Tidak dapat dipungkiri kalau makanan adalah salah satu pos pengeluaran terbesar generasi masa kini. Anggaplah pendapatan kotor Anda sebesar Rp2.000.000 per bulan, maka untuk makanan saja bisa mencapai Rp900.000 per bulan, belum termasuk kos dan keperluan lainnya.
Padahal, budget makan sebulan ini bisa banget loh dihemat. Berikut ini cara mengatur budget makan sebulan agar tidak boros:
1. Potong Pendapatan Untuk Keperluan Lainnya Dulu
Agar tidak semua pendapatan digunakan untuk makanan saja, sebaiknya Anda memotong pendapatan tersebut dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya dulu. Sesuai dengan 50, 30, 20, sebaiknya Anda langsung menyisihkan pendapatan sebesar 30% untuk mengangsur utang dan membayar tagihan dan 20% untuk ditabung dan diinvestasikan. Sementara 50% sisanya bisa Anda pakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan cara ini, paling tidak seberapa banyak pun pengeluaran Anda untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari, tidak akan menggerus tabungan dan investasi, serta tidak akan mengurangi kemampuan Anda untuk membayar utang dan tagihan. Supaya lebih praktis, Anda juga bisa menggunakan aplikasi menabung di handphone yang terpercaya.
2. Masak Sendiri
Salah satu cara menghemat uang makan bulanan adalah dengan masak sendiri. Jika Anda kesulitan membuat sayur atau lauk sendiri, maka Anda bisa memasak nasi saja dan membeli lauk dan sayur di warteg terdekat.
Hal ini sedikit banyak akan mengurangi uang makan Anda sebulan. Hal ini mengingat bahwasanya untuk sekali beli makanan utuh, dibutuhkan setidaknya Rp15.000, sehingga jika Anda makan 2 kali dan semuanya beli, Anda membutuhkan uang sebesar Rp900.000 (Rp30.000 kali 30).
Beda ceritanya jika masak sendiri atau membeli lauk di warteg. Biasanya, uang Rp10.000 sudah bisa mendapatkan 3 jenis lauk atau sayur di warteg dan bisa dimakan 2 kali. Dengan harga beras sebesar Rp14.000 per kg dan bisa habis dalam 5 hari, maka Anda hanya akan membutuhkan biaya makan sebesar Rp400.000 saja sebulan per orang.
3. Kurangi Latte Factor
Latte Factor adalah istilah yang merujuk pada pengeluaran bernilai kecil tapi rutin dilakukan, sehingga apabila dikumpulkan, nilainya akan tampak besar. Istilah ini dipopulerkan oleh David Bach, seorang penulis buku keuangan. Disebut Latte Factor, karena tidak dapat dipungkiri kalau generasi sekarang banyak mengeluarkan pengeluaran kecil nan rutin untuk kopi.
Misalnya, harga secangkir kopi adalah Rp5.000, sebuah nilai yang tampaknya kecil. Namun apabila Anda terus membeli kopi setiap hari dalam 1 bulan, maka uang sebesar Rp150.000 akan Anda gunakan untuk membeli kopi saja. Tentu nilai ini akan membesar jika Anda membeli kopi yang lebih fancy bukan? Oleh karena itu, jika Anda ingin hemat uang makan, maka Latter Factor ini harus dikurangi.
4. Kurangi Hangout dengan Teman
Tips makan hemat yang selanjutnya adalah mengurangi frekuensi nongkrong dengan teman-teman. Pasalnya, terlalu sering nongkrong bersama teman atau kolega tentu akan membuat budget makan bulanan Anda semakin membengkak. Apalagi jika nongkrongnya di cafe atau restoran mahal.
Alih-alih menghapusnya sama sekali, sebaiknya Anda mengurangi frekuensi nongkrong saja. Misalnya, dari yang awalnya seminggu bisa 2 atau 3 kali, kini cukup 1 kali saja setiap weekend.
5. Belanja Ke Pasar
Cara hemat uang makan yang ke-5 adalah berbelanja bahan makanan ke pasar, dan bukan ke supermarket. Sebab, umumnya harga sayur mayur dan lauk pauk akan lebih murah di pasar tradisional atau langsung membeli ke petani dan nelayan. Apalagi kalau di pasar tradisional, Anda bisa menawar.
Hanya saja, pastikan sebelum belanja, Anda tetap membuat daftar belanjaan dan setelah belanja, catatan tersebut dievaluasi. Tujuannya adalah supaya ketika di pasar, Anda tidak melakukan impulsive buying atau membeli barang tertentu secara tiba-tiba, padahal tidak butuh.
6. Membeli Bahan Makanan Instan
Meskipun harus dibatasi dan dicatat dengan baik, salah satu cara hemat uang makan adalah dengan membeli bahan makanan instan, seperti mie instan, sarden, nugget, atau frozen food lainnya. Bahan makanan instan ini sedikit banyak dapat membantu Anda bertahan di akhir bulan atau hari-hari tertentu saat tidak ada warteg buka.
Agar tidak berlebihan, beli satu saja untuk masing-masing jenis bahan makanan. Misalnya, satu bungkus nugget 1000 gram, mie instan 1 pack isi 5, 1 kaleng sarden dan seterusnya. Jangan lupa untuk catat pengeluaran tersebut dan evaluasi kembali.
7. Kurangi Beli Makan dengan Cara Delivery
Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini sudah banyak jasa delivery makanan jadi. Jasa ini adalah solusi untuk Anda yang ingin mengkonsumsi makanan tertentu, namun lokasi Anda dan warung atau restoran terkait cukup jauh.
Meskipun solutif, namun ingat bahwasanya biaya membeli makan dengan cara ini juga cukup mahal. Tidak jarang pihak warung atau restoran akan meningkatkan harga jual makanan mereka di platform ini. Hal ini belum termasuk biaya antar. Oleh karena itu, jika Anda ingin hemat uang makan bulanan, maka kurang-kurangilah membeli makanan dengan cara ini.
8. Kurangi Frekuensi Makan
Salah satu cara mengurangi budget makan sebulan yang paling mudah adalah mengurangi frekuensi makan dalam satu hari. Misalnya, dari yang awalnya sehari 3 kali menjadi sehari 2 kali saja atau bahkan lebih sering puasa.
Namun perlu diingat bahwasanya cara ini kurang direkomendasikan untuk penderita penyakit lambung (Magh, GERD atau sejenisnya) dan pengeluaran setiap kali makan tetap harus dikontrol. Jangan sampai 3 kali makan habis Rp30.000, tapi 2 kali makan juga habis Rp30.000.
9. Gunakan Galon Isi Ulang
Budget makan anak kos seringkali juga mencakup biaya minuman. Untuk menghemat uang makan sekaligus mengurangi sampah, gunakanlah galon isi ulang dan jasa isi ulang air. Sebagai gambaran, jika 15 liter air minum baru seharga Rp20.000 untuk seminggu, maka Anda bisa mendapatkan air di galon isi ulang dengan harga Rp8.000 saja per 19 liter.
Masih ingin lebih hemat lagi? Maka Anda bisa merebus air sendiri di dapur kosan. Tapi, tentunya cara ini membutuhkan alat-alat lainnya, seperti panci, kompor atau kettle elektrik.
10. Catatlah Setiap Pengeluaran Untuk Makan
Tidak hanya jika Anda makan di restoran atau saat nongkrong bersama teman, pengeluaran untuk makan setiap hari tetap harus dicatat. Anda bisa menggunakan aplikasi spreadsheet, seperti Google Spreadsheet atau Microsoft Excel untuk mencatat dan mengevaluasi pengeluaran ini secara manual. Tapi jika ingin lebih praktis dan memungkinkan, Anda bisa menggunakan aplikasi pencatatan keuangan.
Lakukan evaluasi mingguan dan bulanan untuk mengevaluasi pengeluaran makanan tersebut. Ketahui pos apa saja yang masih perlu diperbaiki dan kira-kira bagaimana strateginya.