Lompat ke konten
Daftar Isi

Industri Hospitality: Pengertian, Contoh, Jenis

Industri hospitality

Industri hospitality adalah salah satu sektor bisnis yang paling terdampak pandemi covid19 lalu. Hal ini karena jumlah konsumen yang membeli produk dan jasa di sektor ini menurun drastis akibat adanya pembatasan sosial. 

Seiring dengan menurunnya jumlah penderita covid dan membaiknya ekonomi Indonesia, sejak tahun 2022 industri ini mulai menggeliat kembali. Maka dari itu, tidak heran jika saham sektor hospitality, seperti hotel atau pariwisata menjadi salah satu saham yang patut dipertimbangkan oleh investor tahun ini. 

Namun demikian, apakah yang dimaksud dengan industri hospitality? Dan perusahaan dengan produk apa saja yang bisa masuk ke dalam kategori ini? Simak lengkapnya berikut ini:

Pengertian Industri Hospitality

Industri hospitality adalah sektor bisnis yang berkaitan dengan penyambutan dan pelayanan tamu dengan keramahtamahan. 

Semua orang bisa berlaku ramah kepada orang yang mereka pilih. Namun pelaku industri ini dituntut untuk ramah kepada setiap konsumen yang menggunakan produk dan jasa mereka. Oleh karena itu, sektor ini paling terpukul saat pandemi karena jumlah konsumen yang datang menggunakan jasa dan produk mereka menurun drastis.

Contoh Industri Hospitality

1. Hotel atau penginapan

Hotel atau penginapan adalah salah satu bisnis yang sangat bergantung pada kualitas keramahtamahan dalam menyambut tamu. Seorang tamu tentunya tidak akan datang kembali menggunakan jasa hotel atau penginapan tersebut apabila kualitas pelayanan dan fasilitasnya kurang baik.

Biasanya, hotel atau penginapan tidak hanya menyediakan akomodasi saja, tetapi juga layanan pelengkap. Layanan pelengkap ini, seperti restoran dan kafe, ruang dan jasa untuk meetings, incentives, conventions and exhibitions (MICE) atau layanan travel untuk tamu-tamu tertentu. Setiap layanan ini umumnya bisa dipesan secara terpisah, namun kualitas layanan dan keramahtamahan tetap berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. 

2. Taman bermain

Perusahaan penyedia fasilitas taman bermain atau pengelola tempat wisata, seperti Dufan atau Ancol juga termasuk ke dalam industri hospitality. Berbeda dengan hotel, layanan yang disediakan berupa hiburan, mulai dari live music, atraksi, wisata alam dan buatan serta masih banyak lainnya. 

Meskipun memiliki konsep yang berbeda dengan hotel, namun pengunjung yang datang ke taman bermain umumnya memiliki motif yang mirip dengan pengunjung hotel, yaitu melepaskan penat dan mencari hiburan bersama keluarga atau orang tercinta. Maka dari itu, tidak heran jika bisnis ini juga termasuk usaha hospitality. 

3. Bioskop

Bioskop juga merupakan salah satu contoh industri hospitality. Penyedia jasa ini dituntut untuk menghadirkan film yang sesuai dengan selera konsumen pada waktu terkait dan menyediakan pengalaman menonton terbaik. 

Penyediaan pengalaman menonton terbaik ini bisa hadir dalam bentuk kualitas layar dan sound yang dihadirkan harus pas, tempat duduk yang bersih dan nyaman, serta pelayanan dari customer service dan cleaning service terbaik. Biasanya, pihak bioskop juga memiliki restoran atau cafe sendiri untuk melayani penonton yang ingin makan sebelum atau setelah menonton film. 

4. Bisnis Open Trip

Bisnis open trip nyaris mirip dengan bisnis travel dan tourism pada umumnya. Konsepnya adalah, pengunjung digabung dengan pengunjung lainnya dari rombongan berbeda untuk berwisata dalam periode waktu tertentu. Pengguna jasa open trip bisa datang sendirian atau bersama beberapa teman. 

Berbeda dengan travel biasa, umumnya open trip tidak dilengkapi dengan asuransi perjalanan. Selain itu, biasanya perjalanan juga hanya dilakukan selama 1 hari 1 malam dan memiliki patokan harga yang cukup terjangkau. Meskipun sedikit berisiko, namun berwisata dengan tipe jasa ini cocok untuk pelajar atau mahasiswa. 

Jenis-Jenis Industri Hospitality

Berikut ini beberapa pengelompokan bisnis di bidang ini:

1. Jasa akomodasi

Jasa akomodasi adalah bisnis yang menyediakan tempat untuk menginap kepada para tamu. Jenis akomodasi ini sangat luas, mulai dari hotel bintang 1-5, penginapan, kostel, bunk bed & breakfast, homestay dan bahkan di beberapa tempat juga menyediakan penginapan berkonsep alam dalam bentuk sewa tenda dan perlengkapannya. 

2. Jasa tour and travel

Jenis industri hospitality yang lainnya adalah jasa tour dan travel. Sama seperti sektor akomodasi, bisnis ini juga bisa terbagi ke dalam berbagai model mulai dari sewa kendaraan bermotor biasa, sewa kendaraan bermotor khusus (seperti Limousin atau Alphard), bisnis travel dengan konsep biasa atau bisnis travel dengan konsep open trip. 

3. Bisnis rekreasi

Bisnis rekreasi ini adalah sektor industri hospitality yang bertujuan untuk memberikan penghiburan dan kenyamanan bagi pengunjungnya. Sektor ini bisa terbagi ke dalam berbagai macam bisnis juga, mulai dari pengelolaan tempat wisata dan taman bermain, hingga museum. 

4. Food and Beverages

Sektor F&B atau restoran dan cafe juga termasuk bagian dari industri hospitality. Biasanya, bisnis ini terletak di sekitar area tempat rekreasi entah itu tempat wisata atau museum atau bisa juga bergabung dengan bisnis lainnya di atas. Misalnya hotel umumnya tidak hanya menyediakan penginapan, tetapi juga beberapa restoran dan cafe untuk pelengkap. 

Karakteristik Industri Hospitality

1. Bertujuan untuk menghibur pelanggan

Terlepas dari apapun bentuknya, tujuan utama dari bisnis di industri hospitality adalah menyediakan layanan terbaik kepada pelanggan, sehingga pelanggan terhibur. Maka dari itu, aspek salam, senyum dan sapa di sektor ini sangat diperhatikan. Begitu pula dengan kebersihan dan tata letak lokasi bisnisnya. 

2. Tergantung musim

Bisnis hospitality umumnya akan lebih ramai didatangi pengunjung ketika weekend, musim liburan sekolah atau akhir tahun. Sebab, waktu-waktu tersebut adalah saatnya masyarakat untuk istirahat sejenak dari rutinitas yang mereka lakukan, entah itu bekerja atau sekolah, dan merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul bersama orang-orang tercinta. Oleh sebab itu, tinggi besarnya pendapatan pelaku di sektor ini juga tergantung musim ini.

3. Kepuasan pelanggan adalah segalanya

Dalam industri hospitality, ungkapan “pelanggan adalah raja” relatif lebih ditekankan apabila dibandingkan dengan industri lainnya. Bahkan, beberapa subsektor bisnis ini menerapkan sistem gaji yang menuntut karyawan mereka untuk lebih memuaskan pelanggan, supaya pelanggan tersebut memberikan tip tambahan. 

Dampak Industri Hospitality Terhadap Perekonomian

Apabila dibandingkan dengan jenis industri yang lain, industri hospitality terkenal memiliki dampak penularan (multiplier effect) yang tinggi. Hal ini dalam artian, banyak orang yang berwisata ke suatu tempat wisata misalnya, tidak hanya akan membayar tiket untuk masuk ke lokasi tersebut dan menjajal area bermain yang tersedia akan tetapi mereka juga akan makan di restoran atau warung di dekat lokasi wisata tersebut. Akibatnya, yang diuntungkan tidak hanya pengelola wisata, tetapi juga pemilik warung (UMKM). 

Contoh lain dari multiplier effect ini adalah ketika orang pergi ke suatu tempat untuk menghadiri sebuah konser. Orang tersebut tentunya tidak hanya akan membeli tiket konser dan menikmati musiknya, tetapi juga perlu membeli tiket transportasi, menyewa penginapan atau hotel dan makan di warung atau restoran terdekat. Akibatnya, yang mendapatkan keuntungan bukan hanya penyelenggara konser tersebut saja, tetapi juga pemilik hotel, penyedia jasa tour and travel dan pemilik warung atau restoran. 

Dalam banyak kasus, industri hospitality ini juga bisa mendatangkan tambahan devisa untuk negara. Sebab, industri hospitality di Indonesia tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara. 

Apakah Berbisnis di Industri Hospitality Menjanjikan?

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya dalam beberapa tahun ini kecenderungan masyarakat Indonesia untuk berwisata dan menikmati layanan hiburan lainnya cukup meningkat. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan jumlah penonton film dalam negeri yang tembus 9 juta orang, jumlah tertinggi sejauh ini. Belum lagi jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang terus meningkat. 

Namun umumnya, untuk membuka bisnis di bidang ini cukup menguras modal. Belum lagi potensi pendapatan yang tidak pasti (tergantung musim), sehingga boleh dikatakan kalau berbisnis di sektor ini cukup menguntungkan, tetapi juga berisiko tinggi.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *