Bank adalah lembaga keuangan yang bertugas untuk menyalurkan dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana kepada masyarakat lain yang membutuhkannya. Pelanggan yang dilayani oleh lembaga keuangan ini datang dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat biasa hingga perusahaan.
Layanan yang diberikan oleh lembaga keuangan ini kepada masyarakat pada umumnya dan perusahaan tentu akan berbeda, mengingat kebutuhan kedua jenis konsumen ini juga berbeda. Layanan yang disediakan oleh bank untuk perusahaan inilah yang disebut dengan corporate banking.
Pengertian Corporate Banking
Secara garis besar, perbankan korporasi atau corporate banking adalah layanan dari bank yang disediakan untuk berbagai perusahaan. Menurut otoritas jasa keuangan, corporate banking adalah layanan perbankan yang disediakan untuk perusahaan skala besar dan memiliki struktur keuangan yang kuat dan kompleks.
Menurut corporate financial institute, layanan perbankan yang disediakan untuk perusahaan dapat terbagi menjadi tiga sesuai dengan ukuran perusahaan tersebut, yaitu:
- Business banking. Layanan ini disediakan untuk perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah yang umumnya memiliki struktur keuangan sederhana.
- Commercial banking. Layanan ini disediakan untuk perusahaan dengan berbagai skala bisnis, sehingga layanan yang disediakan juga lebih rumit dan bermacam-macam dibandingkan dengan jenis yang pertama. Biasanya, perusahaan yang menggunakan layanan ini adalah perusahaan yang sedang bertumbuh.
- Corporate banking. Layanan ini disediakan untuk perusahaan untuk perusahaan besar dengan pendapatan jutaan dolar dan memiliki karyawan dengan jumlah ribuan. Perusahaan-perusahaan seperti ini biasanya memiliki struktur keuangan kompleks dan tidak jarang sudah listing di bursa. Akibatnya, layanan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan ini juga lebih kompleks.
Contoh lembaga keuangan yang menyediakan layanan ini di Indonesia, seperti BNI, DBS, dan BJB.
Jasa dan Produk Corporate Banking
Jasa dan produk yang ditawarkan oleh lembaga keuangan ini antara lain:
- Layanan penyimpanan. Layanan penyimpanan tertentu, seperti deposito on-call atau deposito yang bisa diambil hanya dalam waktu 1 hari atau 1 minggu biasanya hanya disediakan untuk pelanggan perusahaan.
- Layanan pinjaman. Bank juga menyediakan layanan pinjaman kepada peminjam dalam bentuk perusahaan. Layanan pinjaman dari lembaga keuangan ini tidak jarang berbentuk pinjaman untuk mengembangkan proyek, membangun pabrik dan lain sebagainya.
- Layanan manajemen keuangan dan kas. Perbankan menyediakan layanan yang membantu perusahaan dalam mengatur uang kas dan likuiditas mereka yang lainnya.
- Layanan manajemen treasury. Manajemen treasury adalah kegiatan pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan demi mencapai target keuangan perusahaan tersebut. Hal ini termasuk mitigasi risiko keuangan, operasional dan reputasi perusahaan.
- Pembiayaan perdagangan. Lembaga keuangan ini menyediakan layanan yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasional perdagangan mereka. Contohnya adalah penerbitan letter of credit (loc) dimana bank “menalangi” dana perusahaan terlebih dahulu ketika perusahaan tersebut melakukan perdagangan internasional.
- Layanan terkait ketenagakerjaan, misalnya distribusi gaji, pemotongan untuk dana pensiun dan lain sebagainya.
- Real estate komersial. Dalam hal ini lembaga keuangan ini menawarkan jasa yang terkait dengan analisis aset perusahaan, seperti valuasi aset perusahaan dan lain sebagainya.
Bank penyedia jasa ini seringkali juga membuka jasa underwriting alias menjadi salah satu pihak yang membantu perusahaan untuk melakukan initial public offering (IPO).
Layanan khusus lainnya yang bisa Anda temui dalam corporate banking adalah syndicate lending. Syndicate lending adalah kasus dimana berbagai bank bekerjasama untuk memberikan kredit kepada satu perusahaan tertentu. Kredit ini bisa disalurkan melalui pembelian obligasi atau diberikan kepada perusahaan tersebut secara langsung. Syndicate lending bisa terjadi karena permintaan kredit sebuah perusahaan besar acap kali juga sangat besar, sedangkan setiap bank memiliki kebijakan tertentu untuk membatasi peminjaman sejumlah uang kepada setiap perusahaan.
Perbedaan Corporate Banking dan Retail Banking
Selain corporate banking, bank juga menyediakan jasa retail banking. Simak perbedaan antara keduanya, berikut ini:
1. Target konsumen
Sesuai dengan namanya, perbankan korporasi menargetkan konsumen dari kalangan perusahaan, khususnya perusahaan besar, sementara retail banking menargetkan konsumen dari masyarakat umum.
Perbedaan target konsumen ini juga mengakibatkan perbedaan nilai transaksi per konsumen. Dalam hal ini, pelanggan korporat cenderung mendatangkan nilai transaksi per klien yang besar, dibandingkan dengan transaksi per orang dari kalangan retail. Sebagai gantinya, lembaga keuangan ini memaksimalkan pendapatan ini dengan memperbesar jangkauan konsumen retail mereka.
2. Produk dan layanan yang ditawarkan
Seperti yang telah disinggung di atas, ada beberapa produk yang ditawarkan dalam perbankan korporasi namun tidak ditawarkan kepada masyarakat umum, seperti deposito on calls atau letter of credit (LoC). Sebaliknya, ada juga jasa yang ditawarkan kepada masyarakat umum tapi tidak ditawarkan ke perusahaan, misalnya jasa remitansi.
3. Layanan terkustomisasi
Bank umumnya memiliki standar tertentu saat menawarkan produk atau meminta hak mereka ke pelanggan. Standar-standar ini seringkali tidak berlaku untuk pelanggan perusahaan besar.
Perusahaan besar berkesempatan untuk mendapatkan layanan yang dibuat khusus untuk mereka, misalnya dengan negosiasi nominal dan frekuensi pembayaran. Bagi perusahaan, hal ini menjadi kesempatan untuk mendapatkan layanan terbaik dengan harga yang lebih terjangkau, sementara bagi bank, hal ini bermanfaat untuk mendapatkan pelanggan yang loyal.
4. Biaya transaksi
Secara garis besar, biaya transaksi retail banking relatif lebih kecil dibandingkan dengan perbankan korporasi. Lembaga keuangan ini lantas mengkompensasinya dengan meningkatkan jumlah nasabah retail. Selain itu, tidak jarang juga biaya transaksi yang ditawarkan bank kepada perusahaan mitra juga bisa dinegosiasikan demi untuk mempertahankan konsumen dari kalangan tersebut.
5. Jumlah pinjaman
Meskipun keduanya sama-sama membutuhkan credit scoring untuk memastikan kemampuan nasabah dalam membayar pinjaman, namun umumnya jumlah pinjaman yang diberikan bank kepada nasabah retail lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pinjaman yang mereka berikan kepada nasabah korporasi.
Hal ini setidaknya karena dua hal, yaitu kebutuhan nasabah retail yang lebih kecil dibandingkan dengan nasabah korporasi yang seringkali menggunakan pinjaman ke lembaga keuangan ini untuk membiayai proyek dan karena adanya potensi peningkatan pendapatan pada nasabah korporasi.
6. Volume transaksi
Umumnya, retail banking memiliki volume transaksi yang lebih besar dibandingkan dengan corporate banking. Hal ini karena bank jenis yang pertama meningkatkan pendapatan melalui peningkatan jumlah pelanggan retail yang menggunakan jasa mereka, sementara pada bank jenis kedua cenderung fokus pada perusahaan-perusahaan besar saja.
7. Keuntungan
Meskipun memiliki volume transaksi yang lebih rendah, namun corporate bank lebih menguntungkan dibandingkan dengan retail bank. Sederhananya hal ini karena tingginya biaya layanan yang harus dibayarkan oleh perusahaan atas jasa lembaga keuangan ini. Selain itu, bank juga lebih suka mempertahankan pelanggan dari perusahaan demi mendapatkan stabilitas pendapatan.