Lompat ke konten
Daftar Isi

IPO (Inital Public Offering): Pengertian, Cara Membeli, Mekanisme

Mengenal IPO

Mencermati sejumlah media, pasti kerap disebut mengenai IPO yang kepanjangannya adalah Initial Public Offering. Sebenarnya apa, mengapa dan bagaimana Initial Public Offering (IPO)? Segalanya akan dijelaskan dalam artikel berikut ini. Silakan terus membacanya.

Apa Itu IPO (Initial Public Offering)

IPO (Initial Public Offering) adalah penawaran saham perdana di mana sebuah perusahaan yang sebelumnya swasta menjadi terbuka untuk umum. Proses ini juga dikenal sebagai “Go Public”.

Tujuan IPO

Sebuah perusahaan bersedia menjual sejumlah sahamnya untuk dimiliki masyarakat tentu ada tujuan yang hendak dicapai. Beberapa tujuan utama perusahaan melakukan IPO yaitu :

1. Memperoleh modal dengan biaya rendah

Perusahaan memperoleh dana dari beberapa jalan, misalnya dengan menerbitkan obligasi atau hutang ke bank. Namun kedua pilihan itu dengan konsekuensi kewajiban, berupa membayar bunga. Sementara jika perusahaan menjual saham guna memperoleh uang maka perusahaan tak akan menanggung bunga.

2. Kondisi keuangan perusahaan menjadi lebih baik

Berkat dana murah tadi, perusahaan dapat melunasi hutang sekaligus merevitalisasi laporan keuangan tanpa menunggu waktu lama.

3. Peluang peningkatan usaha makin cepat

Perusahaan mungkin saja memanfaatkan dana internal dalam memodali ekspansi. Umpamanya saat akan mendirikan cabang baru. Namun bila punya dana tunai murah, perluasan usaha dapat dilakukan dengan cepat. Serta nantinya untuk masa mendatang prospek pertumbuhan perusahaan pun akan lebih terbuka.

4. Memperkuat image perusahaan

Sepak terjang perusahaan publik tentu senantiasa diperhatikan oleh media. Jika perusahaan dapat mengelola secara baik, maka opini dan tulisan dari media adalah sarana pemasaran tak langsung yang sangat efektif.

5. Mendongkrak value perusahaan keseluruhan

Berkat aksi IPO maka value yang dimiliki perusahaan berpotensi menguat dalam jangka panjang mengikuti harga sahamnya yang naik. Bilamana emiten punya performa bagus dari sudut pandang investor, tentu prospek naiknya harga saham pun akan besar.

Lazimnya jumlah saham yang dijual ke masyarakat cuma sedikit dibanding semua saham perusahaan. Contohnya PT Abadi menjual saham yang dimiliki ke masyarakat dengan porsi 20% dari keseluruhan saham. Banyak saham yang dijual ke masyarakat 2 juta lembar. Harga perdana adalah Rp 20.000 / lembar. Sehingga nilai perusahaan keseluruhan yaitu: (100 / 20) x harga x jumlah saham IPO = (100/20) x Rp 20.000 x 2.000.000 = Rp.200 miliar.

Umpamanya harga sesudah penawaran saham perdana melejit hingga Rp 40.000. Tentu nilai perusahaan keseluruhan saat ini menjadi = (100 / 20) x harga saham x jumlah saham = (100/20) x Rp 40.000 x 2.000.000 = Rp 400 miliar. Artinya naiknya harga saham sesudah IPO, pun bisa menaikkan harga perusahaan keseluruhan.

Cara Membeli Saham IPO

Kini, investor tak akan kesulitan berinvestasi saham, tak terkecuali membeli saham IPO.

Caranya tidak seperti cara pembelian saham pada umumnya. BEI menyediakan fasilitas agar investor bisa memesan saham IPO via online lewat aplikasi e-IPO.

Investor bisa melakukan registrasi e-IPO dari tautan: https://www.e-ipo.co.id/id/register.

Saat akan memesan saham IPO, hendaknya investor mengetahui dulu kinerja fundamental calon emiten tersebut dari laporan keuangan. Beberapa tahap memesan saham IPO secara online adalah sebagai berikut :

1. Pendaftaran

Isi alamat e-mail, memilih kategori investor apakah individu atau institusi serta melengkapi dokumen lain secara benar. Selanjutnya, investor bisa meng-autentikasi dengan mengetikkan kode OTP. Investor diwajibkan membuat password.

2. Verifikasi

Investor bisa menentukan broker atau perusahaan efek yang dikehendaki. Gunakan registrasi Single Investor Identification (SID) bagi investor yang sudah punya SID, atau Sub Rekening Efek (SRE) untuk yang belum punya SID. Bila perusahaan efek telah melakukan verifikasi, investor bisa log-in lalu mulai memesan saham IPO.

3. Submit order

Investor akan menjumpai data emiten yang dalam proses IPO. Berikutnya, investor bisa mencari saham yang hendak dibeli kemudian tekan tombol More Info. Investor bisa masuk ke Place Order, melengkapi data order, tekan tombol Send lalu mengetikkan kode OTP.

4. Menyiapkan dana

Emiten yang IPO kemudian memperoleh notifikasi via email apabila ada order yang dilakukan investor. Begitu verifikasi rampung maka pemesanan saham IPO pun diterima. Investor bisa membaca prospektus dan memberikan persetujuan prospektus di masa bookbuilding. Investor pun harus sudah menyiapkan dana di Rekening Dana Nasabah menjelang masa offering.

5. Mendapatkan saham

Investor bisa memperhatikan hasil penjatahan pada mekanisme memesan saham IPO di menu history. Investor akan menemukan status ‘Alloted’ apabila memperoleh saham sesuai order. Sementara apabila status yang tertera ‘Alloted with Scale Back’, itu artinya penjatahan disesuaikan, status ‘Not Alloted’ artinya tak memperoleh penjatahan kemudian status ‘Not Carried Over’ artinya order tak dilanjutkan untuk penjatahan.

Selain itu, investor juga bisa membelinya lewat sekuritas yang selama ini digunakan. Pastikan Anda memiliki akun pada sekuritas dengan reputasi baik agar mendapatkan layanan dan prioritas jika ada tawaran IPO.

Mengenal Pasar Saham

Pasar saham di Indonesia terdiri dari pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana adalah tempat di mana saham perusahaan dijual untuk pertama kali, biasanya sebelum dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Mekanisme Initial Public Offering (IPO) melibatkan perusahaan yang menawarkan saham mereka di pasar perdana. Biasanya, sekuritas akan menawarkan saham emiten tersebut kepada pengguna, sehingga investor dapat memesan saham dengan kuota terbatas. Setelah itu, saham IPO akan terdaftar di Bursa Efek sehingga kepemilikan perusahaan dapat diperdagangkan secara bebas oleh publik.

Saham perusahaan umumnya dijual kepada investor melalui skema IPO seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sementara itu, pasar sekunder merupakan kelanjutan dari pasar perdana setelah perusahaan melakukan IPO.

Proses perdagangan saham di pasar sekunder dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Jika pengguna menggunakan aplikasi perdagangan saham online untuk memesan saham, itu berarti melakukan transaksi di pasar sekunder. Pasar sekunder terdiri dari Pasar Reguler, Pasar Tunai, dan Pasar Negosiasi.

Pasar Reguler adalah pasar di mana saham diperdagangkan dalam satuan yang disebut “lot”. Satu lot setara dengan 100 lembar saham. Sistem perdagangan saham reguler menerapkan sistem tawar-menawar terus-menerus sampai waktu yang telah ditentukan berakhir.

Waktu perdagangan pasar reguler dibagi menjadi dua sesi, yaitu: Hari Senin hingga Kamis: jam 09.00 – 12.00 (sesi pertama) dan jam 13.30 – 15.49.59 (sesi kedua). Hari Jumat: jam 09.00 – 11.30 (sesi pertama) dan jam 14.00 – 15.49.59 (sesi kedua).

Pasar Tunai adalah jenis pasar saham yang memiliki mekanisme yang relatif mirip dengan pasar saham reguler, namun dengan metode transaksi yang berbeda. Jam aktif pasar tunai adalah: Hari Senin hingga Kamis: jam 09.00 – 12.00 dan Hari Jumat: jam 09.00 – 11.30.

Pasar Negosiasi adalah jenis pasar saham yang tidak mengikuti kedua jenis sebelumnya. Seluruh kesepakatan yang terjadi hanya didasarkan pada kesepakatan antara anggota bursa baik untuk jual maupun beli. Yang membedakan dengan pasar saham lainnya adalah kapasitas jumlah transaksi yang dilakukan. Selain itu, untuk pasar saham tunai negosiasi, hanya ada dua belah pihak yang terlibat, yaitu penjual dan pembeli.

Pasar Negosiasi juga memiliki jadwal perdagangan sendiri, yaitu: Hari Senin hingga Kamis: jam 09.00 – 12.00 (sesi pertama) dan jam 13.30 – 16.15 (sesi kedua). Hari Jumat: jam 09.00 – 11.30 (sesi pertama) dan jam 14.00 – 16.15 (sesi kedua).

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *