Lompat ke konten
Daftar Isi

Pengertian Kriteria Investasi: Jenis dan Rumus

Pengertian Kriteria Investasi

Investasi adalah kegiatan memberikan sebagian sumber daya yang dimiliki oleh investor kepada suatu entitas, perusahaan atau proyek dengan harapan investor tersebut akan mendapatkan keuntungan. Ada banyak hal yang bisa Anda jadikan sebagai instrumen investasi, mulai dari surat berharga keuangan, seperti saham dan obligasi hingga berbagai proyek bisnis. 

Masalahnya adalah, tidak semua instrumen bagus untuk dijadikan investasi. Ini artinya, investor dituntut untuk jeli dan berhati-hati dalam menentukan kelayakan investasi. 

Salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam kelayakan investasi adalah kriteria investasi. Mengapa demikian? Simak ulasannya berikut ini.

Pengertian Kriteria Investasi

Kriteria investasi adalah berbagai indikator-indikator keuangan yang menjadi tolak ukur penilaian penanaman modal. Kriteria investasi digunakan untuk menentukan apakah sebuah instrumen investasi layak atau tidak. 

Dalam kriteria ini diperhitungkan berbagai aspek keuangan, mulai dari besaran biaya yang harus dikeluarkan investor untuk investasi tertentu, besaran potensi keuntungan, jangka waktu, inflasi dan tingkat suku bunga. 

Kriteria investasi ini penting sebab sebagai seorang investor, Anda pasti harus mengeluarkan biaya, ingin mendapatkan keuntungan dan memilih instrumen investasi terbaik entah itu dalam bentuk surat berharga atau proyek bisnis.

Jenis-Jenis Kriteria Investasi dan Rumusnya

1. Net present value (NPV)

Net present value (NPV) adalah selisih antara present value (PV) manfaat atau keuntungan yang diperoleh investor dengan present value biaya yang harus dikeluarkan oleh investor selama investasi berlangsung. 

Mengapa NPV ini penting? Logikanya adalah selama investasi tersebut berlangsung, Anda harus mengeluarkan biaya-biaya tambahan entah itu biaya konsumsi yang dibutuhkan untuk menjalankan proyek atau sekadar investasi tambahan pada saham. Nah, nilai uang yang Anda keluarkan tersebut pasti akan berbeda di setiap tahunnya karena inflasi. 

Misalnya nih, Anda berinvestasi membangun sebuah rumah kost. Target pembangunan selama 3 tahun dengan modal awal 2 miliar rupiah. Ternyata, di tahun pertama Anda harus mengeluarkan biaya lagi untuk konsumsi 100 tukang sebesar Rp10.000.000 untuk 1 tahun. Jika pada tahun kedua Anda harus mengeluarkan biaya konsumsi lagi, tentunya nilainya tidak  Rp10.000.000 untuk 100 tukang karena harga makanan naik (inflasi). 

Lalu, bagaimana sih cara menghitung NPV? Rumus NPV adalah:

Keterangan

  • Z1 = Aliran kas masuk pada periode 1.
  • Z2 = Aliran kas masuk pada periode 2.
  • r = Discount rate. Discount rate adalah variabel yang mengandung tingkat risiko dan time value of money. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan tingkat suku bunga, potensi risiko atau tingkat inflasi.
  • X0 = Aliran kas keluar pada periode 0 ( modal investasi dengan asumsi Anda tidak mengeluarkan modal tambahan selama investasi berlangsung).

Sebuah investasi dikatakan layak apabila nilai NPV>0 dan dikatakan tidak layak jika NPV<0. Untuk mempermudah penghitungan, Anda bisa menggunakan formula NPV di aplikasi Spreadsheet (Microsoft Excel dan lain sebagainya). 

2. Internal rate of return (IRR)

Internal rate of return (IRR) adalah matriks yang digunakan untuk memperkirakan potensi keuntungan dari sebuah investasi. IRR juga bisa didefinisikan sebagai tingkat discount rate yang bisa membuat nilai NPV sama dengan 0. Ini secara tidak langsung berarti bahwa semakin tinggi nilai IRR sebuah proyek, maka semakin bagus pula proyek tersebut.

Rumus IRR adalah:

IRR = i1 + (NPV1 / (NPV1-NPV2) x i2-i1

Keterangan:

i1 = Discount rate asal.

i2 = Discount rate dengan hasil NPV mendekati 0.

NPV1 = NPV asal

NPV = NPV yang mendekati 0

Berikut penjelasan dari Amelira Haris Nasution:

3. Gross benefit-cost ratio (gross B/C ratio)

Benefit-cost ratio adalah rasio perbandingan antara keuntungan yang akan diperoleh dan cost yang harus dikeluarkan investor selama investasi berlangsung. Dalam hal ini, keuntungan dan cost tersebut sudah dikenai discount rate. Oleh karena itu, rumusnya adalah:

Benefit Cost Ratio = (PV dari keuntungan investasi) / (PV dari biaya investasi)

Sebuah investasi dinyatakan tidak layak dijalankan apabila nilai gross B/C ratio-nya kurang dari 1, begitupun sebaliknya. 

4. Profitability ratio (PV/K)

Profitability ratio adalah rasio perbandingan antara jumlah keuntungan yang bisa diperoleh investor atas suatu investasi dengan biaya modal yang dikeluarkan. Indikator ini juga ditujukan untuk mengukur rentability ratio dari sebuah perusahaan atau proyek. 

Nilai profitability ratio sebuah proyek akan mendekati nilai B/C ratio proyek tersebut. Sebuah proyek dikatakan merupakan instrumen investasi yang layak apabila nilai PV/K>1 dan dikatakan tidak layak jika sebaliknya. 

Nilai PV/K didapatkan dari hasil bagi antara keuntungan investasi dikurangi biaya operasional dengan modal awal investasi. Perlu diingat bahwasannya ketiga faktor tersebut telah dihitung menggunakan discount rate.

Rumus PV/K adalah:

PV/K = ((Bt-Ep)/1+i^t))/(Kt/1+i^t)

Keterangan:

Bt = Keuntungan investasi pada tahun t.

Ep = Biaya operasional investasi. 

i = Discount rate.

Kt = Modal yang dikeluarkan untuk investasi awal.

Contoh Penghitungan Kriteria Investasi

Berikut ini contoh kriteria investasi. 

Diketahui bahwasanya investor A ingin berinvestasi di proyek B. Dengan modal investasi sebesar 10.000, proyeksi biaya tahunan 1.000 dan keuntungan tahunan 5.000, maka bagaimana analisis proyek tersebut? Apakah proyek tersebut layak untuk dijadikan instrumen investasi.

1. NPV

TahunTotal Biaya (a)Keuntungan (b)Keuntungan bersih (c)= (b-a)Discount rate (d) dengan i= 10%PV biaya (a*d)PV keuntungan (f)= (b*d)NPV (g) =(c*d)
010.0000-10,0001100000-10000
11.0005.0004.0000,9090909091909,09090914545,4545453636,363636
21.0005.0004.0000,826446281826,4462814132,2314053305,785124
31.0005.0004.0000,7513148009751,31480093756,5740053005,259204
41.0005.0004.0000,6830134554683,01345543415,0672772732,053821
51.0005.0004.0000,6209213231620,92132313104,6066152483,685292
13790,7867718953,933855163,147078
Tabel 1: Contoh penghitungan NPV

NPV= 5163,147078.

Karena lebih besar daripada 0, maka secara NPV, proyek ini layak untuk dijadikan instrumen investasi.

2. Gross benefit-cost ratio

Dengan rumus gross benefit-cost ratio=PV dari keuntungan investasi /PV dari biaya investasi, maka hasil analisis gross benefit adalah:

Benefit Cost Ratio= 18953,93385/13790,78677 = 1,374391046

Karena lebih besar daripada 1, maka secara B/C ratio, proyek ini layak untuk dijadikan instrumen investasi.

3. IRR

Dengan menggunakan contoh soal yang sama, Anda tinggal memperkirakan nilai i yang sekiranya akan membuat NPV= 0. Dalam hal ini, penulis menggunakan 30%.

Discount factor (h) dengan i= 30%PV biaya (a*h)PV keuntungan (f)= (b*h)NPV (g) =(d*h)
1100000-10000
0,7692307692769,23076923846,1538463076,923077
0,5917159763591,71597632958,5798822366,863905
0,4551661356455,16613562275,8306781820,664543
0,3501277966350,12779661750,6389831400,511187
0,2693290743269,32907431346,6453721077.316297
12435,5697512177,84876-257.7209912
Tabel 2: Contoh penghitungan IRR

IRR = i1 + (NPV1/ (NPV1-NPV2) x i2-i1

IRR = 10% + (5163.147078/(5163.147078- (-257.7209912)) x 30%-10%

IRR = 44,5%. 

Ini artinya, usaha tersebut layak untuk dijalani.

4. Profitability ratio (PV/K)

PV/K = ((Bt-Ep)/1+i^t))/(Kt/1+i^t)

TahunTotal Investasi (a)Biaya operasional (b)Keuntungan (c)Discount factor (d) dengan i= 10%Total investasi (e)PV Biaya operasional (e)= (b*d)PV Keuntungan (c*d)
010.00000110.00000
101.0005.0000,90909090910909,09090914545,454545
201.0005.0000,8264462810826,4462814132,231405
301,0005,0000,75131480090751,31480093756,574005
401,0005,0000,68301345540683,01345543415,067277
501,0005,0000,62092132310620,92132313104,606615
10,0003790,78676918953,93385
Tabel 3: Contoh penghitungan PV/K

PV/K = (18953.93385-3790.786769)/10,000 = 1.516314708

Karena lebih besar daripada 1, maka secara PV/K, proyek ini layak untuk dijadikan instrumen investasi.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *