Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu FOMO dan Cara Mengatasinya

Fear of missing out (FOMO)

Dalam berbagai artikel di investbro.id penulis telah menekankan bahwasanya fear of missing out (FOMO) alias takut ketinggalan dan greedy atau rakus adalah sikap yang harus dihindari saat trading atau investasi. Alasannya adalah FOMO dan rakus bisa membuat investor atau trader mengambil keputusan dengan tanpa alasan yang logis. 

Akan tetapi, apa FOMO itu sebenarnya dan bagaimana bisa FOMO menjadi fenomena yang banyak kita temukan di zaman internet seperti sekarang ini? Yuk kita bahas!

Apa itu FOMO?

FOMO adalah singkatan dari fear of missing out atau sindrom takut ketinggalan. Sindrom takut ketinggalan ini bisa terjadi dalam berbagai kondisi seperti, kumpul alumni, pesta, gosip atau berita terakhir, termasuk juga gosip dan berita terakhir yang menyangkut tentang investasi. 

Konsep tentang FOMO sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1996 dan awal era 2000-an. Namun sindrom ini mulai tampak nyata ketika penggunaan handphone dan media sosial membuat arus informasi seolah tak terhenti setiap menitnya. 

Penyebab FOMO

Sikap FOMO bisa terlahir dari gabungan beberapa penyebab yaitu:

1. Keinginan untuk bersosialisasi dan aktualisasi diri terhadap lingkungan

Misalnya, Anda up to date informasi-informasi tertentu supaya kalau diajak ngomong oleh kolega bisa nyambung atau bahkan seolah “tampak pintar”.

2. Rasa rendah diri dan tidak berguna

Menurut psikolog klinis Lauren Hazzouri sebagaimana dinukil oleh satupersen.net, rasa rendah diri dan keinginan untuk dianggap berharga dan berguna adalah penyebab utama FOMO.

3. Konsumsi sosial media

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya adanya media sosial memperparah dampak FOMO. Hal ini karena media sosial seringkali dijadikan untuk pelarian bagi orang yang merasa rendah diri. Padahal bisa jadi, konsumsi media sosial akan menambah rasa FOMO ini sebab orang-orang cenderung mengunggah kebahagiaan mereka. 

Pada kasus investasi atau trading, bisa jadi Anda melihat influencer trading favorit Anda mendapatkan keuntungan dari investasi pada aset tertentu lalu dengan tanpa pikir panjang Anda membeli aset yang sama dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan yang setara. Tidak menutup kemungkinan juga Anda melihat saham yang harganya naik tinggi lalu dengan tanpa pertimbangan matang langsung membelinya. 

Bahaya Terkena FOMO

1. Kehilangan uang

Bahaya utama sikap FOMO dalam konteks investasi tentu saja kehilangan modal trading dan investasi Anda. Karena sikap FOMO, Anda bisa jadi membeli saham gorengan atau lupa memasang stop loss sehingga ketika harga aset tersebut mendadak turun, nilai investasi Anda bisa langsung terjun bebas dengan tanpa pengaman.

2. Masalah kesehatan

Selain masalah keuangan, sikap FOMO baik itu dalam dunia trading maupun sosial bisa mengakibatkan masalah kesehatan. Menurut laman psychcentral.com, FOMO bisa mengakibatkan masalah seperti, sakit kepala, kurang tidur, kecapekan, burnt out (kecapekan luar biasa), dan lain sebagainya. 

3. Masalah psikologis

Rasa takut ketinggalan berita-berita terkini juga bisa mengakibatkan masalah pada psikologi seseorang. Masalah psikologis tersebut seperti, kehilangan motivasi hidup, rasa kesepian, gangguan kecemasan dan bahkan depresi. Tentunya masalah psikologis ini akan lebih parah jika FOMO terjadi di dunia trading mengingat bahwasanya trading juga melibatkan uang dan kekayaan pribadi lainnya. 

Cara Mengatasi FOMO

Lalu, bagaimana cara mengatasi FOMO khususnya di dunia trading?

1. Menerima diri sendiri

Langkah pertama untuk mengatasi FOMO adalah menerima kondisi diri sendiri. Sadari bahwasanya Anda adalah manusia yang tidak selalu bahagia, tidak selalu mendapatkan keuntungan dan tidak selalu bisa up to date dengan segala informasi yang ada di dunia ini. 

Dalam kasus trading dan investasi, hal ini juga dapat diartikan dengan:

  1. Memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil diri, dan tidak memilih instrumen yang sedang ngetrend di kalangan sekitar Anda termasuk crypto.
  2. Sadar bahwasanya investasi tidak melulu mengenai keuntungan, tetapi juga mengenai bagaimana Anda bisa mengatasi rasa kecewa akibat kerugian. 
  3. Memilih jam trading dan investasi yang sesuai dengan jadwal Anda sehari-hari meskipun jam trading tersebut tidak terletak pada sesi perdagangan dengan likuiditas tertinggi. 

2. Membatasi penggunaan media sosial

Langkah kedua adalah dengan membatasi penggunaan media sosial dan internet termasuk apabila media sosial tersebut untuk belajar trading dan investasi. Anda bisa membatasi penggunaan media sosial ini dengan banyak cara seperti:

  1. Tidak menggunakan aplikasi tertentu jika dirasa tidak penting dan hanya demi up to date info saja. 
  2. Menggunakan aplikasi sesuai dengan kegunaannya. Misalnya, YouTube untuk belajar trading sama mendengarkan musik saja, Instagram untuk menjalin silaturahmi dengan teman lama, Facebook untuk jualan dan lain sebagainya. 
  3. Membatasi jam dan hari penggunaan media sosial. Misalnya, medsos hanya dipakai untuk mengisi kekosongan saat berangkat kerja, sabtu minggu handphone dimatikan khusus untuk quality time bareng keluarga. 
  4. Matikan notifikasi ponsel termasuk sinyal trading. Apabila Anda masih kurang nyaman tidak bisa memanfaatkan sinyal trading secara maksimal, maka Anda disarankan untuk menggunakan expert advisor atau robot trading sehingga jam tidur, jam kerja dan jam untuk keluarga Anda tidak terganggu dengan sinyal trading.
  5. Puasa media sosial selama beberapa waktu entah itu satu hari atau dua hari setiap sabtu dan minggu. 

3. Membangun interaksi offline

Seperti yang tertulis di atas, seringkali FOMO timbul karena rasa rendah diri dan ketidakbahagiaan dengan diri sendiri sehingga perlu mencari pelarian di media sosial. Well, media sosial memang menyediakan solusi sementara, namun demikian sebaiknya Anda juga membangun koneksi offline misalnya dengan cara:

  1. Bertemu secara langsung dengan orang-orang yang Anda kenal melalui media sosial. Meskipun perlu ekstra hati-hati, namun tidak masalah juga jika Anda bisa bertemu dengan kenalan online ini untuk membangun relasi yang lebih baik lagi. Contohnya dengan ikut seminar investasi dan trading offline yang diadakan komunitas. 
  2. Ikut komunitas atau kursus offline sesuai dengan minat Anda. 
  3. Berinteraksi dengan tetangga, entah itu tetangga rumah, tetangga kamar dan lain sebagainya. 

4. Mencari sumber kebahagiaan lain

Perlu Anda sadari bahwasanya sumber kebahagiaan itu ada banyak dan tidak hanya ketika Anda dianggap pintar atau up to date atau terus menerus mendapatkan keuntungan investasi. Anda bisa jadi bahagia ketika Anda mendapatkan pemicu dari 4 hormon bahagia yaitu dopamin, serotonin, oksitosin dan endorfin. Keempat hormon ini bisa Anda dapatkan ketika Anda berolahraga, bermain dengan anak-anak atau orang terkasih atau mendengarkan musik favorit.

JOMO (Joy Of Missing Out)

Kebalikan dari FOMO adalah JOMO atau joy of missing out atau menikmati apa yang Anda lakukan sehari-hari dengan tanpa peduli apa yang dilihat oleh orang lain di sekitar Anda. Langkah pertama yang bisa Anda lakukan untuk JOMO adalah percaya bahwasanya JOMO is the new FOMO. Langkah kedua adalah dengan menerapkan berbagai tips mengatasi sindrom FOMO di atas.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *