Lompat ke konten
Daftar Isi

6 Bursa Saham di Eropa

Bursa Saham di Eropa

Tidak dapat dipungkiri bahwasannya saat ini bursa saham di Amerika Serikat merupakan bursa saham paling terkenal di seluruh dunia. Hal ini karena bursa ini diisi oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti Apple, Microsoft, Walmart dan lain sebagainya. 

Namun, Anda tidak boleh melupakan bursa saham Eropa. Pasalnya, bursa di benua biru ini juga diisi oleh banyak perusahaan terkenal, seperti Airbus, Allianz, hingga perusahaan keuangan ternama, Credit Suisse. 

Bahkan menurut sejarahnya, bursa saham dan komoditas di Eropa merupakan pasar modal tertua di dunia. Amsterdam stock exchange atau bursa saham Amsterdam digadang-gadang menjadi bursa efek tertua di dunia sebab didirikan pada tahun 1602, tidak lama setelah Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC), perusahaan yang sempat memonopoli rempah-rempah dari Indonesia, berdiri.

Lebih dari 400 tahun setelah Bursa Amsterdam berdiri, kini setiap negara di Eropa memiliki bursa efeknya sendiri-sendiri. Namun demikian, hanya ada beberapa bursa efek yang memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar menurut penelitian dari Statista. Berikut ini pembahasannya:

1. Euronext

Euronext adalah bentuk modern dari Bursa Amsterdam. Hanya saja, bursa yang baru ini merupakan hasil merger Bursa Amsterdam dengan dua bursa efek besar lain di Eropa, yaitu Brussels Stock Exchange, dan Paris Bourse. Merger bursa ini dilakukan pada tahun 2000, setelah sebelumnya sempat direncanakan bersama London Stock Exchange pada tahun 1998. 

Pendirian bursa saham ini bertujuan untuk memanfaatkan ekonomi Uni Eropa untuk berkompetisi melawan bursa saham di Amerika Serikat, seperti NYSE. Dalam perkembangannya, Euronext juga mengakuisisi Portuguese stock exchange and the London International Financial Futures and Options Exchange (LIFFE). 

Per tahun 2021, Euronext menawarkan saham dari 1.900 perusahaan dari seluruh Eropa. Adapun mengenai instrumen investasi yang ditawarkan, lembaga ini menawarkan berbagai produk, seperti saham, obligasi, ETF, Warrant dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Anda juga bisa membeli berbagai instrumen derivatif di Euronext. Instrumen derivatif yang ditawarkan oleh lembaga ini antara lain indeks derivatif, produk derivatif dari forex dan komoditas, serta masih banyak lainnya. 

Dilengkapi dengan berbagai layanan tambahan, maka tidak heran jika per Oktober 2022, Euronext menjadi bursa saham terbesar di Eropa dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar lebih dari $5.517 miliar. 

2. London Stock Exchange (LSE)

Bursa saham terbesar kedua di Eropa saat ini adalah London Stock Exchange (LSE). Nilai kapitalisasi pasar lembaga yang berpusat di London ini mencapai lebih dari $2.823 miliar per Oktober 2021. Sama seperti lembaga sebelumnya, LSE juga merupakan perusahaan yang sudah berusia ratusan tahun. 

Sejarah lembaga ini dimulai dari sebuah coffee shop bernama Jonathan’s Coffee House pada tahun 1968. Ketika itu, cafe ini merupakan tempat berkumpulnya para pedagang dan pebisnis dari seluruh negeri, yang saat itu tidak boleh berjualan saham atau surat berharga lainnya di bursa milik kerajaan. Akibatnya, ketika seorang broker bernama John Castaing menawarkan jual beli surat berharga di cafe ini, banyak orang yang berminat. 

LSE terdiri dari dua jenis pasar (market), yaitu main market dan alternative market. Main market adalah tempat untuk memperdagangkan surat berharga yang diterbitkan oleh lebih dari 1.300 perusahaan besar dari 40 sektor bisnis di seluruh dunia. Beberapa diantaranya adalah Unilever, Shell, HSBC dan lain sebagainya. 

Adapun alternative market adalah tempat untuk memperdagangkan surat berharga yang diterbitkan oleh emiten dengan nilai kapitalisasi perusahaan yang lebih kecil. Bahkan perusahaan startup yang masih dalam tahap pendanaan juga bisa masuk ke dalam pasar ini. 

Selain saham, surat berharga yang diperdagangkan di LSE termasuk obligasi, ETF dan berbagai instrumen derivatif. Selain surat berharga tersebut, LSE juga membuka jasa di bidang penyelesaian transaksi (settlement) dan kliring.

3. SIX Swiss Exchange

Meskipun ukuran negaranya relatif lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia, namun Swiss merupakan negara yang memiliki banyak perusahaan besar. Sebut saja, perusahaan produsen jam tangan mewah seperti Rolex, Audemars-Piguet dan masih banyak lainnya yang berasal dari negara ini. Tidak hanya jam tangan, kini Swiss juga dikenal sebagai negara asal berbagai perusahaan besar di bidang lain, seperti perbankan dan medis. 

Maka dari itu, tidak heran jika SIX Swiss Exchange, bursa saham negara ini menjadi bursa saham terbesar nomor tiga di seluruh Eropa dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar $1.714 miliar (2022). 

Perusahaan ini lahir pada tahun 1993 dan merupakan hasil merger dari 3 bursa saham yang jauh lebih tua, yaitu Geneva, Basel dan Zurich Stock Exchange. Pada tahun 1995, lembaga ini juga menjadi bursa efek pertama di dunia yang menyediakan layanan trading, settlement dan kliring secara otomatis menggunakan komputer.

Adapun instrumen investasi yang tersedia di pasar modal Swiss ini adalah saham, obligasi, ETF dan masih banyak lainnya. Contoh beberapa perusahaan besar yang listing di SIX Swiss Exchange adalah Nestle, Credit Suisse, Bank UBS dan lain sebagainya. 

4. Frankfurt Stock Exchange (FRA)

Sesuai dengan namanya, Frankfurt Stock Exchange (FRA) adalah bursa saham yang berasal dari Jerman. Didirikan pada tahun 1992, perusahaan ini menaungi 765 emiten per tahun 2010. Per tahun 2022, Frankfurt Stock Exchange menjadi bursa saham terbesar ke-4 di Eropa dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai lebih dari $1.695 miliar dolar.

Frankfurt Stock Exchange (FRA) memiliki dua trading venue, yaitu Xetra dan Borse Frankfurt. Trading venue Xetra memperdagangkan 1.000 saham, 1.800 ETF dan beberapa instrumen keuangan lainnya, sedangkan Borse Frankfurt memperdagangkan lebih banyak instrumen sebab tidak hanya fokus pada sekuritas dari Jerman saja, tetapi juga luar negeri. Dalam venue yang satu ini tersedia 11.500 saham, 29.500 obligasi, 1.500 ETF, and 1,37 juta surat berharga lainnya dan warrant.

FRA merupakan bagian dari Deutsche Börse Group, sebuah perusahaan yang juga menaungi lembaga penunjang pasar modal lainnya, seperti lembaga kliring dan settlement. 

5. Nasdaq Nordic 

Bursa saham terbesar di Eropa yang ke-5 menurut nilai kapitalisasi pasarnya adalah Nasdaq Nordic. Sesuai dengan namanya, bursa yang satu ini memang merupakan anak perusahaan dari bursa efek asal Amerika Serikat, Nasdaq. Per Oktober 2022, nilai kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai lebih dari  $1.665 miliar dolar. 

Dibandingkan dengan 4 perusahaan lainnya di atas, Nasdaq Nordic merupakan perusahaan yang relatif baru. Perusahaan ini didirikan dari merger antara OM AB (Optionsmäklarna), sebuah bursa untuk transaksi future dan Helsinki Stock Exchange (HEX). Gabungan dari kedua perusahaan ini lantas berekspansi dengan mengakuisisi bursa lainnya, seperti Oslo Stock Exchange, Iceland Stock Exchange dan Copenhagen Stock Exchange. Gabungan dari beberapa bursa di negara-negara Nordik (Denmark, Swedia, Finlandia dan Norwegia) ini kemudian diakuisisi oleh Nasdaq pada tahun 2007. 

6. BME Spanish Exchange

Bursa saham terbesar ke-6 di Eropa adalah BME Spanish Exchange. Well, BME Spanish Exchange sebenarnya merupakan gabungan dari 4 bursa saham terbesar di Spanyol, yaitu Barcelona Stock Exchange, Bilbao Stock Exchange, Madrid Stock Exchange, dan Valencia Stock Exchange. BME sendiri merupakan singkatan dari Bolsas y Mercados Españoles Group. 

Dengan kesatuan 4 bursa tersebut, BME Spanish Exchange per Oktober 2022 mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar $608 miliar dolar. Ini artinya, perusahaan ini merupakan bursa saham Eropa pertama yang tidak masuk kapitalisasi lebih dari $1 miliar USD. 

Tidak hanya saham dan obligasi, perusahaan ini juga menyediakan sekuritas lainnya, seperti warrant atau trackers. Selain itu, mereka juga menyediakan layanan konsultasi trading system yang tersedia di 23 negara di seluruh dunia. Hanya saja memang mayoritas saham atau surat berharga yang diperjualbelikan di BME merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri Spanyol atau Amerika Latin. 

Dilihat dari segi sejarahnya,  Bolsas y Mercados Españoles didirikan pada tahun 1831 bersamaan dengan pendirian Madrid Stock Exchange. Bursa lainnya baru berada dibawah naungan grup ini secara perlahan. Barcelona Stock Exchange misalnya, baru bergabung dengan BME pada tahun 2002. Selain ke-6 perusahaan di atas, Eropa juga memiliki puluhan bursa efek lainnya. Bahkan dalam satu negara Eropa bisa ada beberapa bursa efek, seperti dalam kasus Spanyol di atas. Hanya saja apabila dilihat dari kapitalisasi pasarnya, ke-6  lembaga di atas merupakan bursa saham terbaik. Jadi gimana. Manakah bursa saham luar negeri yang akan Anda pilih?

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *