Lompat ke konten
Daftar Isi

Investasi Sektor Pertanian: Keuntungan, Risiko, dan Caranya

Investasi sektor pertanian

Seiring dengan perkembangan teknologi, kini investasi menjadi semakin mudah dan diminati. Investasi atau penanaman modal kini tidak hanya bisa didapatkan oleh perusahaan dengan skala besar, tetapi juga untuk UMKM atau bahkan petani. Hal ini membuat akses permodalan untuk UMKM dan petani kini tidak hanya sebatas dari bank saja. 

Namun demikian, investasi di sektor pertanian seperti ini bukan berarti tanpa risiko. Simak pembahasan selengkapnya berikut ini:

Tentang Investasi Sektor Pertanian

Investasi sektor pertanian adalah pemberian sumber daya untuk mendapatkan keuntungan di masa depan di sektor pertanian. Sumber daya di sini bisa berupa modal, waktu, tenaga, ilmu maupun semuanya. 

Ini artinya, untuk berinvestasi bidang pertanian, Anda tidak harus terjun langsung menjadi petani, maupun peternak, tetapi juga bisa memberikan modal usaha dalam bentuk uang, maupun sumber daya lainnya untuk bisa diolah oleh petani dan peternak tersebut. 

Cara Investasi di Sektor Pertanian

1. Investasi langsung

Investasi langsung dapat diartikan sebagai kegiatan pengambilalihan modal atau sumber daya usaha dalam jangka waktu panjang untuk mendapatkan keuntungan. Umumnya, investasi langsung ini melibatkan aset fisik yang harus dikelola secara langsung oleh investor tersebut. 

Contoh investasi pertanian secara langsung, seperti membeli dan mengelola sawah, kebun atau ternak sendiri atau membeli sawah sendiri untuk kemudian dikelola oleh orang lain. Investasi pertanian secara langsung ini banyak diterapkan di daerah pedesaan di Indonesia. 

Kelebihan dari investasi sektor ini adalah aset yang Anda miliki akan bertambah dalam jumlah signifikan, khususnya jika Anda membeli tanah untuk sawah atau kebun. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan keuntungan berupa hasil jual produk pertanian maupun bagi hasil dari penjualan produk pertanian tersebut. 

Tantangan dan risikonya adalah, investasi jenis ini membutuhkan modal besar dan membutuhkan kemampuan pengelolaan aset yang baik. Hal ini dalam artian, jika Anda memutuskan untuk membeli lahan dan membangun kebun karet, misalnya, maka Anda harus mengetahui tata cara perawatan, panen dan penjualan karet tersebut. 

2. Investasi portofolio

Dengan investasi jenis ini, Anda tidak perlu terlibat secara langsung dalam proses produksi produk pertanian. Anda cukup memberikan modal maupun pinjaman kepada sebuah perusahaan pertanian maupun petani. Cara ini saat ini juga bisa dilakukan secara online melalui berbagai aplikasi. Berikut ini beberapa cara investasi pertanian online yang bisa Anda lakukan:

  1. Membeli saham atau obligasi perusahaan pertanian dan perkebunan. Dengan cara ini, Anda bisa memiliki sebagian modal dan memberi pinjaman kepada perusahaan pertanian dan perkebunan besar, seperti Salim Ivomas Pratama milik Salim Group atau perusahaan produsen susu Ultra, PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. 

Jika Anda berinvestasi dengan cara ini, maka target investasi Anda (emiten) adalah perusahaan besar dan umumnya perusahaan kelapa sawit. Kelebihannya adalah, risiko investasi yang relatif lebih kecil karena perusahaan tersebut sudah mapan baik dalam hal bisnis maupun keuangan. Kekurangannya adalah, Anda hanya akan membantu perusahaan besar untuk berkembang dan bukan petani atau pekebun kecil yang notabene lebih membutuhkan modal. 

  1. Memberikan pinjaman tunai secara online kepada petani dan pekebun melalui aplikasi P2P Lending. Saat ini ada banyak aplikasi P2P Lending yang membantu menyediakan permodalan untuk petani, pekebun dan nelayan skala kecil. Modal yang dibutuhkan untuk investasi ini juga bervariasi mulai dari Rp100.000 sampai Rp1.000.000. 

Dengan investasi ini, Anda bisa membantu petani dan pekebun kecil untuk mendapatkan modal tambahan. Hanya saja kekurangannya adalah, bisnis mereka acap kali kurang mapan, sangat tergantung dengan musim dan dari segi SDM lebih berisiko dibandingkan dengan perusahaan besar.

Keuntungan Investasi Sektor Pertanian

1. Mendapatkan penghasilan tambahan

Baik berinvestasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung, Anda akan mendapatkan penghasilan tambahan (passive income). Misalnya, dengan memiliki kebun cabai sendiri di rumah, Anda tidak hanya bisa menggunakan cabai tersebut secara mandiri di rumah ketika membutuhkan, tetapi juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjual cabai tersebut ke pasar setiap kali panen. 

2. Diversifikasi aset

Diversifikasi aset itu penting, karena dengan diversifikasi, Anda bisa meminimalisir potensi kerugian yang bisa timbul akibat penurunan harga aset tersebut. Misalnya, pekerjaan utama Anda adalah sebagai karyawan swasta, tapi Anda juga memiliki lahan pertanian yang dikerjakan oleh orang lain dengan membagi hasil penjualan kepada Anda. Jika Anda dipecat dari perusahaan, paling tidak Anda masih bisa memiliki pendapatan yang diperoleh dari bagi hasil tersebut. 

3. Aset bisa dijual ketika membutuhkan

Keuntungan investasi sektor pertanian yang ketiga adalah aset investasi Anda bisa dijual atau digadaikan ketika Anda sedang membutuhkan dana segar. Hal ini berlaku baik untuk investasi langsung (memiliki lahan pertanian sendiri) maupun investasi tidak langsung (membeli saham dan obligasi tapi tidak dengan P2P Lending). 

Tantangan dan Risiko Investasi Sektor Pertanian

1. Pendapatan tidak pasti

Hal ini berlaku untuk investasi langsung maupun tidak langsung. Dalam investasi langsung, hal ini bisa terjadi karena fluktuasi harga produk pertanian dan kondisi musim, sementara dalam investasi tidak langsung, hal ini terkait dengan harga saham dan obligasi di pasar sekunder. 

2. Risiko sumber daya manusia

Ketika Anda berinvestasi sektor pertanian secara langsung maupun memberikan pinjaman melalui P2P Lending, Anda akan menghadapi risiko kualitas sumber daya manusia. Risiko ini terkait dengan kemampuan SDM terkait dalam mengolah lahan pertanian dan peternakan yang Anda miliki atau Anda investasikan dan kemampuan mereka dalam berbisnis. Tidak jarang petani, nelayan skala mikro memiliki kemampuan memadai dalam mengolah lahan dan ternak, namun kurang cakap dalam berbisnis. 

Contoh Kegiatan Investasi di Sektor Pertanian

Contoh kegiatan investasi di sektor pertanian ada banyak. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah membeli lahan pertanian untuk dikelola oleh orang lain. Pemilik lahan akan keuntungan akibat kenaikan harga tanah (capital gain) dan keuntungan dari bagi hasil yang rasionya telah disepakati sebelumnya dengan tenaga penggarap. 

Contoh investasi pertanian tidak langsung adalah membeli saham perusahaan pertanian di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam hal ini, investor akan berhak mendapatkan dividen (bagi hasil keuntungan perusahaan), dan capital gain (keuntungan dari kenaikan harga saham). 

Investasi sektor pertanian adalah hal yang penting untuk perkembangan negeri ini. Jika Anda tertarik untuk berinvestasi di sektor ini, pastikan Anda memilih cara investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda. Sebab, setiap cara investasi pertanian memiliki tingkat risiko yang berbeda.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *