Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa Itu Mekanisme Pasar? Kenali Cara Kerja dan Contohnya

Mekanisme Pasar

Pernahkah Anda membeli sebuah barang di pasar tradisional lalu menawar barang tersebut, supaya harganya turun? Setelah transaksi yang cukup alot dengan penjual, akhirnya Anda bisa mendapatkan barang tersebut dengan harga yang lebih murah, meskipun bukan harga yang Anda inginkan pada awalnya. Proses transaksi dalam jual beli inilah yang disebut dengan mekanisme pasar (market mechanism). 

Pengertian Mekanisme Pasar

Mekanisme pasar adalah proses transaksi untuk menentukan jumlah dan harga barang yang diperdagangkan menggunakan sistem permintaan dan penawaran (supply and demand). Contoh perdagangan di pasar di atas adalah contoh sederhana bagaimana sistem ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari. 

Seperti yang kita ketahui dalam hukum permintaan dan penawaran bahwasanya baik penjual maupun pembeli sama-sama mencari keuntungan sendiri. Penjual mencari keuntungan dengan membuat selisih antara harga jual dan biaya produksi, sementara pembeli mencari keuntungan dengan berusaha mendapatkan barang bagus dengan harga yang murah.

Transaksi antara penjual dan pembeli ini kemudian akan bertemu pada satu titik harga dan jumlah, yang bernama titik keseimbangan (ekuilibrium). Apabila titik keseimbangan ini tidak hanya untuk satu penjual dan satu pembeli saja, melainkan penjual dan pembeli dalam jumlah banyak, maka titik keseimbangan tersebut dapat disebut dengan harga pasar (market price). 

Dalam penerapan mekanisme pasar murni atau ekonomi hanya berdasarkan supply dan demand saja, intervensi dari pemerintah, entah itu dalam bentuk peraturan saja atau dalam bentuk pajak dan subsidi dianggap tidak ada atau minimum. 

Cara Kerja Mekanisme Pasar

Cara kerja mekanisme pasar relatif sederhana. Pembeli akan meningkatkan jumlah pembelian jika harga barang yang diinginkannya turun, sementara penjual akan memaksimalkan keuntungan dengan meningkatkan harga. Baik pembeli maupun penjual terbuka dengan perubahan harga dan jumlah barang asalkan didiskusikan dalam transaksi. Untuk memahami bagaimana mekanisme ini akan bekerja, mari simak contoh berikut:

Misalnya, sebuah perusahaan memproduksi 100 pasang sepatu dengan harga jual per unit  sebesar Rp120.000. Harga tersebut dipasang oleh perusahaan karena biaya produksi per unit sepatu tersebut mencapai Rp90.000. 

Namun nyatanya, pembeli hanya bisa membeli sepatu tersebut sebanyak 30 unit atau keuntungan yang diperoleh perusahaan mencapai Rp900.000. Karena dirasa kurang maksimal. Harga sepatu tersebut kemudian diturunkan menjadi Rp110.000. Ternyata dengan turun Rp10.000, perusahaan bisa menjual 50 unit sepatu, sehingga keuntungan perusahaan mencapai Rp1.000.000 (20.000 kali 50). Ini artinya, harga yang tepat untuk sepasang sepatu yang diproduksi oleh perusahaan tersebut adalah Rp110.000. 

Contoh Mekanisme Pasar di Indonesia

Tidak hanya dalam teori, mekanisme pasar juga terjadi di Indonesia. Contoh mudahnya adalah kenaikan harga sebuah merek susu di saat pandemi covid19 tahun 2020-2021 lalu. Hal ini karena beredarnya kabar bahwa konsumsi susu ini dapat mengurangi kemungkinan seseorang untuk terkena covid19. 

Harga susu yang awalnya sekitar Rp9000-Rp10.000 per kaleng naik menjadi Rp15.000-Rp17.000 per kaleng. Hal ini karena jumlah permintaan susu ini meningkat tajam, sementara jumlah susu yang bisa dibuat oleh produsen tidak berubah. Akibatnya, konsumen mau membeli susu tersebut dengan harga berapapun, sehingga harganya terus naik. 

Ketika pandemi sudah reda, permintaan terhadap susu tersebut juga menurun, sehingga harga per kaleng susu ini kembali normal ke level harga Rp10.000 per kaleng. Tidak hanya susu, kondisi ini juga pernah terjadi pada tisu, minyak goreng dan banyak kebutuhan lainnya. 

Kelebihan Mekanisme Pasar

1. Berpotensi untuk menimbulkan keadilan bagi produsen maupun konsumen

Dalam mekanisme pasar terdapat asumsi perfect information. Dalam asumsi ini, pembeli tahu jumlah keuntungan yang diinginkan oleh penjual dan penjual tahu nominal harga yang diinginkan oleh pembeli. Dengan demikian, mereka bisa berdiskusi jumlah barang yang akan diperdagangkan dan nominal harga yang disepakati. 

Diskusi dan kesepakatan ini bertujuan untuk menciptakan keadilan bagi penjual maupun pembeli. Penjual tidak akan rugi karena harus menjual barang di bawah biaya produksi, sementara pembeli juga senang karena bisa membeli barang dengan harga yang lebih murah. 

2. Mendorong adanya perkembangan usaha

Karena mengetahui nominal harga dan jumlah barang yang diinginkan oleh pembeli atau konsumen, penjual atau produsen bisa melakukan inovasi supaya barang yang mereka jual memenuhi ekspektasi harga dari konsumen, sehingga bisa terjual dengan maksimal. Selain itu, selera konsumen yang terus berubah juga mendorong bisnis untuk tetap menyesuaikan diri dengan terus berinovasi. 

Kekurangan Mekanisme Pasar

1. Idealisme asumsi

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwasanya asumsi dari mekanisme pasar adalah perfect information. Selain asumsi tersebut, teori ini juga memiliki asumsi bahwa “pasar akan menyesuaikan kondisi ekonomi dengan sendirinya atau tanpa pihak ketiga”. 

Pada kenyataannya, dalam ekonomi yang terjadi adalah imperfect information. Artinya, satu pihak entah itu penjual maupun pembeli memiliki informasi lebih mengenai sebuah produk dan motif pihak lain. Informasi ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk keuntungan pribadinya. 

Contohnya adalah penjual menumpuk buah yang sudah agak masam dengan buah yang masih bagus. Ini artinya, penjual buah tersebut menguasai informasi produk lebih banyak dibandingkan dengan pembeli (kecuali jika pembeli melihat buah busuk tersebut). 

Adapun mengenai asumsi kedua, nyatanya mekanisme pasar tidak menyesuaikan diri sendiri ketika terjadi krisis ekonomi. Akibatnya, pemerintah harus turun tangan dan melakukan intervensi. 

2. Potensi monopoli

Dalam pembahasan mengenai kelebihan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan yang mampu melakukan inovasi cenderung lebih bisa bertahan. Padahal, untuk berinovasi juga dibutuhkan modal. Lambat laun, ini akan membuat orang-orang dengan kepemilikan sumber daya berlebih akan menguasai pasar.

Akibatnya, mereka bisa jadi menguasai nyaris seluruh sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang dan jasa, sehingga melakukan monopoli atas produksi barang dan jasa tersebut. Di satu sisi, monopoli dapat memaksimalkan keuntungan karena ketiadaan pesaing, namun disisi lain, monopoli juga akan mendorong adanya mismanagement dalam sebuah perusahaan dan bukan jenis pasar yang ideal untuk mekanisme pasar. 

3. Potensi eksploitasi

Inovasi yang salah tempat juga bisa mengakibatkan eksploitasi, entah itu pada sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Hal ini karena perusahaan dituntut untuk melakukan inovasi demi mempertahankan eksistensi dan dominasi. Padahal, inovasi dengan tanpa aturan yang jelas juga bisa merusak alam dan sumber daya manusia. 

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya pemerintah memiliki peran cukup penting untuk mengatur ekonomi. Meskipun intervensi pemerintah itu sendiri juga harus diperhitungkan dengan baik, supaya mekanisme pasar tidak terlalu bebas dan supaya inovasi tetap bisa dilakukan sesuai dengan batasan-batasan tertentu.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *