Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Pengangguran Friksional? Contoh dan Cara Mengatasi

Pengangguran Friksional

Pengangguran tidak hanya terkait dengan ekonomi nasional, tetapi juga dengan kesejahteraan fisik dan mental pengangguran tersebut. Akan tetapi, tahukah Anda bahwasanya pengangguran terbagi menjadi beberapa jenis? Setiap jenis memiliki karakteristiknya masing-masing, sehingga tidak bisa satu solusi digunakan untuk mengatasi semua jenis pengangguran yang ada. 

Dalam artikel kali ini, penulis akan membahas mengenai salah satu jenis pengangguran, yaitu pengangguran friksional. Simak ulasan lengkapnya, berikut ini.

Pengertian Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah jenis pengangguran yang menggambarkan masa antara seseorang secara sukarela meninggalkan pekerjaan lamanya dan mencari pekerjaan baru. Umumnya, pengangguran jenis ini hanya berlangsung selama beberapa bulan hingga lebih dari 1 tahun. 

Pengangguran jenis ini bisa terjadi karena sifat pasar tenaga kerja yang heterogen. Artinya, setiap calon tenaga kerja memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan setiap perusahaan juga memiliki lowongan dan kebutuhan tenaga kerja yang berbeda. Hal ini mengakibatkan proses seleksi karyawan umumnya memakan waktu yang cukup lama, sehingga si calon tenaga kerja terkait harus menganggur selama beberapa waktu. 

Oleh sebab itu, umumnya fenomena pengangguran friksional dianggap sebagai fenomena yang wajar dan menjadi tanda kalau ekonomi sebuah negara sedang sehat. Sebab, masyarakat negara tersebut bisa memilih pekerjaan yang mereka inginkan. 

Pengangguran friksional berbeda dengan pengangguran siklis. Pengangguran siklis umumnya terjadi ketika banyak terpaksa berhenti dari pekerjaannya karena satu dan lain hal yang sifatnya sistemik, seperti resesi atau bukan musim panen dan tanam. 

Ketika sedang terjadi krisis atau resesi ekonomi, jumlah pengangguran siklis relatif akan meningkat, mengingat banyak perusahaan yang memutus hubungan kerja (PHK). Sebaliknya, jumlah pengangguran friksional justru akan sedikit karena karyawan takut untuk keluar dari pekerjaannya dan mencari pekerjaan baru yang entah kapan bisa diperoleh.

Karena tipe pengangguran ini yang “natural” dan “sukarela”, pengangguran friksional adalah jenis yang relatif susah dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dari pemerintah. Namun demikian, bukan berarti pemerintah tidak harus melakukan apapun untuk membantu individu keluar dari fase ini.

Penyebab Pengangguran Friksional

1. Fresh graduate

Sudah bukan rahasia lagi kalau mahasiswa yang baru lulus (fresh graduate) umumnya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mencari pekerjaan yang sesuai. Hal ini karena sebagai orang yang baru keluar dari universitas atau sekolah menengah, mereka dinilai tidak memiliki pengalaman yang cukup untuk masuk ke dalam sebuah posisi secara langsung. 

2. Pindah rumah

Dalam kultur masyarakat Indonesia, umumnya Istri harus mengikuti suami. Ini artinya, dia harus keluar dari pekerjaan lamanya dan mencari pekerjaan baru yang dekat dengan tempat tinggal barunya. Hal ini menyebabkan dia harus menganggur selama beberapa waktu. 

Tidak hanya istri, pengangguran friksional yang disebabkan oleh pindah rumah juga bisa terjadi kepada siapapun yang memutuskan untuk berpindah tempat tinggal, seperti karyawan yang memilih pulang kampung, TKI yang memilih untuk tidak pergi ke luar negeri lagi, dan lain sebagainya. 

3. Pindah kerja

Dalam beberapa tahun ini ramai istilah career switch atau switching career. Istilah ini banyak digunakan oleh para karyawan yang ingin berpindah posisi kerja ke perusahaan lain atau posisi lain (khususnya di bidang teknologi). Biasanya, hal ini terjadi karena perusahaan tersebut menawarkan gaji atau jenjang karir yang lebih menarik. 

Sebenarnya, program perpindahan kerja ini tidak harus diikuti dengan menjadi pengangguran. Pasalnya, saat ini karyawan bisa mencari pekerjaan atau mengikuti proses seleksi kerja sambil tetap bekerja di perusahaan lamanya. Tentunya dengan catatan tidak menyalahi aturan perusahaan, seperti menyebarkan rahasia dan lain sebagainya. 

4. Adanya tunjangan pengangguran

Adanya tunjangan pengangguran juga dapat mendorong adanya pengangguran friksional. Hal ini karena tenaga kerja bisa jadi lebih percaya diri untuk keluar dari pekerjaan lamanya dan mencari pekerjaan baru yang menawarkan gaji yang sesuai. Selain itu, bagi perusahaan adanya tunjangan pengangguran ini semakin menyusahkan mereka untuk mempekerjakan karyawan yang sesuai, karena karyawan akan meminta gaji yang relatif lebih tinggi dibandingkan tunjangannya maupun gajinya di perusahaan lama. 

Contoh Pengangguran Friksional

Contoh pengangguran friksional bisa Anda temukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:

  1. Seorang lulusan sarjana hukum pulan ke rumah setelah menyelesaikan studinya. Mengingat rumahnya di desa, yang tidak membutuhkan bantuan hukum atau semacamnya, kesempatannya untuk mendapatkan pekerjaan langsung begitu lulus menjadi kecil. 
  2. Seorang karyawan memutuskan untuk berhenti bekerja demi menyusun targetnya untuk kuliah di luar negeri. Hal ini mengingat bahwa tempatnya bekerja saat ini tidak menyediakan cuti belajar atau fasilitas tugas belajar. 
  3. Sepasang suami istri yang baru menikah berpindah dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan untuk tinggal di dekat tempat kerja sang suami yang notabene adalah pekerja perusahaan tambang. Akibatnya, sang istri harus keluar dari pekerjaan lamanya karena pekerjaan lama tersebut tidak memungkinkan untuk dikerjakan dari rumah (work from home, remote). 

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

1. Mendorong adanya hubungan antara akademisi dan praktisi

Salah satu tantangan yang seringkali dihadapi oleh lulusan baru dari sekolah menengah (baik itu SMA, SMK atau MA) adalah sekolah mereka tidak menjalin kerjasama dengan perusahaan atau pabrik untuk menyuplai tenaga kerja. 

Padahal, bagi perusahaan atau pabrik, kerja sama dengan sekolah dapat memangkas biaya dan tenaga yang digunakan untuk seleksi. Tentunya dengan syarat pelatihan dan kurikulum di sekolah tersebut cocok dengan yang dibutuhkan pabrik.

Dalam hal ini, pemerintah di bawah Kementerian Pendidikan dapat mendorong sekolah untuk menjalin kerja sama yang erat dengan perusahaan. Dengan demikian, lulusan dari sekolah tersebut yang tidak berminat untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi, bisa memperoleh pekerjaan dengan lebih cepat. 

Sebenarnya, masalah ini tidak hanya terjadi di sekolah menengah. Kampus, khususnya kampus-kampus di daerah juga kesulitan untuk menjalin kerja sama industri dengan perusahaan di daerah.  Adapun untuk kampus-kampus yang berskala besar, masalah ini umumnya ditangani dengan menyelenggarakan company hiring atau career fest

2. Menyelenggarakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri

Solusi lain yang kini diterapkan oleh pemerintah untuk membantu mengatasi pengangguran friksional adalah dengan menyelenggarakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pelatihan ini bisa diakses oleh lulusan baru yang ingin menambah keahlian, maupun karyawan yang ingin pindah kerja. 

Selain menyelenggarakan pelatihan di Balai Latihan Kerja, kini pemerintah juga menyelenggarakan berbagai beasiswa pelatihan untuk memenuhi kebutuhan industri (terutama di bidang teknologi) di dalam negeri. Beasiswa pelatihan tersebut, seperti beasiswa Digital Talent Scholarship, dan banyak lainnya. 

3. Memperluas kesempatan magang

Masalah lain yang dihadapi oleh para lulusan baru level sekolah menengah maupun perguruan tinggi adalah minimnya pengalaman. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dapat memperluas kesempatan magang (internship), khususnya yang magang berbayar (paid internship). 

Hal ini mengingat bahwasanya pekerja magang juga berhak mendapatkan imbalan atas pekerjaannya meskipun bisa jadi lebih rendah dibandingkan dengan pekerja tetap atau kontrak. Belum lagi adanya kemungkinan kalau pekerjaan mahasiswa magang sama besar dan sulitnya dengan pekerja tetap.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *