Lompat ke konten
Daftar Isi

Cara Menghitung Laba Bersih dan Laba Kotor Perusahaan

Cara Menghitung Laba Bersih dan Laba Kotor Perusahaan

Laba atau profit adalah salah satu komponen penting dalam keuangan sebuah perusahaan. Bagi perusahaan tersebut, tinggi rendahnya profit secara tidak langsung menunjukkan efisiensi kinerja mereka, sementara bagi investor, komponen ini menjadi faktor penting untuk menentukan apakah berinvestasi di sebuah perusahaan menguntungkan atau tidak. 

Secara garis besar, laba sebuah perusahaan dapat diperoleh dengan cara mengurangi pendapatan dengan beban. Namun, apabila dipahami lebih dalam lagi, terdapat dua jenis laba yang harus diketahui oleh pimpinan perusahaan atau investor, yaitu laba bersih dan kotor. 

Pengertian Laba Bersih

Laba bersih adalah sejumlah keuntungan yang diperoleh sebuah perusahaan setelah perusahaan tersebut mengurangi pendapatannya dengan berbagai komponen beban, sehingga nilai laba bersih tidak harus dikurangi apapun lagi. Dalam Bahasa Inggris, istilah ini disebut dengan net income

Adapun yang dimaksud dengan berbagai komponen beban ini termasuk beban pajak, beban operasional, beban untuk aset yang mengalami penurunan nilai (depresiasi dan amortisasi) dan lain sebagainya. 

Rumus Laba Bersih

Rumus untuk menghitung keuntungan bersih berbeda tergantung jenis perusahaannya. Apabila Anda mendirikan perusahaan jasa, maka Anda bisa menggunakan rumus berikut:

Laba bersih = total pendapatan – total pengeluaran

Lain halnya jika Anda mendirikan perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur. Dalam hal ini, sebaiknya Anda menggunakan rumus:

Laba bersih = laba kotor – beban

Hal ini karena dalam variabel laba kotor, pendapatan sudah dikurangi dengan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan sangat mempengaruhi harga jual produk per unit dan biaya-biaya lain yang menyangkut produk tersebut, seperti biaya angkut, biaya pengembalian barang dan lain sebagainya. 

Apabila total pendapatan atau laba kotor < total pengeluaran atau beban, maka dapat dikatakan kalau perusahaan tersebut merugi, begitu pula sebaliknya. 

Cara Menghitung Laba Bersih Perusahaan

Berikut ini langkah-langkah menghitung laba bersih perusahaan sederhana menggunakan aplikasi Microsoft Excel atau Google Spreadsheet:

  1. Buat 3 kolom, A, B, C. Kolom A berisi keterangan yang dibutuhkan, kolom B dan C masing-masing berisi nilai-nilai pendapatan yang Anda peroleh untuk masing-masing keterangan tersebut. 
  2. Jumlahkan seluruh nilai yang ada di kolom B menggunakan rumus =sum (B1, B2, B…) lalu klik enter. 
  3. Jumlahkan seluruh nilai yang ada di kolom C menggunakan rumus =sum (C1, C2, C…) lalu klik enter. 
  4. Lalu kurangi total nilai yang ada di kolom B dengan total nilai yang ada di kolom C. 

Contoh

Sebuah salon memiliki catatan pengeluaran dan pendapatan sebagai berikut:

KeteranganPendapatanPengeluaran
Pendapatan jasa10.000.000
Gaji karyawan3.000.000
Barang habis pakai500.000
Listrik350.000
Sewa kios bulanan1.500.000
PDAM150.000
Biaya konsumsi900.000
Total (menggunakan Sum)10.000.0006.400.000
Keuntungan3.600.000
Contoh menghitung laba bersih di excel

Adapun untuk menghitung variabel ini melalui rumus yang kedua, Anda harus mengetahui nilai laba kotor dan harga pokok penjualan terlebih dahulu. 

Pengertian Laba Kotor

Laba kotor atau gross profit adalah hasil pengurangan pendapatan dengan harga pokok penjualan atau. Ini artinya, nilai laba kotor masih harus dikurangi dengan berbagai beban supaya bisa mendapatkan laba bersih. 

Dalam penghitungan harga pokok penjualan ini sudah termasuk berbagai biaya yang secara langsung mempengaruhi harga barang produksi, mulai dari harga bahan baku, biaya angkut dan lain sebagainya. 

Penting bagi manajemen sebuah perusahaan atau investor perusahaan tersebut untuk membedakan laba kotor dengan laba bersih. Hal ini karena keduanya muncul dalam laporan laba rugi (income statement). 

Tidak menutup kemungkinan kalau laba kotor sebuah perusahaan bernilai positif, tapi laba bersihnya negatif. Hal ini bisa terjadi karena terlepas dari HPP, biaya operasional perusahaan bisa membengkak, sehingga nilainya melebihi laba kotor. 

Rumus Laba Kotor

Adapun rumus laba kotor adalah:

Laba kotor = pendapatan – HPP

Dalam kasus perusahaan dagang, HPP atau harga pokok penjualan adalah harga pembelian barang dagang (harga kulakan) ditambah dengan biaya angkut. Untuk memudahkan penghitungan harga barang per unit, biasanya nilai ini juga dihitung dalam satuan per unit. Misalnya, nilai HPP untuk 100 barang adalah Rp1.000.000, maka nilai HPP per unit adalah Rp10.000. 

Dalam konteks perusahaan manufaktur, harga pokok penjualan ini juga mencakup harga pokok produksi atau total biaya produksi. Selain total biaya produksi, variabel ini juga memperhitungkan jumlah barang yang sedang dalam proses pembuatan dan barang sudah jadi yang ada di dalam gudang. 

Cara Menghitung Laba Kotor Perusahaan

1. Ketahui nilai barang yang ada dalam persediaan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, faktor jumlah barang persediaan ini mempengaruhi nilai HPP, sehingga untuk menghitung laba kotor, Anda harus tahu terlebih dahulu nilai barang yang sedang diproses maupun yang ada di dalam gudang pada awal dan akhir periode akuntansi. 

2. Hitung nilai total faktor produksi

Selain stok barang dagang (inventory), total nilai faktor produksi juga berperan penting dalam menghitung HPP. Dalam hal ini, jumlahkan total biaya gaji karyawan, biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku dan biaya lain-lain yang menunjang proses produksi, seperti listrik, perbaikan mesin dan lain sebagainya. 

3. Hitung HPP

Setelah mengetahui seluruh komponennya, maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai HPP. Sederhananya, rumus HPP adalah:

HPP= Stok barang dagang pada awal periode  + biaya pembelian dan lain-lain – Stok barang dagang pada akhir periode 

4. Kurangi pendapatan dengan HPP

Langkah terakhir adalah mengurangi nilai pendapatan atau total penjualan dengan hasil penghitungan HPP pada poin 3 di atas. 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laba Bersih dan Laba Kotor

Nilai laba bersih dan kotor perusahaan antara satu tahun dengan tahun setelahnya bisa jadi berbeda karena ada perubahan pada beberapa faktor berikut:

  1. Total pendapatan
  2. Nilai HPP. Kenaikan biaya bahan baku dan tenaga kerja bisa secara langsung mempengaruhi nilai ini. 
  3. Biaya operasional lainnya. Ada kalanya laba kotor dan pendapatan perusahaan naik atau positif, namun laba bersihnya negatif. Hal ini bisa terjadi akibat adanya pembengkakan nilai pada komponen biaya perusahaan. 
  4. Faktor bisnis lainnya

Selain laba kotor dan laba bersih, investor juga harus tahu satu jenis keuntungan lainnya, yaitu laba komprehensif. Biasanya, laba jenis yang terakhir ini ada pada perusahaan yang memiliki anak atau afiliasi dengan perusahaan lainnya. Komponen laba komprehensif termasuk transfer keuntungan atau rugi dari perusahaan afiliasi tersebut dan beberapa komponen biaya penting lainnya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *