Lompat ke konten
Daftar Isi

Ciri-ciri Keuangan Tidak Sehat dan Tips Mengelolanya

Keuangan tidak sehat

Anda hidup dari paycheck ke paycheck? Atau Anda memiliki pendapatan yang besar tapi selalu habis entah kemana? Bisa jadi ini tandanya keuangan pribadi Anda sedang tidak sehat. Meskipun bukan sesuatu yang harus diperiksakan ke dokter, namun keuangan yang tidak sehat juga bisa menimbulkan masalah keuangan, seperti hidup tidak kunjung mapan, atau bahkan stres. 

Menurut Investopedia ciri utama seseorang memiliki keuangan yang sehat adalah, memiliki pendapatan yang stabil, jarang terjadi perubahan pengeluaran, imbal hasil investasi yang bagus dan saldo yang terus bertambah. 

Kalau begitu, apa saja ciri keuangan yang  tidak sehat dan bagaimana cara mengelolanya? Simak pembahasannya berikut:

Ciri-ciri Keuangan Tidak Sehat

1. Pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan

Salah satu ciri utama keuangan tidak sehat adalah jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Misalnya, pendapatan Anda sebesar Rp3.000.000, sementara pengeluaran Anda sebesar Rp3.500.000. Defisit Rp500.000 ini tentu bisa Anda dapatkan dari sumber lain, entah itu uang saku, paylater atau bahkan utang bank. 

Apabila hal ini terjadi sekali dua kali karena kebutuhan mendesak tentu tidak masalah. Hal ini akan menjadi masalah apabila terjadi terus menerus, karena walau bagaimanapun, bunga bank dan paylater akan membebani keuangan pribadi Anda dalam jangka panjang.

2. Memiliki proporsi utang yang tinggi

Dalam manajemen keuangan pribadi, rambu-rambu utang yang sehat adalah maksimal 30% dari total pendapatan. Misalnya, pendapatan Anda per bulan adalah Rp3.000.000, maka nilai utang Anda dan bunganya maksimal adalah Rp1.000.000. Tujuan dari pembatasan ini adalah untuk memastikan kalau Anda mampu membayar utang tersebut dan kedepannya bisa mengakses utang atau kredit lain jika diperlukan. 

3. Tidak memiliki dana darurat

Dalam pengelolaan keuangan pribadi, dana darurat adalah hal yang krusial. Dana ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jika ada masalah finansial pada diri Anda maupun keluarga. Contohnya, Anda adalah tulang punggung keluarga dan dipecat dari pekerjaan, maka dana darurat Anda dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama Anda mencari kerja baru. 

4. Tidak memiliki asuransi

Ciri lain dari keuangan tidak sehat adalah tidak memiliki asuransi. Dalam piramida keuangan pribadi, asuransi adalah hal pokok yang harus Anda miliki sebelum berinvestasi. Hal ini khususnya asuransi kesehatan dan kecelakaan. Sebab, seringkali musibah berupa sakit atau kecelakaan terjadi tidak terduga. Adanya asuransi ini akan meringankan beban Anda untuk memenuhi biaya rumah sakit. 

Untungnya saat ini sudah ada asuransi wajib yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Sebagai pekerja, setidaknya Anda harus memiliki dua jenis asuransi ini untuk berjaga-jaga. 

5. Sering stres dalam mengatur keuangan

Anda sering takut kalau kebutuhan di masa depan tidak bisa terpenuhi? Sering khawatir tidak bisa membeli barang-barang yang diinginkan? Bisa jadi hal ini karena keuangan Anda tidak sehat. Orang dengan kondisi keuangan yang sehat tidak stres dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun keinginannya pribadi karena mampu memenuhinya atau bisa juga karena bisa mengontrol keinginan pribadi. 

Penyebab Keuangan Tidak Sehat

1. Gaya hidup boros

Salah satu penyebab keuangan seseorang tidak sehat adalah gaya hidup yang boros. Misalnya, untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, seperti kopi atau tas-tas branded dan lain sebagainya. Apalagi dengan kemudahan sistem pembayaran saat ini dengan adanya paylater, tentu peluang untuk memiliki gaya hidup yang tidak sehat dan berbagai masalah keuangan bisa lebih besar. 

2. Sandwich generation

Keuangan yang tidak sehat bisa jadi juga terjadi karena Anda adalah generasi sandwich karena harus merawat orang tua dan membiayai anak. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang hidup dari gaji ke gaji dan terjebak dalam rat race cycle.

3. Tidak bisa mengakses fasilitas kredit dengan bijaksana

Saat ini  ada banyak fasilitas kredit yang bisa Anda akses. Mulai dari kartu kredit, pinjaman perbankan, pinjaman online hingga paylater semua bisa dan dapat diperoleh dengan mudah. Namun apabila tidak dibatasi dan dikelola dengan bijaksana, berbagai fasilitas tadi justru akan membuat Anda terjebak dalam masalah keuangan.

4. Penyebab lainnya

Keuangan yang kurang sehat juga bisa disebabkan oleh masalah lain, seperti pengetahuan terhadap produk asuransi yang terbatas, masalah kepercayaan terhadap produk-produk perbankan, hingga kegagalan dalam meregulasi emosi saat membeli barang dan jasa.

Tips Mengelola Keuangan agar Tetap Sehat

1. Membuat rencana keuangan bulanan

Agar keuangan Anda tetap sehat dan stabil, Anda bisa membuat rencana keuangan bulanan. Dalam rencana keuangan tersebut, catat berbagai kebutuhan dan keinginan yang akan Anda beli dalam satu bulan keatas. Jangan lupa, siapkan juga pos untuk tabungan dan investasi.

2. Dahulukan membayar utang

Supaya bunga utang tidak berkembang dan membebani keuangan Anda dalam jangka panjang, pastikan Anda secara rutin membayar utang terlebih dahulu. Kalau bisa, usahakan nominal uang yang Anda setorkan untuk membayar utang tersebut lebih besar dibandingkan dengan yang seharusnya, supaya utang dapat dilunasi dengan lebih cepat.

3. Sisihkan, bukan sisakan

Alih-alih menunggu uang bulanan tersisa baru investasi, Anda bisa menyisihkan sebagian uang bulanan tersebut untuk investasi begitu mendapatkannya. Misalnya, pada tanggal 25 Anda gajian, maka pada saat itu juga sebagian uang gajian tersebut dialokasikan untuk tabungan dan investasi. Agar lebih disiplin, Anda bisa memanfaatkan fitur autodebet yang kini banyak disediakan oleh aplikasi tabungan maupun investasi. 

4. Komunikasikan kondisi keuangan dengan keluarga terdekat

Jika Anda sudah berkeluarga, maka komunikasikan rencana keuangan Anda dengan pasangan. Begitu pula jika Anda adalah sandwich generation, maka tidak ada salahnya Anda mengkomunikasikan kondisi keuangan Anda dengan orang tua maupun saudara. Tujuannya adalah supaya beban merawat orang tua bisa dibagi dengan lebih baik lagi. 

5. Minimalisir penggunaan transaksi nontunai

Meskipun adanya fasilitas pembayaran nontunai, seperti kartu debit, kartu kredit dan QRIS mempermudah proses pembayaran, namun tidak dapat dipungkiri juga kalau adanya fasilitas pembayaran nontunai ini juga berpotensi mendorong impulsive buying. Sediakan uang tunai yang cukup untuk membeli kebutuhan harian, baru jika mendesak, gunakanlah fasilitas pembayaran nontunai tersebut. 

Menjaga keuangan agar tetap sehat tidak hanya penting untuk diri Anda masa kini, tetapi juga untuk diri Anda di masa depan dan generasi selanjutnya kelak. Ajari juga si kecil mengatur keuangan yang baik supaya kelak hidupnya lebih aman, nyaman dan stabil.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *