Lompat ke konten
Daftar Isi

Jenis-Jenis Cryptocurrency Berdasarkan Kegunaannya

Jenis Cryptocurrency Berdasarkan Kegunaannya

Secara garis besar, mata uang kripto terbagi menjadi dua yaitu coin dan token. Coin adalah mata uang kripto yang dibangun di atas sistem blockchain yang dibangun oleh penerbit coin itu sendiri sementara token adalah aset kripto yang dibangun di atas sistem blockchain yang sudah ada. 

Namun, apabila dilihat dari manfaatnya, berikut ini jenis-jenis cryptocurrency berdasarkan kegunaannya:

1. Mata Uang (Currency)

Sesuai dengan namanya, tujuan utama bitcoin dibuat sebagai cryptocurrency pertama kali adalah untuk menjadi mata uang alternatif pengganti mata uang fiat seperti, dolar dan rupiah. Idenya adalah dengan mata uang kripto ini proses pengiriman uang dari dan ke daerah lain bisa lebih cepat dan hemat karena tidak perlu peran pemerintah dan pihak ketiga lainnya. 

Meskipun idenya kreatif, namun belakangan munculnya mata uang kripto juga menimbulkan pro dan kontra mulai dari crypto dipakai untuk pencucian uang sampai penggunaan mata uang ini sebagai pembayaran aktivitas ilegal seperti kasus Nth room di Korea Selatan. 

2. Aset

Saat ini di Indonesia cryptocurrency hanya boleh berperan sebagai aset seperti saham dan bukan mata uang atau alat tukar seperti rupiah. Hal ini untuk mencegah penggunaan crypto untuk tindak pidana seperti poin 1 di atas. Ini artinya, cryptocurrency hanya bisa diperjualbelikan dan tidak bisa dipakai untuk membeli barang lain di luar crypto. 

Salah satu cryptocurrency yang bermanfaat sebagai aset adalah cryptocurrency yang bertipe stablecoin. Stablecoin adalah jenis kripto yang nilainya bergantung dengan nilai aset lain. Misalnya, Tether atau USDT yang nilainya bergerak seiringan dengan nilai tukar dolar, atau BIDR mata uang kripto yang nilainya bergerak sesuai dengan nilai rupiah dan lain-lain. 

Tujuan utama dari adanya stablecoin ini adalah supaya investor memiliki alternatif investasi kripto yang tidak terlalu volatile sebagaimana jenis cryptocurrency yang lainnya. Hal ini karena nilai stablecoin disesuaikan dengan aset yang mendasarinya (underlying asset)

Namun apabila berkaca pada kasus Luna dan Terra, maka sebaiknya investor juga lebih hati-hati dalam memilih stablecoin, Pastikan terlebih dahulu aset apa saja yang mendasari mata uang ini dan dia digunakan dalam transaksi apa saja. 

3. Privacy Coin

Privacy coin adalah jenis cryptocurrency yang layanannya berfokus pada menjaga nama pengguna agar tetap anonim. Layanan ini muncul karena banyak cryptocurrency seperti Bitcoin yang tidak menerapkan privasi secara penuh sehingga riwayat transaksi pengguna bisa terlacak. 

Beberapa nama uang kripto yang masuk ke dalam kategori ini adalah Zcash, Monero dan lain sebagainya. Coin Dash sebelumnya juga masuk privacy coin, namun pada tahun 2015 fokus layanan coin ini beralih ke digital payment. 

Inovasi yang ditawarkan oleh privacy coin juga menimbulkan pro dan kontra mengingat potensinya untuk digunakan dalam tindak ilegal. Sejauh ini, Amerika Serikat masih melegalkan coin tipe ini, namun privacy coin dilarang sepenuhnya di Jepang sementara Australia dan Korea Selatan melarang bursa kripto mereka untuk menjual coin jenis ini. 

4. Utility Token

Jenis cryptocurrency menurut kegunaannya yang nomor 4 adalah utility token atau token crypto yang hanya bisa dipakai dalam ekosistem tertentu saja. Utility token adalah kebalikan dari security token. Tidak seperti security token, jika Anda memiliki token ini Anda hanya bisa mengakses fasilitas tertentu dan tidak memiliki kepemilikan terhadap perusahaan yang menerbitkannya.

Salah satu contoh dari utility token ini adalah Basic Attention Token (BAT). BAT hanya bisa digunakan untuk memberi tip kepada content creator melalui the Brave Browser, salah satu produk Google Chrome yang bersifat open source, atau melalui aplikasi lain yang masih terafiliasi dengan BAT. 

Contoh lainnya adalah NFT atau non-fungible token. Jika beli sebuah NFT di Decentraland atau game NFT lain, Anda hanya akan memiliki NFT tersebut dan tidak bisa mengakui kepemilikan modal di perusahaan penerbit NFT tersebut. 

5. Meme Coin

Terakhir ada meme coin alias cryptocoin yang sengaja dikembangkan hanya untuk lucu-lucuan saja dengan tanpa kegunaan yang spesifik. Dinamakan demikian, karena seringkali merk dan lambang coin jenis ini mirip dengan meme yang sedang viral di internet. 

Tidak seperti bitcoin yang rilis untuk mempermudah pembayaran digital atau utility token yang diterbitkan untuk transaksi di ekosistem tertentu, meme coin tidak punya kegunaan sama sekali. Coin jenis ini dibeli murni hanya untuk trading. 

Tidak bisa menyebut meme coin kalau tidak menyebut dogecoin, meme coin dengan tingkat kapitalisasi pasar terbesar. Doge aslinya dikembangkan oleh Billy Markus dan Jackson Palmer hanya untuk menghina bitcoin dan cryptocurrency besar lainnya. Awalnya coin ini hanya populer dikalangan tertentu saja sebelum akhirnya tweet Elon Musk tentang coin ini pada kisaran tahun 2019 dan 2020 membuat Doge banyak diburu masyarakat luas. 

Meskipun Doge dan ShibaInu berhasil menjadi meme coin yang sukses, namun tidak dapat dipungkiri kalau investasi dan trading pada cryptocurrency ini penuh dengan risiko. Hal ini karena meme coin dibuat murni untuk trading dan lucu-lucuan saja dengan tanpa penggunaan yang nyata sehingga tingkat volatilitasnya relatif lebih tajam dibandingkan coin lain. 

Nah, itu tadi 5 jenis cryptocurrency berdasarkan kegunaannya. Masing-masing jenis cryptocurrency memiliki kelebihan dan kekurangan serta kasus yang menyertainya. Oleh karena itu, silahkan pilih jenis cryptocurrency sesuai dengan hasil analisis Anda.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *