Siapa disini yang ketika lihat barang bagus di Shopee atau Tokopedia buru-buru klik checkout, hayoo? Hati-hati loh ya, perilaku seperti ini dapat membuat gaji Anda tidak bertahan lama di rekening. Perilaku seperti ini disebut dengan impulsive buying.
Impulsive buying adalah kegiatan pembelian barang yang tidak direncanakan sebelumnya. Misalnya, lihat barang bagus di Instagram langsung beli, atau lihat diskon di mall langsung beli. Biasanya, impulsive buying ini disebabkan oleh emosi sesaat, adanya keinginan untuk self-reward lapar mata.
Apabila berlebihan, perilaku seperti ini dapat membuat keuangan Anda dan keluarga tidak sehat dalam jangka panjang. Apalagi kalau beli pakai kartu kredit atau paylater. Lalu, bagaimana cara menghindari impulsive buying? Simak selengkapnya berikut ini:
1. Membuat Anggaran Bulanan
Tips yang pertama adalah membuat anggaran bulanan dan setia menerapkan anggaran bulanan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam anggaran bulanan tersebut tertulis membeli baju putih seharga Rp250.000, maka pastikan Anda benar-benar ,membeli baju putih saja seharga Rp250.000 dengan tanpa membeli celana atau rok juga.
Supaya keinginan untuk self-reward tetap terpenuhi, maka Anda bisa memasukkan akun self-reward beserta total anggarannya ke dalam anggaran bulanan tersebut. Misalnya, pergi ke cafe maksimal 4 kali anggaran Rp50.000 untuk satu kali kunjungan. Maka, dalam 1 bulan, Anda hanya boleh nongkrong di cafe sebanyak 4 kali dan pengeluaran untuk setiap kali nongkrong tidak boleh lebih dari Rp50.000.
Tapi Anda harus ingat kalau self-reward itu bagian dari keinginan, sehingga apabila ada kebutuhan yang mendesak, anggaran untuk self-reward inilah yang harus dikorbankan pertama kali. Anda tidak perlu khawatir, sebab saat ini ada aplikasi catatan keuangan harian gratis yang bisa Anda unduh di smartphone untuk membantu Anda membuat anggaran dan mencatat pengeluaran.
Selain aplikasi keuangan harian, Anda juga bisa memanfaatkan fitur autodebet yang ada di banyak aplikasi tabungan, investasi dan pembayaran tagihan. Dengan memanfaatkan fitur autodebet ini, paling tidak berapapun pengeluaran Anda untuk belanja online tidak akan mempengaruhi jumlah pembayaran tagihan, utang dan investasi yang Anda lakukan.
2. Membuat Daftar Belanja
Salah satu cara menghindari impulsive buying adalah membuat daftar belanjaan ketika Anda belanja kebutuhan bulanan di supermarket atau pasar. Sebab, tidak dapat dipungkiri kalau seringkali jika tanpa daftar belanjaan, orang cenderung akan melupakan barang yang mereka butuhkan dan malah membeli barang yang tidak perlu.
Selain membuat daftar belanja, Anda juga sebaiknya membayar menggunakan uang tunai atau cash dan bukan melakukan pembayaran non-tunai. Hal ini karena seringkali mengeluarkan uang tunai dalam jumlah besar terasa lebih menyakitkan dibandingkan dengan menggunakan pembayaran non-tunai (cashless).
3. Mengurangi Penggunaan Internet dan Media Sosial
Saat ini banyak aplikasi di internet yang dilengkapi dengan fitur shopping atau iklan, sebab iklan ini memang menguntungkan untuk pihak aplikasi itu sendiri. Namun bagi pengguna, adanya iklan dan fitur shopping ini dapat mendorong impulsive buying. Apalagi sekarang pembayaran bisa dilakukan secara non-tunai.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya Anda mengurangi konsumsi internet dan media sosial. Alih-alih menggunakan beberapa aplikasi belanja online sekaligus, sebaiknya Anda hanya menginstal satu aplikasi saja, begitu pula dengan aplikasi media sosial.
4. Mengurangi Kepemilikan Kartu Kredit dan Paylater
Karena tidak perlu menggunakan uang tunai dan tidak perlu memiliki uang sejumlah yang dibutuhkan saat itu juga, kepemilikan kartu kredit dan penggunaan paylater yang berlebihan dapat mendorong impulsive buying. Padahal penggunaan dua fasilitas pembayaran ini secara berlebihan dengan tanpa diikuti dengan manajemen keuangan yang baik dapat membuat skor kredit Anda di BI Checking akan buruk.
Maka dari itu, jika Anda sudah memiliki satu kartu kredit, maka sebaiknya Anda tidak memiliki kartu kredit lagi dan paylater. Begitu pula jika Anda sudah menggunakan fasilitas paylater di salah satu aplikasi online marketplace, maka sebaiknya Anda tidak menggunakan fasilitas tersebut di aplikasi yang lain.
5. Menerapkan Mindful Spending
Tips menghindari impulsive buying yang ke-5 adalah menerapkan mindful spending. Mindful spending adalah kegiatan belanja atau pengeluaran setelah dipikir matang terlebih dahulu. Konsep ini bisa Anda lakukan untuk belanja online maupun offline.
Pada belanja online misalnya, alih-alih langsung menekan tombol checkout atau belanja sekarang, Anda memasukkan barang tersebut ke dalam keranjang terlebih dahulu sambil berpikir apakah barang ini benar-benar Anda butuhkan atau tidak. Hal yang sama juga bisa diterapkan dalam belanja offline. Alih-alih langsung memasukkan barang ke tas belanjaan, Anda bisa berpikir apakah barang ini memang Anda butuhkan atau tidak.
Biasanya, orang cenderung akan melupakan suatu barang jika emosi yang mendorong pembelian barang tersebut sudah hilang. Contohnya, Anda ingin makan bakso lalu Anda tahan satu atau dua hari, maka keinginan untuk makan bakso tersebut akan hilang kecuali kalau Anda benar-benar menginginkannya.
6. Mencari Sumber Kebahagiaan yang Lain
Tidak dapat dipungkiri kalau belanja barang-barang yang diinginkan itu bisa membuat kita bahagia. Tapi, kita harus ingat kalau sumber kebahagiaan tidak hanya dari belanja produk barang dan jasa saja. Ada banyak cara selain belanja untuk meningkatkan 4 hormon kebahagiaan : dopamin, oksitosin, serotonin, dan endorfin.
Misalnya, berolahraga tiap pagi, bermain dengan anak kecil (bagi penyuka anak-anak), berkumpul bersama keluarga tercinta, makan makanan yang bergizi, dan masih banyak lainnya. Oleh karena itu, alih-alih belanja ketika sedang sedih, Anda bisa memperbaiki mood dengan melakukan hal-hal di atas.
7. Tidak Mudah Tergoda Diskon
Menjelang ramadhan dan idul fitri seperti saat ini tentu banyak ya diskon bertebaran di aplikasi marketplace atau di mall-mall terdekat. Tapi untuk menghindari impulsive buying, Anda tidak boleh tergoda dengan label diskon tersebut. Caranya adalah susun daftar belanjaan Anda untuk hari raya dengan teliti dan sebaik mungkin dan bawa daftar tersebut saat berbelanja. Dengan demikian Anda tidak akan mudah tergoda jika ada barang yang tidak dibutuhkan tapi berlabel diskon.
Hal ini juga berlaku jika Anda memiliki kartu kredit. Jangan mentang-mentang ada promo khusus puasa dan lebaran, lalu Anda belanja banyak barang yang tidak dibutuhkan menggunakan kartu kredit tersebut. Ingat, belanja menggunakan kartu kredit sama halnya dengan utang yang harus dibayar.Belanja memang merupakan kegiatan yang menyenangkan. Tapi, kegiatan yang menyenangkan ini bisa menjadi bumerang untuk keuangan Anda dan keluarga di masa depan apabila tidak dikelola dengan baik. Hindari impulsive buying untuk keuangan yang lebih sehat dan berkah.