Lompat ke konten
Daftar Isi

Biaya Investasi: Pengertian, Jenis, Contoh, Cara Menghitung

Biaya investasi

Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat Anda ingin mulai berinvestasi. Selain faktor-faktor pokok seperti jenis instrumen dan potensi keuntungan dari investasi di instrumen tersebut, Anda juga harus mempertimbangkan biaya investasi. 

Hal ini karena laba investasi Anda dihasilkan dari pendapatan investasi dikurangi dengan biaya transaksi ini. Lalu, apakah yang dimaksud dengan biaya investasi tersebut dan bagaimana cara menghitungnya?

Pengertian Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan investor untuk membayar jasa pihak-pihak seperti pengelola modal, pajak, dan komisi broker.

Setiap tindakan investasi yang Anda lakukan akan melibatkan banyak pihak mulai dari perusahaan sekuritas, bank kustodian hingga Bursa Efek Indonesia sebagai institusi penyelenggara pasar modal.

Besar kecilnya biaya investasi tergantung dengan beberapa hal seperti, jenis instrumen investasi yang Anda pilih, perusahaan sekuritas dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting kiranya bagi seorang investor untuk memilih perusahaan sekuritas dengan fee terjangkau

Jenis-Jenis Biaya Investasi

Biaya investasi terbagi menjadi beberapa jenis tergantung dengan instrumen investasi yang Anda beli. Tentu biaya yang harus Anda bayarkan ketika Anda membeli saham akan berbeda dengan biaya  yang harus Anda bayar ketika Anda membeli emas. 

Berikut ini rincian biaya investasi sesuai dengan jenis instrumen yang Anda beli:

1. Investasi deposito

  • Pajak sebesar 20%.
  • Biaya penalti jika Anda mencairkan deposito tidak pada waktunya.

2. Investasi emas

Tabungan emas

  • Biaya pembukaan dan penutupan rekening (termasuk materai dan cetak buku tabungan).
  • Spread (Selisih antara harga jual dan harga buyback emas).
  • Ongkos kirim (jika Anda mencairkan emas ke dalam bentuk emas batangan).
  • Biaya cetak (jika Anda mencairkan emas ke dalam bentuk emas batangan).
  • Biaya penitipan emas.

Emas batangan

  • Ongkos kirim.
  • Pajak 0,45% – 0,9%.
  • Spread (Selisih antara harga jual dan harga buyback emas).

3. Investasi reksa dana

Terdapat beberapa biaya yang harus Anda periksa ketika ingin berinvestasi reksa dana. Biasanya biaya ini langsung dipotong ketika Anda membeli atau menjual reksa dana tertentu. Karena jumlahnya tidak seberapa, banyak investor yang kurang awas dengan ongkos tersembunyi ini. 

Berikut ini komponen biaya yang harus Anda bayarkan ketika berinvestasi di reksa dana:

  • Subscription fee atau biaya berlangganan.
  • Redemption fee atau biaya penebusan.
  • Switching fee atau biaya yang harus Anda keluarkan jika Anda berpindah dari satu reksa dana ke reksa dana yang lain tapi masih dalam 1 manajer investasi yang sama.
  • Biaya akun atau biaya yang dibebankan kepada investor untuk perbaikan akun investor tersebut. Biasanya hal ini dikenakan kepada investor yang memiliki sisa aset kurang dari nilai tertentu. 
  • Biaya jasa manajer investasi.
  • Biaya transfer jika investor menggunakan rekening bank yang berbeda dengan bank kustodian. 

4. Investasi saham

Biaya investasi saham adalah sejumlah uang yang harus Anda bayarkan ketika membeli atau menjual saham. Total besarannya biasanya sekitar 0,15% sampai 0,30% tergantung dengan nilai transaksi, metode transaksi dan kebijakan perusahaan sekuritas terkait. Jumlah tersebut sudah termasuk:

  • Biaya jasa perusahaan sekuritas. 
  • Biaya levy (sejumlah uang yang dibayarkan kepada BEI, KSEI, lembaga kliring dan lain sebagainya).
  • Pajak PPn dan PPh sebesar 0,03% dan 0,01%. 

Akan tetapi, persentase tersebut belum termasuk bunga yang harus Anda bayarkan jika Anda menggunakan margin trading

5. Investasi obligasi

Biaya ini terdiri dari beberapa komponen yaitu:

  • Biaya pembelian dan penyimpanan rekening surat berharga.
  • Biaya transfer dana coupon atau imbal hasil.
  • Pajak PPh 15%.

Cara Menghitung Biaya Investasi

Langkah menghitung biaya investasi sebenarnya cukup sederhana. Jika biaya tersebut dituliskan dalam bentuk persentase, maka Anda tinggal mengalirkannya ke total seluruh transaksi.

Contohnya:

Investor A membeli saham sebesar 100.000 lembar dengan harga per lembar 500 rupiah. Total modal yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 50.000.000. Jika biaya pembeliannya adalah sebesar 0,15%, maka berapa biaya transaksi yang harus dibayar oleh investor A?

Jawabannya adalah 0,15% kali Rp. 50.000.000 atau sebesar Rp. 75.000. 

Akan lebih mudah jika biaya investasi ditulis dalam bentuk bilangan secara langsung. Apabila demikian, maka Anda hanya perlu mengurangi pendapatan investasi dengan biaya transaksi saja untuk mendapatkan profit. 

Contoh, Anda membeli emas batangan sebesar 5 gram dengan harga per gram sebesar Rp. 855.000. Lalu Anda menjualnya kembali seharga 900.000 per gram. Jika ongkos kirim emas tersebut dari butik ke rumah Anda adalah sebesar Rp. 50.000.

Maka, berapa total profit yang bisa Anda peroleh? Jawabannya adalah pendapatan dikurangi ongkos kirim dan modal yaitu Rp. 4.500.000 (900.000 kali 5) dikurangi hasil penambahan antara Rp. 4.250.000 (850.000 kali 5) dan Rp. 50.000. Jadi, keuntungan yang Anda dapatkan adalah sebesar Rp. 200.000 (4.500.000 – 4.300.000).

Bagaimana Biaya Investasi Bisa Mempengaruhi Keuntungan

Biaya investasi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya keuntungan. Bahkan, biaya investasi bisa membuat investor merugi jika nilainya lebih besar dibandingkan dengan nilai keuntungan. 

Contoh, besaran capital gain yang Anda peroleh dari sebuah portofolio yang terdiri dari 3 reksa dana adalah sebesar Rp. 10.000. Lalu Anda ingin mengubah seluruh reksa dana dalam portofolio tersebut menjadi reksa dana yang lain. 

Jika pihak aplikasi investasi menerapkan biaya Rp. 3.500 untuk switching, maka total uang yang harus Anda keluarkan adalah sebesar 10.500. Akibatnya alih-alih mendapatkan keuntungan, Anda harus menelan kerugian sebesar 500 rupiah. 

Contoh lainnya adalah jika Anda membeli tabungan emas dengan cara mengangsur. Dalam hal ini, pihak Pegadaian atau bank akan menjual emas kepada Anda dengan harga jual dan memberi Anda harga buyback ketika Anda ingin menjual kembali emas tersebut. Selisih antara harga jual dan buyback ini berfluktuasi setiap harinya sehingga jika Anda membeli emas secara mengangsur, Anda harus meneliti keduanya setiap mau beli emas.

Katakanlah Anda membeli 1 gram emas dalam 3 periode waktu dengan rincian sebagai berikut:

Harga jualJumlah pembelian (gram)Jumlah emas
850,0000.25212500
845,0000.33278850
860,0000.42361200
1852550
Tabel 1: Contoh penghitungan biaya investasi emas

Dalam kasus ini, Anda harus bisa menjual emas seharga minimal Rp. 852.550 untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini dengan catatan Rp. 852.550 tersebut hanya harga emasnya saja dan belum termasuk biaya pembukaan, penutupan rekening dan penitipan emas kepada perusahaan terkait.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *