Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Copy Trading dan Mengapa Banyak Digunakan

Copy Trading

Selain robot trading dan akun demo, ada satu teknik oleh trader pemula yang masih dalam proses belajar trading tapi ingin mendapatkan keuntungan. Cara tersebut adalah melalui copy trading. 

Belakangan ini, copy trading menjadi salah satu alternatif trading yang cukup populer baik itu untuk trading forex, saham maupun komoditas lainnya. Selain itu, sudah banyak juga perusahaan broker yang menyediakan fitur satu ini. 

Apa itu Copy Trading?

Copy trading adalah kegiatan menyalin posisi dan strategi dari trader yang lebih ahli. Trader lain yang lebih ahli ini disebut dengan master trader sementara orang yang menyalin strategi tersebut disebut dengan copy trader.

Banyak aplikasi copy trading pada tersedia pada platform-platform forex besar. Karena adanya fitur ini, banyak trader pemula yang bisa mendapatkan keuntungan trading hanya dengan menyalin strategi orang yang lebih ahli dengan tanpa mempelajari berbagai indikator teknis dan fundamental satu per satu.

Sebagai gantinya, trader ahli tersebut mendapatkan kompensasi entah itu berupa persentase dari keuntungan trading follower-nya maupun dalam bentuk komisi tetap. 

Mengapa Copy Trading Banyak Digunakan?

Dari sisi seorang trader, copy trading banyak digunakan karena:

1. Hemat waktu

Karena tidak perlu mempelajari indikator teknis forex dan fundamental satu per satu dan menerapkannya dalam trading, copy trading digunakan karena lebih hemat waktu dibandingkan trading secara manual. 

2. Edukasi

Platform copy trading juga memungkinkan pemain pemula untuk berhubungan secara langsung dengan master trader yang dia tiru. Dengan demikian, dia bisa bertanya langsung mengenai strategi trading yang menguntungkan dan alasan dibaliknya.

Lebih dari itu, tidak sedikit dari master trader yang juga berprofesi sebagai content creator. Biasanya, orang yang seperti ini memiliki komunitas belajar khusus bagi orang lain yang menggunakan strateginya.

3. Praktis

Keuntungan lain dari copy trading adalah caranya terbilang praktis. Trader hanya perlu mengunduh dan membuat akun di aplikasi copy trading yang tersedia lalu memilih master yang diinginkan. Dengan cara ini, trader juga bisa melakukan diversifikasi portofolio sesuai dengan portofolio master terkait.

Adapun bagi master trader, keuntungan dari copy trading adalah mendapatkan penghasilan tambahan diluar dari pekerjaan utama mereka dan keuntungan yang diperoleh dari trading itu sendiri. Sisi minusnya adalah orang yang menyalin berekspektasi kalau master trader terus mendapatkan keuntungan, sehingga kalau rugi, banyak trader penyalin yang akan menanyakan banyak hal kepada master tersebut.

Maka dari itu, tidak heran kalau aplikasi ini banyak diminati oleh trader pemula yang ingin belajar maupun trader berpengalaman yang ingin menambah pendapatan.

Cara Kerja Copy Trading

Setiap aplikasi atau website menerapkan tahapan berbeda-beda. Namun, secara garis besar, berikut ini beberapa cara copy trading:

  1. Trader membuat akun di aplikasi trading terkait dan menyetorkan dana deposit.
  2. Setelah dana deposit diterima, trader bisa memilih master trader dari daftar yang tersedia. Daftar master ini umumnya dilengkapi dengan profil termasuk pengalamannya di bidang trading dan keuangan, riwayat untung/ ruginya, komisi yang dia terapkan dan lain sebagainya. 
  3. Setelah trader menentukan master, trader tersebut bisa mengklik menu copy trading yang tersedia lalu memasukkan berapa modal copy trading yang ingin dia copy. Modal ini bisa dimasukkan dalam bentuk persentase maupun dalam satuan uang. 
  4. Setelah trader memasukkan modal, dia bisa memantau jumlah keuntungan atau kerugian trading beserta data-data pelengkap lainnya melalui aplikasi tersebut. 
  5. Beberapa platform juga menyediakan fitur sosial yang memungkinkan trader untuk bertanya langsung kepada master. 

Apakah Copy Trading Menguntungkan?

Menurut penelitian dari Dr. Yaniv Altshuler pada tahun 2012, social trading seperti copy trading cenderung menyediakan kesempatan lebih besar bagi trader untuk memperoleh keuntungan. Meskipun demikian, Altshuler menyebutkan bahwa tidak jarang trader pemula kurang bisa mengoptimalkan keuntungan tersebut dengan memilih master secara asal.

Penelitian lain pada tahun 2014 menyebutkan hal yang sama bahwa social trading cenderung menghadirkan positive return (Martino, dkk: 2014). Namun demikian, penelitian tersebut juga menyebutkan kalau return on investment (ROI) dari metode ini lebih rendah dibandingkan ROI trader biasa yang sukses. 

Disisi lain, Pelster dan Hoffman (2018) menyebutkan bahwa risiko menggunakan copy trading dan tipe sosial trading lainnya lebih besar dibandingkan trader biasa. Hal ini disebabkan oleh adanya disposition effect yang bisa mempengaruhi keputusan master trader. 

Disposition effect adalah perilaku seseorang yang cenderung lebih takut kerugian dibandingkan menikmati kenikmatan. Dalam kasus copy trading, master trader lebih takut transaksi yang dia lakukan menghasilkan kerugian dibandingkan menikmati keuntungannya. Akibatnya, ada kecenderungan master trader untuk menjual aset yang sedang naik tinggi karena takut merugi. 

Risiko Copy Trading

1. Kerugian tidak bisa dievaluasi

Risiko pertama adalah kerugian dalam jenis sosial trading ini yang tidak bisa dievaluasi karena trader hanya menyalin strategi orang lain. Strategi master trader memang bisa dievaluasi, namun tentunya tidak bisa sedalam evaluasi kerugian trading yang diakibatkan oleh strategi milik sendiri. 

Akibat lainnya dari kerugian yang tidak bisa dievaluasi ini adalah skill trader penyalin yang tidak berkembang. Hal ini karena evaluasi strategi penting untuk membangun strategi-strategi selanjutnya. 

2. Risiko teknis

Risiko lainnya adalah risiko teknis. Beberapa master trader mengeluhkan hal ini karena, akibat teknis aplikasi yang mereka gunakan transaksi yang mereka lakukan merugi dan para trader penyalin strategi tersebut berbondong-bondong meminta penjelasan dari master trader. 

Perlu diingat bahwasanya strategi teknis seperti, data yang tidak real time atau aplikasi macet bukanlah salah master trader sehingga, sebaiknya apabila master trader mengungkapkan kendala teknis seperti ini, pihak penyalin segera bertanya kepada penyedia aplikasi terkait. 

3. Risiko emosi

Seperti yang tertulis pada hasil penelitian di atas, master trader rentan terhadap disposition effect.  Hal ini karena kalau tradingnya merugi, master trader akan ditanyai oleh para trader penyalin. Ini tentu akan membuat emosi trader berpengalaman tersebut tertekan. Belum lagi fakta kalau hal seperti ini tidak dibantu oleh pihak penyedia layanan copy trading. 

Emosi yang tertekan ini bisa mengakibatkan keputusan-keputusan yang kurang logis dan bisa dipertanggung jawabkan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *