Jika Anda amati, ada banyak bisnis atau perusahaan yang gagal, dari pedagang kecil di pasar, hingga perusahaan sebesar Nokia juga sempat mengalami kegagalan. Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kurangnya minat pelanggan, hingga minimnya inovasi.
Kegagalan dalam berbisnis adalah hal yang wajar. Bahkan, menurut US Bureau of Labor Statistics, 20% bisnis gagal di tahun pertama, 30% sisanya gagal di tahun kedua dan 50% gagal di tahun ketiga atau keempat.
Namun demikian, kegagalan tidak seharusnya dianggap sebagai pencegah atau batu sandungan. Bahkan, sebaiknya kegagalan bisnis harus menjadi sumber pelajaran supaya tidak ada kegagalan selanjutnya. Salah satu caranya, adalah dengan mengidentifikasi kesalahan yang umum ditemukan di bisnis rintisan. Berikut ini 10 kesalahan dalam berbisnis yang sebaiknya dihindari:
1. Kesalahan Mindset
Meskipun tidak tampak secara langsung, namun mindset seseorang seringkali terwujudkan dalam bentuk tindakan orang tersebut dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Misalnya, seseorang yang memiliki mindset atau pola pikir membuka bisnis untuk pekerjaan sampingan saja, maka pekerjaan tersebut hanya akan dikerjakan ketika ada waktu luang saja dan atau ketika ingin saja. Hal ini tentu berbeda dengan tindakan seseorang yang berpikir bahwa bisnis tersebut akan besar dan bermanfaat untuk masyarakat banyak.
Oleh karena itu, penting bagi Anda yang ingin membangun sebuah perusahaan atau bisnis untuk memiliki pola pikir bahwa perusahaan Anda suatu saat nanti akan menjadi perusahaan besar. Dengan mindset ini, Anda akan mengerjakan bisnis Anda secara serius.
2. Tidak Memiliki Perencanaan yang Matang
Terlalu banyak perencanaan dengan tanpa eksekusi tentu adalah hal yang kurang baik. Tapi, eksekusi dengan tanpa perencanaan yang memadai juga bukan hal yang baik. Pasalnya, bisnis yang tidak direncanakan dengan matang akan rawan kehilangan target dan tujuan. Akibatnya, bisnis seperti ini akan lebih mudah gagal.
Ada banyak framework atau kerangka perencanaan bisnis yang bisa Anda pakai. Mulai dari SMART Goals, Porter 5 forces, Business model canva, hingga SWOT bisa digunakan dalam menyusun business plan. Jika suatu saat perusahaan Anda menghadapi tantangan, Anda bisa menyusun kembali strategi bisnis Anda berdasarkan perencanaan yang tertulis dalam framework di atas.
3. Mencampurkan Keuangan Pribadi dengan Keuangan Bisnis
Salah satu kesalahan pebisnis pemula yang paling banyak dilakukan adalah mencampuradukkan keuangan pribadi atau rumah tangga dengan keuangan bisnis. Padahal, keuangan bagaikan darah dalam sebuah bisnis, harus diatur sebaik mungkin supaya lancar.
Mencampurkan keuangan pribadi dan perusahaan dapat mengakibatkan beberapa hal. Pertama, pertumbuhan perusahaan tidak bisa dikontrol dengan akurat. Kedua, Bisa menimbulkan masalah dalam perpajakan. Ketiga, membuat perusahaan akan kesulitan untuk mendapatkan pinjaman atau pendanaan dari investor.
Oleh karena itu, ketika Anda benar-benar serius dalam membangun sebuah bisnis, pastikan Anda membuat berbagai aspek legalitas yang dibutuhkan bisnis tersebut, termasuk membuat rekening bank terpisah. Saat ini juga sudah banyak aplikasi keuangan yang bisa Anda manfaatkan dengan gratis dan mudah untuk mengontrol keuangan perusahaan. Manfaatkan berbagai kemudahan ini untuk membuat bisnis Anda semakin mapan, ya.
4. Bersikap Individualis
Mencari seseorang yang memiliki visi misi sama tentu bukan hal yang mudah. Tapi, hal ini bukan berarti Anda harus menangani semua hal seorang diri. Sebab, kesalahan pengusaha pemula yang keempat adalah tidak bisa berkolaborasi dengan orang lain atau bersikap individualis.
Padahal, dengan kolaborasi, bisnis Anda dapat berkembang lebih cepat. Misalnya, dengan berkolaborasi dengan karyawan di bidang akuntansi, Anda tidak perlu belajar dan mengeksekusi masalah keuangan sendiri atau dengan bekerja sama dengan teknisi IT, Anda tidak perlu mengurus masalah teknologi sendiri dan bisa fokus menentukan keputusan-keputusan strategis perusahaan.
5. Terburu-buru Mengambil Keuntungan Untuk Diri Sendiri
Kesalahan pebisnis pemula yang ke-5 adalah terburu-buru mengambil keuntungan untuk diri sendiri. Seiring dengan perjalanannya, sebuah bisnis tentu akan menghasilkan laba bersih (profit). Namun jika Anda ingin bisnis tersebut berkembang lebih cepat, tentu akan lebih baik jika uang tersebut tidak langsung diambil sebagai keuntungan pribadi Anda, tetapi dialokasikan kembali untuk perkembangan bisnis.
Misalnya, perusahaan rintisan Anda menghasilkan keuntungan sebesar Rp10.000.000. Alih-alih langsung diambil sebagai keuntungan owner, Rp10.000.000 tersebut bisa diinvestasikan ulang untuk perusahaan, seperti membeli mesin baru atau untuk keperluan riset produk baru.
6. Tidak Memiliki Relasi Bisnis
Tentu Anda sudah mendengar sebuah ungkapan yang berbunyi “silaturahmi membawa rezeki”. Hal ini benar adanya, karena dengan silaturahmi dan membuka relasi bisnis, perusahaan Anda dapat berkembang lebih cepat.
Contohnya, karena berhasil membangun relasi yang baik dengan seorang investor, Anda bisa mengetahui jadwal presentasi investasi di depan investor asing. Atau dengan membangun relasi bersama influencer, bisnis Anda bisa masuk endorse-an influencer tersebut dengan biaya terjangkau.
7. Tidak Berinovasi
Kesalahan dalam berbisnis yang ketujuh adalah tidak melakukan inovasi produk. Padahal, inovasi produk tersebut penting untuk tetap relevan dengan zaman, relevan dengan kebutuhan konsumen dan tidak kalah dengan pesaing.
Kesalahan yang satu ini tidak hanya dialami oleh pebisnis pemula, tetapi juga perusahaan kawakan yang merasa dirinya sudah diatas angin, sehingga enggan untuk berinovasi. Salah satunya adalah Nokia, perusahaan handphone yang sempat berjaya pada tahun 2000-an ini kesulitan untuk mengejar pesaingnya, yaitu Apple dan Samsung karena pada awal perkembangan smartphone, perusahaan asal Swedia ini enggan berinovasi.
8. Terlalu Cepat Ekspansi
Pada titik tertentu, ekspansi bisnis memang diperlukan untuk meningkatkan profitabilitas. Namun, tidak jarang, ekspansi bisnis yang terlalu cepat justru membuat keuangan perusahaan berdarah-darah. Tidak hanya dialami oleh perusahaan rintisan, seperti CoHive, kesalahan dalam berbisnis ini juga acap kali dihadapi oleh perusahaan yang relatif sudah matang, seperti Seven Eleven.
Sama seperti keputusan bisnis lainnya, ekspansi harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan data. Sebab, ekspansi yang terlalu cepat tidak hanya akan membuat keuangan perusahaan bermasalah, tapi juga citra atau brand perusahaan tersebut dimata publik.
9. Tidak Memperhatikan Kebutuhan Konsumen
Sebuah bisnis tidak melulu mengenai “apa yang bisa Anda tawarkan”, tetapi juga mengenai “apa yang pelanggan butuhkan”. Menawarkan produk yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen sama saja dengan membuang-buang biaya produksi dan pemasaran. Oleh sebab itu, pastikan produk yang Anda tawarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui kebutuhan konsumen ini. Pertama, melihat review produk atau perusahaan Anda di berbagai sumber online. Kedua, melakukan analisis mandiri dengan menyebarkan survey atau kuesioner langsung kepada konsumen. Ketiga, mempekerjakan reviewer misterius dan lain sebagainya.
10. Mudah Menyerah
Seringkali, perlu beberapa tahun untuk sebuah bisnis mengalami kesuksesan. Tidak jarang juga, jalan menuju kesuksesan tersebut tidak datar, tapi naik turun. Untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses, Anda harus mampu menghadapi berbagai cobaan tersebut dan tidak mudah menyerah.