Lompat ke konten
Daftar Isi

Dampak Pemilu Terhadap Pasar Saham

Dampak pemilu terhadap pasar saham

Kurang dari dua minggu lagi, Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi besar 5 tahunan, yaitu pemilu. Seperti yang diketahui bahwasanya pergantian dari presiden yang lama ke presiden baru dapat mempengaruhi kebijakan dan kondisi ekonomi suatu negara. Akibatnya, pasar saham di negara tersebut juga akan terpengaruh. 

Lalu, apa dampak pemilu terhadap pasar saham di Indonesia? Simak selengkapnya berikut ini:

Dampak Pemilu Terhadap Pasar Saham Secara Historis

Dilansir dari pemberitaan CNBC, nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selaku indeks yang mewakili pergerakan harga saham di bursa secara keseluruhan menunjukkan adanya konsistensi kenaikan nilai dalam 4 kali pemilu berturut-turut. Ini artinya, selama masa pemilu, harga saham di Bursa Efek Indonesia cenderung mengalami penguatan. 

Pada pemilu tahun 2004, selama akhir 2003 sampai September 2004, IHSG naik hingga 17,70%. 5 tahun selanjutnya, nilai indeks harga saham ini naik 53,70% setelah pada tahun 2008 sempat mengalami kontraksi akibat krisis keuangan di Amerika Serikat. 

Pada tahun 2014, ketika Presiden Jokowi terpilih untuk pertama kali, nilai IHSG menguat hingga 17,60%. Namun pada pemilu tahun 2019, penguatan IHSG ini sempat mengalami perlambatan, meskipun pada akhirnya bisa naik hingga 4,60%. Hal ini diperkirakan karena pada periode pemilihan umum yang terakhir ini sempat ada ketegangan politik di Indonesia. 

Peningkatan harga saham dan IHSG saat pemilu ini sebenarnya bukan hal yang mengherankan. Sebab, selama masa pemilu tentunya ada dana yang akan mengucur dari pemerintah, partai maupun calon presiden dan legislatif kepada masyarakat. Bahkan diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk pilpres tahun ini mencapai 109,1 triliun rupiah. 

Dana tersebut tentunya digunakan untuk berbagai keperluan “pesta rakyat” ini, mulai dari kampanye di media sosial maupun offline, hingga menggaji Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Akibatnya, daya beli masyarakat semakin kuat dan dorongan untuk berinvestasi ke perusahaan-perusahaan yang kemungkinan terdampak juga menguat. 

Perkiraan Dampak Pemilu  2024 Terhadap Pasar Saham

Dengan adanya rentetan data positif selama 5 kali tahun pemilu di atas, tidak heran jika pemilu tahun 2024 ini juga bisa berdampak positif pada pasar saham di Indonesia. Genta Wira Anjalu, Chief Investment Officer dari Sinarmas Asset Management memperkirakan nilai IHSG pada tahun 2024 ini akan ditutup dengan nilai 7.700 (Info Bank News). Beberapa analis lainnya bahkan memperkirakan kenaikan nilai IHSG ini akan tembus hingga angka 7.900. 

Perlu Anda ketahui bahwasanya ketika tulisan ini dibuat (31 Januari 2024), nilai IHSG masih berada di level 7.205. Ini artinya, jika Anda membeli saham saat ini, maka dalam beberapa bulan kedepan Anda berpotensi untuk mendapatkan untung sebesar 500 hingga 700 rupiah per lembar saham. 

Sektor-Sektor yang Perlu Dipertimbangkan

Namun demikian, dampak pemilu terhadap harga saham di masing-masing sektor tentu akan berbeda. Berikut ini beberapa sektor saham yang dapat Anda pertimbangkan menjelang pemilu nantu:

1. Sektor konsumen

Seiring dengan peningkatan daya beli  seorang konsumen, semakin sering konsumen tersebut membeli barang kebutuhan hariannya, mulai dari shampoo hingga gula. Tidak hanya konsumen secara langsung, bisa jadi untuk kampanye, partai juga akan membagikan produk-produk konsumsi seperti sembako kepada masyarakat. Akibatnya, permintaan barang-barang konsumen akan meningkat. 

2. Sektor perbankan

Selaku lembaga penyalur keuangan, semua dana kampanye maupun dana operasional untuk pemilu tentunya akan ditransaksikan melalui lembaga ini. Akibatnya, transaksi keuangan di perbankan diperkirakan akan meningkat juga. Terlebih dengan meningkatnya daya beli konsumen, iklim bisnis di Indonesia juga diperkirakan akan semakin baik, sehingga akan ada banyak orang yang mengajukan kredit (pinjaman). 

5. Sektor media

Meskipun saat ini sudah banyak media sosial yang bersliweran di tengah masyarakat, namun tidak dapat dipungkiri kalau peran media massa yang lebih tradisional, seperti televisi dan koran masih kuat di Indonesia. Maka dari itu, tidak heran jika capres dan caleg tentunya akan berkampanye melalui media ini, sehingga berpotensi untuk meningkatkan pendapatan perusahaan media, khususnya perusahaan media yang memiliki afiliasi dengan partai tertentu. 

Isu Lain yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli Saham

Meskipun secara data historis IHSG diperkirakan bergerak positif selama pemilu, namun tentunya ada isu lain yang dapat mempengaruhi nilai indeks ini dan kinerja pasar saham secara keseluruhan sebelum membeli instrumen investasi yang satu ini. Isu-isu tersebut seperti:

1. Pemilihan presiden Amerika Serikat

Tidak hanya Indonesia, tahun 2024 ini juga merupakan tahun pesta demokrasi di Amerika Serikat, tepatnya pada tanggal 5 November 2024. Sebagai tuan rumah dari banyak perusahaan besar di dunia, seperti Apple dan Microsoft, perubahan tampuk kepemimpinan negara ini tentu akan mempengaruhi kebijakan ekonomi dan pergerakan harga saham di bursa Amerika. 

Sederhananya, jika presiden yang terpilih di negara ini diperkirakan dapat memperbaiki kondisi perekonomian Amerika, maka tentunya investor luar negeri akan beralih dari berinvestasi di pasar negara berkembang seperti Indonesia dan beralih membeli saha-saham Amerika. Akibatnya, nilai IHSG berpotensi mengalami penurunan. 

2. Kenaikan suku bunga acuan 

Hingga akhir tahun 2023 lalu, nilai suku bunga acuan BI (BI Rate) naik hingga 2,5 basis point untuk menghambat laju inflasi, sebagai langkah untuk menstabilkan nilai rupiah dan menanggapi kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral Amerika Serikat). Kenaikan suku bunga BI ini bisa mempengaruhi pasar saham dengan dua hal:

Pertama, penurunan konsumsi akibat suku bunga pinjaman dan simpanan bank yang lebih tinggi. Tingginya suku bunga bank akan menghambat penyaluran kredit dan mendorong masyarakat untuk lebih banyak menabung. Akibatnya, potensi keuntungan bank akan menurun dan 

Kedua, peningkatan suku bunga acuan akan mendorong obligasi yang baru terbit untuk meningkatkan nilai kupon yang mereka tawarkan. Akibatnya jika pasar saham dinilai kurang menguntungkan dan kompetitif, maka investor bisa beralih dari membeli saham dan menggantinya dengan obligasi. Baca hal di artikel pengaruh suku bunga acuan terhadap obligasi.

Lebih dari itu, sebelum membeli sebuah saham, tentunya Anda juga harus menganalisis saham tersebut dengan baik. Entah itu dengan menggunakan analisis teknikal saja, analisis fundamental saja atau keduanya. Sebab, saham yang dibeli dengan analisis yang baik tentunya akan bisa berdampak lebih panjang dibandingkan dengan membeli saham hanya karena isu-isu tertentu.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *