Istilah nilai atau valuasi perusahaan umum dipakai dalam dunia bisnis atau usaha startup dalam berbagai pengukuran. Untuk itu, sangat penting bagi para pelaku usaha untuk mengetahui tentang cara menghitung valuasi perusahaan.
Dengan mengetahui valuasi atau nilai tersebut, Anda dapat mengetahui penilaian dari suatu bisnis atau usaha penyedia jasa dan barang. Nilainya pun bisa dipakai untuk menentukan harga saham ideal. Jika puas dengan valuasinya, simak panduan membeli saham untuk melakukan eksekusi pembelian. Penilaian tersebut meliputi semua komponen yang terkait dengan perusahaan tersebut.
Pengertian Valuasi Perusahaan
Valuasi perusahaan adalah metode untuk menentukan nilai ekonomi dari sebuah emiten, bisnis, atau startup. Nilai proyeksi valuasi sebuah perusahaan dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, seperti pembelian saham, perpajakan, dan pengamankan pinjaman.
Mengetahui nilai valuasi sangat penting baik bagi internal maupun eksternal perusahaan. Hal ini menjadi semakin penting ketika terdapat keputusan tentang akuisisi.
Misalnya, apabila PT X ingin mengakuisisi PT Y, maka sangat penting bagi PT X untuk mengetahui nilai valuasi dari PT Y. Hal ini disebabkan karena PT X harus membeli PT Y sesuai dengan nilai valuasi perusahaan yang dimiliki oleh PT Y. Praktik seperti ini sangat umum terjadi di dunia bisnis.
Perlu diketahui, nilai valuasi dapat berubah tergantung pada kondisi dan performa keuangan perusahaan. Oleh karena itu, penilaian atau valuasi harus dilakukan secara bertahap. Secara umum, harga dalam kasus akuisisi bisnis adalah hasil kesepakatan antara kedua belah pihak, yaitu PT X dan PT Y.
Meskipun valuasi PT Y dinyatakan sebesar 10 Miliar, sangat mungkin terdapat perusahaan lain yang menawar hingga puluhan miliar. Hal ini sangat umum terjadi di dunia bisnis, karena semua bergantung pada alasan valuasi yang dilakukan.
Cara Menghitung Valuasi Perusahaan
Untuk menghitung nilai valuasi, terdapat suatu metode populer yang sering digunakan, yaitu Discounted Cash Flow (DCF). Metode valuasi perusahaan ini menghitung estimasi arus kas perusahaan di masa yang akan datang dan memperhitungkan faktor nilai waktu uang. Selanjutnya, arus kas tersebut dipotong sesuai dengan waktu yang berkaitan dengan saat ini.
Secara umum, metode DCF terlihat sederhana untuk dilakukan. Namun, sebenarnya metode ini melibatkan beberapa tahapan yang cukup kompleks dalam mengestimasi arus kas masa depan perusahaan, menghitung faktor diskonto yang tepat, dan memproyeksikan kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, metode DCF memerlukan keahlian khusus dan perlu dilakukan oleh ahli valuasi atau analis keuangan yang terlatih.
Untuk menghitung valuasi saham dan bisnis dengan metode Discounted Cash Flow, Anda dapat mengikuti langkah sederhana berikut ini.
1. Susun Proyeksi Arus Kas
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyusun proyeksi arus kas usaha. Hal itu menjadi penting karena dalam berbisnis tidak melulu dilihat dari jumlah aset yang dimiliki saat ini, namun juga dari besarnya potensi bisnis untuk mendapatkan profit di masa yang akan datang.
Untuk melakukan itu, Anda harus membuat proyeksi dari arus kas perusahaan hingga lima tahun yang akan datang. Proyeksi tersebut dapat Anda buat dengan menggunakan bekal potensi dan juga rata-rata pertumbuhan perusahaan di tahun sebelumnya.
2. Hitung Nilai Proyeksi Arus Kas Masa Kini
Langkah kedua adalah dengan menghitung nilai proyeksi arus kas masa kini. Seperti kita tahu, daya beli dari uang satu juta saat ini pasti tidak akan sama nilainya dengan lima tahun yang lalu. Apabila Anda bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli meja 10 buah pada lima tahun lalu, maka saat ini mungkin hanya 5 buah meja saja yang dapat dibeli. Itu menunjukkan jika waktu menurunkan daya beli uang.
Kesulitan paling berat di langkah ini adalah Anda harus dapat membuat perkiraan tentang diskonto untuk mendapatkan nilai proyeksi arus masa kini. Untuk melakukannya, Anda dapat menggunakan beberapa faktor yakni, tingkat risiko pasar, tingkat bebas risiko. Rasio utang, tingkat suku bunga utang, beta saham, dan juga ekuitas perusahaan.
3. Jumlahkan Nilai Proyeksi Arus
Langkah berikutnya, Anda hanya perlu menjumlahkan nilai yang ada pada proyeksi arus saat ini untuk mendapatkan besaran nilai valuasi bisnis. Selain menggunakan Discounted Cash Flow, masih terdapat cara lain yang juga bisa digunakan untuk menghitung nilai suatu perusahaan seperti pendekatan berbasis aset dan pasar.
Tujuan Mencari Tahu Besar Nilai Valuasi
Pastinya terdapat suatu tujuan yang dimiliki oleh bisnis dengan mencari nilai valuasi. Nah, berikut ini adalah beberapa tujuan perusahaan melakukan perhitungan nilai valuasi perusahaan.
1. Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan
Nilai valuasi dari suatu usaha atau bisnis sangat tergantung dengan performa dari bisnis yang dijalankan. Jika performa bagus, maka besaran nilai valuasi juga akan tinggi. Apabila kondisinya seperti ini, perusahaan tetap akan mencari strategi ampuh untuk membuat investor saham tertarik ikut mengembangkan bisnis atau usaha.
Begitu juga sebaliknya, jika nilai valuasi kecil dan bisnis sedang mengalami kemunduran berkelanjutan, maka tindakan harus segera diambil agar kebangkrutan dapat dicegah. Salah satu caranya adalah dengan menjual atau merger dengan perusahaan yang lain.
2. Untuk Kepentingan Waralaba
Untuk dapat menerapkan strategi waralaba, wajib hukumnya bagi bisnis untuk mempunyai nilai valuasi yang baik. Strategi seperti itu, dinilai sangat ampuh untuk memperoleh keuntungan bagi bisnis atau usaha yang bergerak di dunia kuliner. Pada umumnya, pihak perusahaan menawarkan hak cipta produk kepada orang yang ingin mendirikan usaha serupa di tempat lain.
3. Mendatangkan Investor
Perusahaan yang punya nilai valuasi yang bagus pastinya akan dengan mudah dapat menarik kedatangan investor untuk membeli saham ke perusahaannya. Salah satu langkah paling mudah untuk mendapatkan laba besar bagi perusahaan adalah dengan investasi. Dengan begitu, emiten dapat berpotensi besar untuk bisa berekspansi ke bidang-bidang bisnis lainnya.
4. Penilaian Internal
Perusahaan yang baik haruslah mempunyai sistem penilaian internal. Penilaian tersebut salah satunya dapat dilihat berdasarkan nilai valuasinya. Dengan mengetahuinya, pihak perusahaan dapat mengetahui kondisi dari bisnisnya saat ini. Hal ini sangat penting untuk menentukan kebijakan apa yang akan diambil terkait dengan masa depan bisnis yang sedang dijalankan tersebut.
Pentingnya Valuasi dan Profit Perusahaan
Dalam memulai suatu bisnis, terdapat banyak sekali aspek yang harus diperhatikan. Anda tidak boleh hanya fokus dalam urusan profit saja. Jika hal tersebut sampai terjadi, maka kondisi perusahaan dapat memburuk sehingga akan memengaruhi kelangsungan bisnis Anda. Hal ini terutama penting karena sangat berpengaruh pada startup.
Oleh sebab itu, selain profit Anda juga harus memperhatikan valuasi. Anda dapat memantau nilai valuasi secara berkala untuk dapat meningkatkan profit. Selain kedua hal tersebut, Anda juga harus selalu memastikan jika konsumen selalu mendapatkan keuntungan dari produk milik Anda. Dengan begitu, akan terbentuk keadaan yang saling menguntungkan antara konsumen dan perusahaan.
Demikianlah tadi ulasan tentang pentingnya cara menghitung valuasi saham perusahaan menggunakan metode DCF. Dengan mengetahui nilai dari perusahaan, terdapat banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan untuk pengembangan dan pengambilan kebijakan.