Peran pemerintahan negara salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program pendidikan merata dan bisa diakses dengan mudah. Namun, apa jadinya jika justru biaya pendidikan di Indonesia semakin mahak?
Tentunya dikhawatirkan akan terjadi penurunan kualitas pendidikan Indonesia karena sulitnya seseorang untuk mengenyam pendidikan. Walaupun sekarang pemerintah Indonesia sudah menerapkan program belajar gratis dari SD hingga SMP, ternyata biaya pendidikan tingkat lanjut atau perkuliahan belumlah terjangkau. Ditambah lagi, adanya ketidakmerataan dan ketimpangan sosial dalam penerimaan beasiswa.
Lantas, apa yang menyebabkan biaya pendidikan di Indonesia semakin mahal? Bagaimana cara kita untuk menyiasati peningkatan biaya ini? Mari simak artikel di bawah ini untuk pembahasan lebih lengkapnya!
Penyebab Biaya Pendidikan Semakin Mahal
Ada beberapa biaya pendidikan semakin mahal khususnya biaya pendidikan tinggi. Penyebab ini bisa dilatarbelakangi oleh faktor internal dan eksternal instansi terkait. Mari simak pembahasan lebih jelasnya berikut ini:
1. Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur
Penyebab mahalnya pendidikan di Indonesia yang sering digaungkan adalah adanya peningkatan fasilitas dan infrastruktur. Tujuannya tentu untuk mendukung kegiatan akademik, seperti penyediaan perpustakaan, laboratorium terpadu, lapangan olahraga, hingga penerapan teknologi informatika dalam proses pembelajaran.
Semakin berkualitas dan lengkapnya fasilitas dan infrastruktur sebuah instansi, semakin mahal pula biaya pendidikan yang harus dikeluarkan. Biasanya biaya ini akan dibebankan pada pembayaran uang pangkal, UKT (uang kuliah tunggal), SPP, uang gedung, dan sebagainya.
Namun, siswa/i hingga mahasiswa/i masih banyak yang mengeluhkan bahwa biaya yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan fasilitas yang didapat. Itulah mengapa perlu banyak evaluasi dan perbaikan dari pihak instansi dan kerja sama dengan pemerintah.
2. Biaya Guru dan Tenaga Pendidik Berkualitas
Sebagai orang tua, pastinya Anda ingin anak-anak mengenyam pendidikan di sekolah terbaik, bukan? Sekolah terbaik berarti mereka memiliki guru dan tenaga pendidik yang berkualitas.
Pastinya kualitas tersebut perlu dihargai dengan gaji dan tunjangan yang tidak sedikit. Pengeluaran biaya untuk tenaga pendidik berkualitas termasuk ke dalam biaya operasional yang pastinya didapatkan dari sumber dana murid. Namun, tidak menutup kemungkinan jika Anda tetap mendapatkan guru dan tenaga pendidik berkualitas dengan harga terjangkau, ya!
Anda perlu mencari sekolah dan kurikulum yang tepat sesuai kebutuhan. Pastinya proses perencanaan sekolah ini harus disesuaikan juga dengan anak agar bisa dimaksimalkan sebagai media pengembangan diri.
3. Subsidi Pemerintah Rendah
Menurut Pasal 31 Ayat 2 UUD RI Tahun 1945, dikatakan bahwa pemerintah menjamin wajib belajar selama 9 tahun secara menyeluruh dan gratis. Artinya, seluruh masyarakat Indonesia bisa mengenyam pendidikan dari sekolah menengah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP). Setelah itu, biaya pendidikan SMA dan kuliah bisa ditanggung mandiri berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Padahal, mengingat tingginya persaingan dunia kerja, sekarang banyak perusahaan yang membuat syarat minimal pendidikan adalah SMA/SMK. Maka dari itu, banyak orang tua berupaya untuk melanjutkan pendidikan SMA/SMK hingga perguruan tinggi demi mendapatkan kesempatan yang lebih luas.
Namun, nyatanya pemerintah belum berhasil memberikan subsidi secara penuh terhadap instansi SMA/SMK dan perguruan tinggi. Bahkan, beberapa waktu belakangan ini biaya UKT (uang kuliah tunggal) perguruan tinggi terbilang melonjak drastis.
Ditambah lagi, menurut pakar pendidikan Indra Charismiadji, 20% dana pendidikan APBN tidak semuanya digunakan dan diserap untuk keperluan pendidikan oleh Kementerian Pendidikan. Dengan kata lain, persentase tersebut masih harus dibagi lagi untuk memenuhi kebutuhan administrasi dan teknis di kementerian lainnya.
4. Sertifikasi dan Akreditasi Pendidikan
Setiap instansi yang ada di Indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkan sertifikasi sebanyak mungkin dan akreditasi pendidikan sebaik mungkin. Untuk memperolehnya, diperlukan banyak biaya guna melakukan penelitian, seminar, dan sebagainya.
Jika hanya mengandalkan subsidi pemerintah, tentunya instansi tidak bisa meningkatkan kualitas dirinya semaksimal mungkin. Itulah mengapa pada akhirnya instansi membebankan biaya pendidikan yang mahal agar bisa mewujudkan visi pendidikan tersebut.
5. Biaya Operasional
Sama seperti sebuah perusahaan atau rumah tangga, instansi pendidikan juga mengeluarkan biaya operasional umum. Biaya operasional tersebut menyangkut kebutuhan listrik, internet, kebersihan, air keamanan, dan biaya administrasi lainnya.
Strategi Mempersiapkan Dana Pendidikan
Menimbang kondisi mahalnya pendidikan di Indonesia, Anda perlu mengatur strategi mempersiapkan dana pendidikan. Tujuannya agar Anda tetap bisa menyediakan kesempatan terbaik bagi diri sendiri atau anak untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang menyeluruh. Berikut ada beberapa strategi yang bisa Anda implementasikan:
1. Membuat Rancangan Anggaran Pendidikan
Strategi pertama yang wajib dilakukan adalah membuat perencanaan keuangan untuk biaya pendidikan. Perencanaan keuangan di sini berkaitan dengan pembuatan pos-pos mengenai kebutuhan yang akan dikeluarkan selama Anda atau anak mengenyam pendidikan.
Anda perlu memasukkan biaya pendidikan seperti uang sekolah, perlengkapan sekolah, biaya ATK, hingga kegiatan penunjang pendidikan lainnya seperti ekstrakurikuler, bimbingan belajar (bimbel), dan sebagainya.
Walaupun Anda sudah membuat rancangan anggaran, tidak menutup kemungkinan bahwa biaya tersebut akan terus meningkat. Pasalnya, BPS (Badan Pusat Statistik) mengungkapkan bahwa inflasi pendidikan terus meningkat sebesar 10–15% setiap tahunnya.
Namun, jika Anda sudah membuat rencana keuangan pendidikan, Anda bisa menyiasatinya dengan maksimal karena sudah memperkirakannya jauh-jauh hari. Dengan begitu, Anda sudah memiliki dana darurat atau biaya tidak terduga untuk menutupi kekurangan biaya pendidikan.
2. Memisahkan Akun Biaya Pendidikan dari Biaya Lainnya
Berikutnya, Anda perlu memisahkan akun biaya pendidikan dari akun biaya lainnya. Tujuannya agar biaya yang sudah disiapkan untuk pendidikan dikhususkan untuk membayar kebutuhan sekolah.
Anda bisa memisahkannya dengan membuat rekening baru atau menyimpannya di instrumen keuangan lainnya. Maka dari itu, penting untuk membuat rencana keuangan secara menyeluruh yang tidak hanya fokus memisahkan biaya pendidikan.
Jadi, Anda juga perlu membuat pos-pos keuangan lainnya untuk kebutuhan harian, dana darurat, kebutuhan bulanan, dan sebagainya sesuai kebutuhan Anda.
3. Pertimbangkan Asuransi Pendidikan
Mahalnya pendidikan di Indonesia bisa disiasati dengan mempertimbangkan pembuatan asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan akan berfungsi sebagai media investasi untuk sekolah Anda sendiri atau anak-anak.
Dengan kata lain, Anda sudah memiliki akun khusus tersendiri untuk membiaya pendidikan. Asuransi juga akan menjamin pendidikan agar bisa terus berlangsung hingga perguruan tinggi bahkan lebih tinggi lagi. Asuransi pendidikan juga bisa dibilang sebagai investasi jangka panjang karena akan terus digunakan hingga Anda atau keluarga selesai mengenyam pendidikan.
4. Kelola Tabungan Pendidikan
Strategi mempersiapkan dana pendidikan yang terakhir adalah dengan mengelola tabungan pendidikan. Pada dasarnya, tabungan di sini hampir sama dengan asuransi pendidikan. Hanya saja, jangka waktunya bisa dibilang lebih pendek.
Kelemahan tabungan pendidikan adalah Anda akan cukup sulit mengontrolnya karena bisa saja digunakan untuk keperluan darurat atau mendadak. Hal ini akan terjadi apabila Anda tidak merencanakan keuangan dengan maksimal.
Itulah beberapa penyebab biaya pendidikan di Indonesia semakin mahal. Demi menyiasati hal tersebut, Anda tetap bisa mendapatkan kesempatan pendidikan yang luas dengan menerapkan beberapa strategi persiapan dana pendidikan yang sudah dibahas di atas.