Lompat ke konten
Daftar Isi

Rasio Profitabilitas: Pengertian, Jenis, Rumus, Contoh

Menghitung Profitability Ratio

Indikator menggunakan rasio keuangan merupakan sarana yang diandalkan manajemen untuk mengukur keefektifan kinerja dan evaluasi perusahaan pada periode tertentu. Salah satu analisis pengukuran yang paling akurat adalah rasio profitabilitas, bersama dengan rasio likuiditas dan solvabilitas.

Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas (profitability ratio) adalah rasio yang digunakan untuk menghitung kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan laba, ekuitas, aset, dan biaya operasional. Rasio profitabilitas mencerminkan seberapa efektif sebuah perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham.

Dengan menghitung rasio profitabilitas, kita dapat menilai seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi angka rasio profitabilitas, semakin baik kinerja dan efisiensi perusahaan dilihat dari pendapatan dan arus kas yang dihasilkan.

Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas Beserta Rumusnya

Rasio profitabilitas setidaknya terdiri dari: gross margin, profit margin ratio, net profit margin, operating ratio, earning power of total investment, return of investment, dan rentabilitas modal.

Penjelasan macam-macam rasio profitabilitas beserta contoh adalah sebagai berikut:

Gross Profit Margin

Gross Profit Margin atau Margin Laba Kotor digunakan untuk mengukur besar laba kotor yang dihasilkan dari pendapatan penjualan suatu perusahaan. Rasio ini juga menunjukkan seberapa efisien pengelolaan harga pokok atau biaya produksi oleh perusahaan. Semakin besar angka Gross Profit Margin, semakin efisien aktivitas operasional perusahaan, yang mengindikasikan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan penjualan.

Formula untuk menghitung Margin Laba Kotor adalah sebagai berikut:

Gross Profit Margin = (Laba Kotor / Total Pendapatan) x 100%

Sebagai contoh, PT Adira memperoleh laba kotor sebesar Rp78.000.000 dari total pendapatan sebesar Rp95.000.000.

Maka, Gross Profit Margin dapat dihitung sebagai berikut:

Gross Profit Margin = (78.000.000 / 95.000.000) x 100% = 82%

Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah rasio profitabilitas yang mengukur laba bersih setelah dikurangi pajak penjualan dalam bentuk persentase. Rasio ini juga dikenal sebagai profit margin ratio, yang bertujuan untuk mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh perusahaan dari penjualan produk atau jasa. Semakin besar angka Net Profit Margin, semakin baik kinerja operasional perusahaan.

Rumus untuk menghitung Net Profit Margin adalah sebagai berikut:

NPM = Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan

Sebagai contoh, Perusahaan A memiliki pendapatan penjualan bersih sebesar Rp47.158.250.000.000 dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp3.115.788.000.000. Maka, Net Profit Margin dapat dihitung sebagai berikut:

NPM = 3.115.788.000.000 / 47.158.250.000.000 = 0,066 atau 6,6%

Dengan demikian, Net Profit Margin perusahaan A adalah sebesar 6,6%.

Return on Assets Rasio

Return on Assets Ratio (ROA) adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian aset dengan cara membandingkan laba bersih yang dihasilkan perusahaan dengan total aset yang dimilikinya. Rasio ini memberikan gambaran tentang efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba.

Rumus untuk menghitung Return on Assets Ratio adalah sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih / Total Aset

Sebagai contoh, Perusahaan A memiliki laba bersih sebesar Rp250.000.000 dan total aset sebesar Rp3.500.000.000. Maka, Return on Assets Ratio dapat dihitung sebagai berikut:

ROA = 250.000.000 / 3.500.000.000 = 0,0714 atau 7,14%

Dengan demikian, Return on Assets Ratio perusahaan A adalah sebesar 7,14%. Semakin tinggi angka ROA, semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya.

Return on Equity Rasio

Return on Equity Ratio (ROE) adalah rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh pemegang saham. Rasio ini dihitung dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham.

Contoh:

Sebagai contoh, PT Miami, perusahaan konstruksi, memiliki laba bersih setelah pajak sebesar Rp420 juta dan ekuitas pemegang saham sebesar Rp660 juta. Maka, Return on Equity Ratio PT Miami dapat dihitung sebagai berikut:

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham ROE = Rp420.000.000 / Rp660.000.000 ROE = 0,636 atau 63,6%

Return on Sales Rasio

Dalam mengukur tingkat profitabilitas, return on sales ratio adalah jenis rasio yang menggambarkan besarnya laba perusahaan setelah pembayaran beberapa biaya variabel produksi seperti bahan baku dan gaji pegawai, namun sebelum dipotong pajak dan bunga. Rasio ini juga dikenal sebagai margin operasional, yaitu besarnya laba yang didapat dari setiap rupiah penjualan.

Rumus untuk menghitung return on sales ratio adalah: Return on Sales Ratio = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

Sebagai contoh, PT Samudra memperoleh laba sebelum pajak dan bunga sebesar Rp200 juta dari total penjualan sebesar Rp2,5 miliar. Maka, Return on Sales Ratio PT Samudra adalah 8%.

Return on Capital Employed

Return on Capital Employed (ROCE) adalah indikator profitabilitas yang digunakan untuk mengetahui laba perusahaan dari modal yang digunakan. Modal yang dimaksud adalah ekuitas perusahaan beserta kewajiban tidak lancar, atau total aset dikurangi kewajiban lancar. ROCE menggambarkan tingkat efisiensi dan profitabilitas investasi perusahaan. Terdapat dua rumus ROCE yang umum digunakan:

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja

atau

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban Lancar)

Return on Investment

ROI adalah rasio profitabilitas yang menghitung laba bersih dikurangi pajak dari total aktiva. Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba dari jumlah aktiva total yang dimilikinya. Semakin besar rasio ROI, semakin baik kondisi perusahaan. Formula untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut:

Return on Investment = ((Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi) x 100%

Sebagai contoh, PT. Awan Senja berinvestasi sebesar Rp. 700.000.000 di bisnis penjualan kendaraan. Perusahaan berhasil menjual 1.000 unit dengan laba sebesar Rp. 800.000.000. Berdasarkan perhitungan, ROI PT. Awan Senja adalah sebesar 14%.

Dalam contoh di atas, ROI dihitung dengan mengurangi investasi awal dari laba atas investasi, kemudian dibagi dengan investasi awal dan dikalikan dengan 100%. Dalam hal ini, ROI sebesar 14% menunjukkan bahwa PT. Awan Senja berhasil menghasilkan laba yang cukup besar dari investasinya di bisnis penjualan kendaraan.

Earning Per Share

EPS merupakan rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan setiap lembar saham dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. EPS menjadi penting bagi pihak manajemen, pemegang saham biasa, dan calon investor sebagai indikator keberhasilan perusahaan atau emiten.

Formula untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut: EPS = (Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen) / Jumlah Saham Biasa yang Beredar.

Sebagai contoh, PT. Gery Egg Roll memiliki total saham beredar sebanyak 2 juta lembar dan berhasil memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 3 miliar. Perusahaan ini juga memberikan dividen sebesar 15% atau Rp. 300 juta kepada para pemegang saham. Dengan menggunakan rumus di atas, maka EPS dari PT. Gery Egg Roll dapat dihitung sebesar Rp. 1.350 per lembar saham.

Dalam contoh di atas, EPS dihitung dengan mengurangi dividen saham preferen dari laba bersih setelah pajak, kemudian dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. EPS yang diperoleh menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan bagi setiap lembar saham yang dimiliki pemegang saham biasa.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *