Lompat ke konten
Daftar Isi

Menggali Potensi Investasi di Dunia Barang Antik

Investasi barang antik

Investasi tidak hanya melulu soal membeli saham dan reksadana. Investasi juga bisa berupa membeli sebuah barang berharga entah karena butuh atau senang dan menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Apabila Anda bisa memilih dan merawatnya dengan benar, bisa jadi barang antik yang Anda beli bisa dijual dengan harga berkali-kali lipat dibandingkan dengan harga aslinya loh. 

Lihat saja jam tangan aktor Amerika Serikat, Paul Newman. Newman dikenal sebagai aktor dan pembalap yang nyaris selalu menggunakan jam tangan Rolex Daytona pemberian istrinya sejak tahun 1972-2008. Ketika masuk pelelangan pada tahun 2017 lalu, jam tangan ini berhasil terjual dengan harga $17.75 juta USD. Padahal ketika pertama kali dibeli, diperkirakan harga jam tangan tersebut sekitar $210 USD dan kini jam tangan Rolex series Daytona paling mahal dijual kurang dari 1 juta USD. Menggiurkan bukan?

Tapi, investasi barang antik tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Simak selengkapnya berikut ini:

Mengapa Investasi di Barang Antik?

Terdapat beberapa faktor yang membuat sebuah barang antik menarik untuk dijadikan instrumen investasi, yaitu:

  1. Supply terbatas. Barang antik ini biasanya berupa barang-barang seni yang membutuhkan kreativitas tinggi dan tidak jarang pembuatnya hanya membuat karya seni tersebut dalam jumlah terbatas. Akibatnya ketika karya seni tersebut terbilang bagus dan unik, akan banyak kolektor yang ingin membelinya, sehingga harganya naik. 
  2. Nama baik pembuat. Selain jumlah supply yang terbatas, nama baik pembuat karya seni tersebut juga bisa mendongkrak nilai penjualan sebab, setiap seniman memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain. Maka dari itu, tidak heran jika lukisan dari pelukis-pelukis ternama, seperti Van Gogh atau Affandi cenderung mahal di pasaran. 
  3. Nilai sejarah. Barang antik seringkali tidak hanya diburu karena memiliki kualitas keindahan yang tidak ada duanya, tetapi juga karena nilai sejarahnya yang besar. Misalnya, piringan hitam pertama The Beatless yang tentunya menjadi buruan penggemar fanatik band asal Amerika Serikat ini. 
  4. Mengoleksi barang yang disukai itu menyenangkan. Seringkali, investor atau kolektor barang antik tidak semata-mata ingin mendapatkan keuntungan dari instrumen investasi ini, tetapi juga karena mereka menyukai seni yang ditampilkan dalam barang tersebut. 

Jenis Barang Antik yang Sering Dijadikan Koleksi

Tidak semua barang antik berakhir menjadi instrumen investasi yang tepat. Berikut ini beberapa jenis barang antik yang biasanya diperjualbelikan dengan harga yang lebih tinggi:

1. Jam tangan

Tidak hanya jam tangan milik Paul Newman dalam contoh di atas, banyak jam tangan khususnya jam tangan mewah dan kuno dari Swiss yang diburu oleh para kolektor. Sebab, fitur-fitur yang ada pada jam tangan ini seringkali tidak ada (tidak dibuat lagi) pada jam tangan masa kini, sehingga bagi kolektor, hal ini memiliki keindahan yang lebih. 

2. Mobil dan Motor

Tentu Anda sudah tidak asing dengan mobil kuno, seperti mobil kodok, yang berseliweran khususnya di kota-kota besar. Memang, penggemar mobil dan motor kuno di Indonesia terbilang cukup banyak, sehingga harga jual kembali kendaraan bermotor ini cukup tinggi. Apalagi jika kendaraan bermotor tersebut memiliki nilai historis, misalnya pernah dikendarai oleh Presiden Soekarno dan lain sebagainya. 

3. Lukisan dan patung

Berbeda dengan jam tangan dan kendaraan bermotor, lukisan atau patung seringkali hanya dibuat satu saja (tidak diproduksi masal) oleh para seniman. Tidak hanya itu, lukisan seringkali juga digambar dengan mengandung unsur historis dan perspektif seniman tersebut. 

Misalnya “Berburu Celeng” karya Djoko Pekik yang menggambarkan runtuhnya orde baru atau lukisan Pangeran Diponegoro yang menggambarkan penangkapan bangsawan Jawa tersebut oleh Belanda. Tidak hanya menangkap momen sejarah, lukisan Raden Saleh Syarif Bustaman ini juga mengambil “perspektif” yang berbeda dengan karya Nicolaas Pienema, pelukis asal Belanda yang juga menggambarkan momen yang sama. 

4. Piringan hitam

Saat ini memang banyak karya musisi-musisi lama yang bisa dinikmati melalui YouTube atau Spotify. Namun, menikmati karya musisi tersebut secara langsung melalui piringan hitam yang mereka terbitkan saat itu tentu memiliki “cita rasa” yang berbeda. Maka dari itu, tidak heran jika piringan hitam juga merupakan instrumen investasi yang menggiurkan bagi kalangan pemusik. 

5. Mata uang kuno

Salah satu jenis barang antik yang banyak diperdagangkan adalah mata uang kuno, baik itu berbentuk logam maupun uang kertas. Harga uang kuno ini bervariasi dari ribuan rupiah per keping atau lembar hingga ratusan ribu rupiah, tergantung dengan nilai uang tersebut dan tahun penerbitannya. 

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Barang Antik

Kelebihan

1. Bisa dinikmati secara langsung

Meskipun tidak dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan finansial secara langsung, namun barang-barang antik masih bisa dinikmati. Misalnya, Anda bisa memajang lukisan Anda di ruang tamu atau menggunakan mobil kuno koleksi Anda untuk memberikan pengalaman berkeliling kota yang berbeda dengan keluarga. 

2. Terbilang menyenangkan

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwasanya investasi pada barang kuno ini umumnya diawali dengan hobi untuk mengoleksi barang-barang tersebut, sehingga selama proses investasi tersebut akan rasa senang dan kepuasan meskipun Anda belum menjual barang tersebut lagi.

3. Cocok untuk diversifikasi aset

Barang-barang antik juga bisa menjadi instrumen investasi yang baik untuk diversifikasi. Hal ini dalam artian, ketika ada kebutuhan mendesak dan aset portofolio keuangan Anda (termasuk deposito habis), maka Anda bisa menjual barang-barang ini untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Kekurangan 

1. Kapasitas pasar yang relatif kecil

Kecil disini bukan berarti nilai transaksi barang-barang ini kecil, melainkan jumlah peminat barang antik ini terbilang cukup kecil. Selain bisa jadi akan berakibat Anda akan kesusahan menjual barang-barang koleksi Anda, hal ini juga bisa berdampak pada tingginya volatilitas harga instrumen investasi  ini. 

2. Biaya yang besar

Tidak hanya biaya pembelian produk-produk antik yang relatif besar, biaya perawatannya juga besar. Hal ini karena supaya bisa laku dengan harga tinggi saat dijual kembali, mau tidak mau Anda juga harus merawat barang tersebut dengan hati-hati yang mana ada kalanya barang-barang antik tersebut membutuhkan alat dan bahan khusus untuk merawatnya. 

3. Valuasi yang susah

Tantangan lain yang harus Anda hadapi ketika membeli barang ini adalah menghindari penipuan baik saat pembelian maupun saat penjualan. Pasalnya, barang-barang antik susah diperkirakan harganya kecuali oleh orang-orang yang ahli di bidang ini. Maka dari itu, tidak heran jika banyak penipu yang menjual barang-barang ini dengan harga mahal. 

Kesimpulan

Investasi barang-barang antik memang tampak menggiurkan dan menawarkan keuntungan tinggi dengan menyenangkan. Namun, tingginya potensi penipuan investasi ini dan besarnya biaya yang dibutuhkan membuat instrumen investasi yang satu ini menjadi cukup berisiko.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *