahami bagaimana cara perusahaan menghasilkan keuntungan dan bertahan dalam persaingan industri.

Selain itu, prospektus memberikan gambaran objektif mengenai kesehatan finansial perusahaan. Laporan keuangan yang ditampilkan di dalamnya bisa membantu Anda menilai apakah perusahaan memiliki arus kas yang sehat, tingkat keuntungan yang stabil, serta seberapa besar beban hutangnya. Informasi semacam ini penting untuk mengetahui apakah perusahaan benar-benar solid atau justru sedang bermasalah. Tanpa mempelajari hal ini, keputusan membeli saham hanya akan didasarkan pada spekulasi atau tren sesaat.

2. Cek fundamental perusahaan 

Tips lainnya agar tidak boncos saat membeli saham IPO yaitu mengecek fundamental perusahaan. Caranya bisa dengan melihat laporan keuangan, rasio profitabilitas, pertumbuhan pendapatan, hingga utang yang dimiliki. Fundamental yang kuat menunjukkan perusahaan punya pondasi bisnis yang sehat dan berpeluang bertahan dalam jangka panjang. Dengan begitu, Anda tidak hanya berharap pada hype IPO saja, tapi benar-benar berinvestasi di perusahaan yang punya prospek nyata.

3. Amati sektor industrinya 

Selanjutnya, amati sektor industrinya. Pasalnya, setiap sektor memiliki tren pertumbuhan dan tantangan yang berbeda. Memahami posisi sektor bisa membantu investor melihat peluang sekaligus risiko dari saham IPO yang ditawarkan. Misalnya, sektor teknologi dan kesehatan belakangan ini menunjukkan prospek yang cerah karena kebutuhan pasar yang terus meningkat seiring perkembangan digitalisasi dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Perusahaan di sektor ini umumnya punya ruang ekspansi yang besar dan potensi pertumbuhan jangka panjang.

Sebaliknya, sektor yang sedang lesu atau menghadapi tekanan global biasanya memiliki risiko lebih tinggi. Contohnya, industri yang sangat bergantung pada harga komoditas atau energi fosil kerap tertekan oleh fluktuasi harga dunia maupun transisi menuju energi terbarukan. Jika investor kurang cermat, memilih saham IPO dari sektor yang sedang menghadapi banyak tantangan bisa berisiko terhadap nilai investasinya. Karena itu, selain mengenal perusahaan secara individual, memahami sektor tempat perusahaan beroperasi juga sama pentingnya untuk memastikan keputusan investasi lebih terarah dan terukur.

4. Perhatikan valuasi harga IPO

Valuasi harga IPO juga bisa jadi pertimbangan. Valuasi adalah cara untuk menilai apakah saham yang ditawarkan memiliki nilai wajar dibandingkan dengan kinerja dan prospek perusahaan. Harga IPO yang terlalu tinggi, biasanya membuat potensi keuntungan terbatas sehingga berisiko turun setelah saham mulai diperdagangkan.

Terlalu rendah juga belum tentu baik. Memang terlihat menggiurkan namun bisa jadi cerminan kondisi perusahaan yang kurang sehat atau pun mempunyai tantangan besar ke depan. Untuk menilai valuasi, investor bisa membandingkan rasio keuangan perusahaan seperti Price to Earnings (P/E). Selain itu, penting juga melihat proyeksi pertumbuhan perusahaan, apakah wajar dan realistis atau terlalu optimistis. Dengan memahami valuasi secara mendalam, investor dapat membuat keputusan membeli saham IPO dengan lebih bijak, bukan sekadar ikut tren pasar atau rekomendasi orang lain.

5. Kenali risiko lock-up period  

Seperti yang sudah sedikit dijelaskan sebelumnya, penting juga untuk mengetahui dan mengenali risiko lock-up period. Lock-up period adalah jangka waktu tertentu setelah IPO di mana pemegang saham lama atau insider perusahaan dilarang menjual sahamnya. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas harga saham pada periode awal perdagangan. Namun, bagi investor baru, hal ini bisa menjadi risiko terselubung. Begitu periode lock-up berakhir, pemegang saham lama mungkin menjual sahamnya dalam jumlah besar, yang berpotensi menekan harga saham secara tiba-tiba.

Oleh karena itu, sangat penting bagi calon investor untuk memahami durasi lock-up period dan dampak potensialnya terhadap pergerakan harga saham. Dengan kesadaran ini, investor bisa merencanakan strategi yang lebih matang, misalnya menyesuaikan jumlah pembelian atau memutuskan untuk menahan saham lebih lama agar terhindar dari fluktuasi harga yang mendadak. Mengenal lock-up period bukan untuk menakut-nakuti, tetapi agar setiap keputusan investasi lebih terukur dan berbasis informasi yang jelas.

6. Hindari all in pada satu saham IPO

Tips membeli saham IPO yang mungkin belum banyak yang tahu adalah menghindari untuk berinvestasi penuh atau all in pada satu saham. Meskipun sebuah IPO terlihat sangat menjanjikan dan bisa memberikan keuntungan besar namun tingkat volatilitasnya sangat tinggi. Terutama di hari-hari pertama perdagangan. Harga bisa melonjak tajam atau bisa juga turun drastis jika pasar bereaksi berbeda dari ekspektasi. Oleh karena itu, penting memiliki strategi diversifikasi saham agar risiko ini bisa diantisipasi. 

7. Tentukan strategi exit sejak awal

Terakhir, tentukan strategi exit sejak awal sebelum membeli saham IPO. Menetapkan kapan dan bagaimana Anda akan menjual saham sangat penting agar keputusan investasi tidak hanya berdasarkan emosi atau euforia pasar. Misalnya, apakah Anda berencana menahan saham untuk jangka panjang, mengambil keuntungan ketika harga naik tertentu, atau keluar jika harga turun hingga level tertentu.Strategi exit yang jelas membantu investor mengelola risiko dan menjaga disiplin dalam berinvestasi. Tanpa rencana yang matang, sangat mudah terbawa arus pasar, membeli terlalu banyak saat hype, atau panik menjual ketika harga mengalami fluktuasi. Dengan memiliki strategi exit sejak awal, setiap langkah dalam investasi IPO menjadi lebih terukur dan berbasis perhitungan, bukan sekadar reaksi spontan terhadap pergerakan pasar. Ini juga membuat Anda lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan meminimalkan potensi kerugian yang tidak perlu.

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota A'yun adalah mahasiswa Ekonomi di UPN Veteran Yogyakarta yang senang menulis topik-topik seputar literasi finansial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *