Lompat ke konten
Daftar Isi

Financial Forecasting: Pengertian, Jenis & Manfaatnya bagi Perusahaan

Financial Forecasting

Investor tentunya ingin berinvestasi pada sebuah perusahaan yang terus menghadirkan keuntungan. Untuk menentukan mana perusahaan yang seperti ini, investor perlu menggunakan data-data keuangan perusahaan tersebut di masa lalu. 

Sebaliknya, perusahaan juga menggunakan data-data tersebut untuk menyusun rencana bisnis kedepannya, sehingga rencana bisnis tersebut dapat diinformasikan kepada investor private maupun publik. Proses penggunaan data-data keuangan masa lalu untuk membuat rencana bisnis tersebut disebut dengan financial forecasting

Pengertian Financial Forecasting

Menurut Harvard Business Review, financial forecasting adalah proses pembuatan perkiraan kondisi keuangan sebuah perusahaan di masa depan dengan menggunakan data-data kinerja historis mereka. 

Meskipun demikian, kegiatan ini tidak hanya melibatkan variabel-variabel statistik internal perusahaan saja, tetapi juga variabel ekstrinsik yang bisa berpengaruh secara langsung terhadap kinerja perusahaan, seperti tingkat inflasi dan kinerja industri dan juga melibatkan asumsi-asumsi. 

Menurut publikasi di laman Corporate Financial Institute, setidaknya terdapat dua pendekatan dalam melakukan financial forecasting, yaitu pendekatan realistik dan pendekatan robust. Setiap pendekatan memiliki karakteristik berbeda yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 

Pada pendekatan pertama, model dalam financial forecast ditulis secara mendetail. Misalnya pada industri ritel, pertumbuhan keuangan dituliskan dengan cara memperkirakan pertumbuhan area toko setiap tahunnya. Pendekatan ini dapat Anda gunakan jika perusahaan Anda membutuhkan perbandingan keuangan yang mendetail atau ingin melakukan merger dan akuisisi. 

Pada pendekatan kedua, financial forecasting hanya ditulis secara global saja. Misalnya, jika perkiraan inflasi tahunan adalah 5%, maka potensi pendapatan perusahaan juga akan naik 5% tahun depan, begitu pula seterusnya. 

Tidak hanya pada bisnis dan perusahaan swasta, financial forecasting juga perlu dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dalam kedua dokumen ini, pemerintah pusat dan daerah harus menghitung berapa dana yang dibutuhkan untuk eksekusi sebuah program dalam jangka waktu 5 tahun kedepan. 

Perbedaan Financial Forecasting dan Budgeting

Baik budgeting maupun financial forecasting sama-sama dibutuhkan untuk menyusun rencana kinerja perusahaan kedepannya. Namun demikian, konsep forecasting dan budgeting memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Berikut ini beberapa Perbedaan antara kedua konsep ini menurut laman Investopedia:

Budgeting

  1. Menuliskan estimasi kinerja keuangan, seperti pendapatan, laba bersih, beban yang diekspektasikan oleh perusahaan. 
  2. Dapat disusun sekali dalam satu periode akuntansi dan dibandingkan dengan nilai aktualnya ketika periode akuntansi tersebut sudah berakhir. 
  3. Budgeting merepresentasikan target yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Financial Forecasting

  1. Menuliskan perkiraan pendapatan, laba dan variabel keuangan lainnya berdasarkan data variabel yang sama pada masa lalu. 
  2. Dapat dibuat untuk berbagai kerangka waktu, baik itu jangka pendek, menengah hingga jangka panjang. 
  3. Perubahan pada financial forecasting bersifat fleksibel, bisa diubah sesuai dengan kondisi ekonomi, atau diubah secara reguler setiap bulannya. 
  4. Alih-alih menuliskan goals, teknik financial forecasting fokus untuk melihat apakah goal yang ada dalam budgeting bisa tercapai dalam satu periode waktu. 

Jenis-Jenis Financial Forecasting

Berdasarkan metode penghitungannya, setidaknya financial forecasting terdiri dari dua jenis, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Berikut ini penjabaran setiap metode yang ada dalam dua jenis tersebut:

Kuantitatif

Kelebihan metode ini adalah cocok untuk bisnis dengan cakupan yang luas dan membutuhkan analisis yang cepat. Namun kekurangannya adalah, semakin banyak data yang dibutuhkan, maka semakin mahal pula biaya analisis yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

1. Percent of sales

Dalam metode ini, data setiap variabel keuangan di masa lalu dibandingkan dengan data penjualannya. Hasil perbandingan tersebut, kemudian digunakan untuk memperkirakan nilai variabel terkait di masa depan. 

Misalnya, nilai harga pokok penjualan (HPP) perusahaan selalu 65% dibandingkan dengan nilai penjualannya. Jika tahun ini nilai HPP adalah sebesar Rp 7,800,000 dan diperkirakan tahun depan akan naik 5%, maka nilai HPP dan pendapatan tahun depan adalah sebesar Rp8.910.000 dan Rp12.600.000. 

2. Straight line

Dalam metode ini, pertumbuhan perusahaan diperkirakan tidak akan berubah dari tahun lalu. Misalnya, pertumbuhan pendapatan perusahaan Anda tahun lalu adalah sebesar 5%, maka, diperkirakan tahun depan pendapatan perusahaan tersebut juga akan naik sebesar 5%. Kekurangan metode ini adalah, metode ini tidak memperhitungkan fluktuasi bisnis sebagai faktor yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan. 

3. Moving average

Sesuai dengan namanya, metode forecasting yang satu ini menggunakan rata-rata atau rata-rata tertimbang dari data pertumbuhan perusahaan sebelumnya untuk memperkirakan potensi pertumbuhan perusahaan dalam satu periode ke depan. 

Kelebihan dari faktor ini adalah, financial analyst sudah memperhitungkan fluktuasi kondisi bisnis perusahaan. Selain itu, membuat perkiraan keuangan menggunakan metode ini cocok untuk membuat perkiraan dalam jangka pendek. 

4. Regresi

Dalam metode regresi sederhana maupun multiple, financial analyst akan menganalisis dua variabel, yaitu variabel dependen yaitu  variabel yang diperkirakan nilainya di masa depan dan variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen. 

Misalnya, Anda memperkirakan nilai penjualan di masa depan. Maka, variabel dependen berisi data penjualan, sementara variabel independen berisi nilai dari faktor-faktor yang bisa mempengaruhi besar kecilnya nilai penjualan, seperti selera masyarakat, harga barang, kondisi ekonomi dan lain sebagainya. Variabel-variabel tersebut kemudian dimasukkan dalam model berikut:

Y = BX + A

Keterangan:

Y⁠ = Variabel dependen

B = Koefisien pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 

X = Variabel independen (bisa lebih dari 1). 

A = Konstanta atau intercept. Konstanta ini adalah nilai variabel independen jika tidak ada perubahan pada variabel dependen. 

Kualitatif

Metode ini cocok untuk memperkirakan kinerja bisnis dengan cakupan yang terbatas secara akurat. Akan tetapi, kekurangannya adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan bisa jadi akan besar, mengingat hal ini membutuhkan diskusi dari para ahli.

5. Delphi method

Berbeda dengan 4 metode di atas, metode 5 dan 6 merupakan metode kualitatif. Dalam delphi method fasilitator akan menyebarkan kuesioner kepada para ahli terkait dengan perkiraan pertumbuhan perusahaan terkait berdasarkan pengalaman mereka. Target dalam metode ini adalah adanya kesepakatan antara para ahli tersebut mengenai perkiraan pertumbuhan perusahaan tersebut. 

6. Analisis pasar

Financial forecasting menggunakan metode ini tidak hanya menggunakan data historis perusahaan saja, tetapi juga mengolah data industri dan ekonomi secara umum. Metode ini cocok untuk digunakan oleh perusahaan rintisan yang masih belum memiliki data keuangan historis. 

Manfaat Financial Forecasting bagi Perusahaan

Financial forecasting adalah sebuah proses yang harus dilakukan oleh perusahaan. Hal ini karena proses ini memiliki beberapa manfaat berikut:

  1. Membantu top management perusahaan untuk menentukan kebijakan bisnis perusahaan tersebut kedepannya. 
  2. Menyusun alokasi modal perusahaan di masa depan. 
  3. Menjadi salah satu bahan untuk menyusun strategi manajemen risiko.
  4. Untuk mengantisipasi perubahan ekonomi dan iklim bisnis. 
  5. Bagi perusahaan rintisan, financial forecasting juga bermanfaat untuk menggaet investor baru. 

Kesimpulannya adalah, meskipun belum tentu terjadi, financial forecasting tetap dibutuhkan oleh sebuah perusahaan untuk meminimalisir risiko, menyusun strategi yang tepat guna dan mendapatkan investor.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *