Seperti yang kita ketahui bahwasannya saat ini asuransi kesehatan dibagi menjadi dua sesuai dengan pengelolanya, yaitu asuransi kesehatan pemerintah atau BPJS Kesehatan dan asuransi kesehatan yang diterbitkan dan dikelola oleh perusahaan swasta. Meskipun sama-sama bisa menanggung beban finansial Anda ketika Anda sakit, namun keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dalam artikel kali ini, penulis akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangan asuransi kesehatan yang diterbitkan oleh perusahaan swasta. Simak selengkapnya ya:
Tentang Asuransi Kesehatan Swasta dan Jenisnya
Sederhananya, asuransi kesehatan swasta adalah produk asuransi yang dikelola oleh perusahaan swasta. Contoh asuransi kesehatan swasta seperti Hanwha Life, Prudential, Allianz dan lain sebagainya.
Berdasarkan mekanismenya, asuransi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu tradisional dan unit link. Asuransi kesehatan tradisional adalah produk yang menyediakan manfaat asuransi saja dengan tanpa investasi. Adapun asuransi unit link adalah produk yang menyediakan manfaat pertanggungan sekaligus investasi. Hal ini dalam artian sebagian dari premi yang Anda bayarkan akan diinvestasikan dan hasilnya (return) akan digunakan untuk meringankan atau bahkan melunasi premi di masa depan.
Kelebihan Asuransi Kesehatan Swasta
1. Produk lebih variatif
Produk yang ditawarkan oleh asuransi swasta dibuat sangat variatif sesuai dengan kebutuhan nasabah. Misalnya, ada produk yang menanggung biaya rawat jalan saja, tapi ada juga yang menanggung biaya rawat inap sekaligus rawat jalan.
Hal ini juga membuat biaya premi satu produk bisa berbeda dengan produk lainnya. Dalam hal pembayaran, sistem asuransi kesehatan swasta juga lebih variatif. Ada yang dibayar per bulan, ada juga yang per tahun atau sekali saja selama masa pertanggungan. Oleh karena itu, jika ingin membeli produk keuangan ini, nasabah dituntut untuk lebih teliti dalam membaca polis dan memilih produk.
2. Bisa digunakan di luar negeri
Salah satu kelebihan dari asuransi kesehatan yang diterbitkan oleh perusahaan swasta adalah adalah bisa digunakan di luar negeri. Tapi, dengan catatan, Anda memang memilih produk asuransi swasta yang menawarkan fasilitas perawatan di luar negeri. Hal ini tentu tidak dimiliki oleh BPJS Kesehatan, yang memang ditujukan untuk di Indonesia saja.
3. Bisa digunakan di rumah sakit swasta
BPJS Kesehatan juga bisa digunakan di berbagai rumah sakit swasta dalam negeri. Tapi, biasanya ada pembatasan dalam jumlah pasien yang menggunakan layanan ini. Hal ini tidak berlaku untuk pengguna asuransi kesehatan yang diterbitkan oleh perusahaan swasta.
Selain itu, karena peserta BPJS Kesehatan terbilang banyak, maka tidak menutup kemungkinan akan ada antrian pelayanan. Lain halnya jika Anda menggunakan asuransi swasta, bisa langsung daftar ke bilik uum (non-BPJS), sehingga bisa lebih cepat ditangani.
4. Menyediakan produk anti inflasi
Karena adanya inflasi, biaya produk dan layanan kesehatan bisa meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi hal ini, beberapa produk asuransi swasta menawarkan layanan anti inflasi, yaitu fasilitas yang dapat diklaim, tidak akan berubah meskipun harga fasilitas tersebut di rumah sakit mengalami kenaikan.
5. Bisa menjadi pelengkap BPJS
Tidak harus digunakan secara terpisah, Anda juga bisa menggunakan asuransi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta dan BPJS secara bersamaan. Hal ini karena BPJS tidak menanggung beberapa produk dan layanan kesehatan.
Misalnya, Anda ingin memesan kamar VIP, sementara BPJS hanya menawarkan kamar tingkat 1. Maka, biaya kamar VIP tersebut bisa ditanggung oleh asuransi swasta, sementara biaya obat-obatan dan perawatan lainnya bisa ditanggung oleh BPJS.
Kekurangan Asuransi Kesehatan Swasta
1. Biaya yang relatif mahal
Biaya asuransi kesehatan swasta ada yang murah, sekitar Rp100.000-an, tapi ada juga yang mahal. Biasanya, hal ini disesuaikan dengan tingkat risiko nasabah terkait, fasilitas layanan yang dipilih dan tentunya pendapatan nasabah tersebut. Maka dari itu, tidak heran kalau popularitas produk ini lebih rendah dibandingkan BPJS kesehatan.
2. Tidak bisa digunakan di semua fasilitas kesehatan
Sama seperti besaran biaya, Anda juga hanya bisa menggunakan suatu jenis asuransi kesehatan tertentu di rumah sakit tertentu saja. Misalnya, Anda memilih produk asuransi xx care dengan sistem cashless, maka hanya bisa digunakan di rumah sakit A, B, C di daerah tertentu.
3. Tidak memiliki fasilitas blanket guarantee
Salah satu penyebab buruknya citra produk asuransi swasta di Indonesia adalah banyaknya perusahaan yang menyediakan layanan keuangan ini yang gagal bayar (pailit).Dalam produk keuangan perbankan, seperti simpanan dan deposito, hal ini dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), meskipun pada batas tertentu saja.
Produk asuransi tidak memiliki fasilitas blanket guarantee ini, sehingga ketika sebuah perusahaan asuransi gagal bayar, uang nasabah tidak kembali. Hal ini tentu berbeda dengan BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah pusat secara langsung.
4. Harus teliti dalam membaca polis
Karena rincian biaya, pertanggungan dan fasilitas, serta tidak adanya fasilitas pengganti seperti di atas, maka nasabah yang tertarik membeli asuransi kesehatan dari perusahaan swasta wajib teliti dan hati-hati dalam membaca istilah dalam polis asuransi. Hal ini berbeda dengan BPJS Kesehatan yang hanya menawarkan 3 jenjang produk dengan rincian yang lebih sederhana.
Haruskah Memiliki Asuransi Kesehatan Swasta Meskipun Sudah Punya BPJS?
Seperti yang telah disebutkan di atas, produk keuangan ini dapat melengkapi kebutuhan Anda untuk mitigasi risiko keuangan jika sedang sakit. Misalnya, Anda memiliki risiko sakit kanker karena keturunan, maka Anda bisa jaga-jaga dengan memiliki asuransi selain BPJS untuk bersiap jika sewaktu-waktu butuh obat yang tidak ditanggung BPJS atau perlu berobat ke luar negeri.
Tidak perlu banyak-banyak, silahkan pilih beberapa jenis asuransi kesehatan saja yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Karena pada dasarnya, asuransi tidak sama dengan investasi. Pilih produk asuransi dengan hati-hati untuk hidup Anda kini dan nanti.