Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Perencanaan Keuangan?

Perencanaan keuangan

Sebuah kata-kata mutiara dari Arne Garborg berbunyi:

“Dengan uang, dikatakan Anda bisa membeli semuanya. Tidak, itu tidak benar. (Dengan uang), Anda dapat membeli makanan tetapi tidak nafsu makan; membeli obat-obatan, tetapi bukan kesehatan; membeli tempat tidur empuk, tetapi tidak tidur; membeli pengetahuan tetapi bukan kecerdasan; membeli kemewahan, tetapi tidak kenyamanan; membeli hal-hal yang menyenangkan, tetapi bukan kesenangan; memiliki banyak kenalan, tetapi bukan persahabatan;  memiliki pelayan, tetapi bukan kesetiaan; memiliki rambut beruban, tetapi bukan kehormatan; memiliki hari yang sepi, tapi tidak membeli kedamaian. Cangkang dari semua hal yang bisa Anda dapatkan dengan uang. Tapi tidak dengan intinya. Inti dari cangkang tersebut tidak bisa dibeli dengan uang.”

Ini artinya, uang tetap merupakan hal yang penting dalam kehidupan meskipun tidak bisa digunakan untuk membeli semua yang kita mau. Uang hanya salah satu alat yang digunakan untuk meraih hal penting tersebut dan alat tersebut harus dikelola dengan baik. Salah satu cara mengelola uang dengan baik adalah dengan perencanaan keuangan.

Pengertian Perencanaan Keuangan

Menurut Lembaga Standarisasi Perencanaan Keuangan Indonesia (FPSB), financial planning atau perencanaan keuangan adalah usaha untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara terencana. Tujuan hidup tersebut seperti, naik haji, menyekolahkan anak dan lain sebagainya. 

Secara naluriah, keinginan yang dimiliki oleh seorang manusia itu ada banyak tapi tidak dengan sumber daya yang mereka miliki. Sumber daya ini mencakup uang, waktu, tenaga dan pikiran. Misalnya, Anda ingin memiliki rumah sendiri tapi uang yang Anda miliki saat ini masih belum cukup. Oleh sebab itulah, kegiatan ekonomi di dunia ini ada dan manusia saling berinteraksi satu sama lain. 

Tujuan Perencanaan Keuangan

Tujuan dari perencanaan keuangan adalah untuk meningkatkan tingkat kebahagiaan atau tingkat kepuasan hidup manusia dengan cara mengalokasikan sumber daya yang terbatas di atas untuk keinginan manusia yang tidak terbatas tersebut. 

Dengan perencanaan keuangan yang baik, setidaknya Anda akan mengetahui berapa nominal uang yang harus Anda keluarkan untuk memenuhi keinginan tersebut, berapa nominal uang yang saat Anda miliki dan kira-kira kapan tujuan tersebut akan tercapai. Selain itu, Anda juga memiliki bahan yang bisa Anda gunakan untuk mengevaluasi perkembangan proses pencapaian tujuan hidup Anda selama ini. 

Siapa Saja Yang Sebaiknya Melakukan Perencanaan Keuangan?

Setidaknya ada 4 pelaku ekonomi, yaitu individu masyarakat, rumah tangga keluarga, perusahaan dan pemerintah. Setiap pelaku ekonomi tersebut tetap disarankan untuk menyusun perencanaan keuangan. 

Dari pelaku perusahaan misalnya, Anda mengenal tim akuntansi dan keuangan yang menyusun laporan keuangan perusahaan. Pada level pemerintahan, ada yang namanya Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD). 

Rumah tangga keluarga pun disarankan untuk membuat perencanaan keuangan. Sebab, rumah tangga setidaknya menyatukan dua orang individu dengan kebiasaan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Individu juga penting untuk melakukan financial planning, karena walau bagaimanapun keinginan dan kebutuhan seorang individu juga pasti ada banyak sementara pendapatannya terbatas. 

Manfaat Melakukan Perencanaan Keuangan Untuk Pribadi dan Perusahaan

1. Alokasi keuangan sesuai skala prioritas

Dengan menyusun dan memiliki perencanaan keuangan, setidaknya seorang individu atau perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya uang yang mereka miliki untuk berbagai hal yang mereka perlukan. 

Berbagai hal tersebut nantinya disusun berdasarkan skala prioritas, sehingga mana yang diprioritaskan akan didahulukan. Dengan demikian, uang individu dan perusahaan tersebut tidak terbuang percuma hanya untuk keinginan yang sebenarnya tidak terlalu penting. 

2. Perencanaan keuangan sebagai alat evaluasi

Saking banyaknya keinginan dan mimpi yang dicapai oleh seseorang, seringkali orang tersebut justru akan kehilangan arah dan rekam jejak mimpi tersebut karena tidak fokus. Dengan adanya dokumen perencanaan keuangan, seseorang dapat mengalokasikan uangnya untuk mencapai sebuah keinginan dan melihat rekam jejak sejauh mana keinginan tersebut sudah dapat dicapainya. Dengan demikian, secara langsung dia tidak hanya sudah membayangkan bagaimana jika keinginan tersebut terwujud, tetapi juga sudah mengambil langkah pasti tentang cara mewujudkannya. 

Dalam kancah perusahaan, dokumen perencanaan keuangan ini juga dapat dipakai untuk mendapatkan pendanaan tambahan dari pihak ketiga, baik itu perbankan maupun investor, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi proyek investasi yang sedang mereka jalani.

3. Menekan kecemasan

Salah satu manfaat dari menyusun dokumen pengelolaan keuangan adalah mengurangi kecemasan pada individu. Dengan menyusun dokumen ini secara baik dan disiplin, seorang individu secara tidak langsung dapat mengingat aset apa saja yang dia miliki dan bagaimana cara supaya aset tersebut dapat dicairkan atau ditukarkan, sehingga dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan di waktu-waktu yang mendesak. 

Individu dengan skill pengelolaan keuangan yang bagus juga akan memiliki dana darurat dan atau asuransi yang dapat dipakai ketika membutuhkan. Adanya dana darurat dan asuransi ini secara tidak langsung dapat mengurangi kecemasan mereka mengenai masa depan. 

Mengapa Pembuatan Perencanaan Keuangan Harus Realistis?

Dalam beberapa tahun ini banyak selentingan bahwa seseorang harus memiliki kekayaan sekian miliar rupiah sebelum berusia 30 tahun. Bisa jadi target ini adalah target atau mimpi yang bagus, tapi apakah realistis?

Perencanaan keuangan yang baik akan membantu individu maupun perusahaan belajar bagaimana sebuah keputusan keuangan dapat berakibat pada keseluruhan hidup seseorang atau sebuah perusahaan. Oleh karena itu, financial planning juga harus dibuat secara realistis.

Dalam kasus uang sekian miliar yang harus dimiliki sebelum usia 30 di atas misalnya. Tidak semua orang memiliki pendapatan belasan juta rupiah untuk menabung, tidak semua orang memiliki tingkat intelegensi yang cukup untuk berinvestasi dengan tanpa kena tipu, dan semua orang pasti memiliki kebutuhan harian dan bulanan yang berbeda. 

Anda memang bisa saja mendapatkan uang sekian miliar sebelum usia 30. Akan tetapi, dengan gaji saat ini, UMR misalnya, tentu Anda harus menambah jam kerja, mengurangi tidur dan lain sebagainya, yang pada akhirnya bisa jadi justru mengorbankan kesehatan Anda sendiri. Oleh sebab itu, pengelolaan keuangan harus dibuat serealistis mungkin. 

Cara Melakukan Perencanaan Keuangan

1. Tentukan skala prioritas

Langkah yang pertama adalah menentukan skala prioritas. Dalam hal ini, kita mengenal dua kategori, yaitu kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang harus dipenuhi supaya hidup Anda bisa berjalan dengan baik, sementara keinginan adalah hal yang apabila dapat terpenuhi syukur, tetapi kalau tidak ya tidak masalah. 

Kebutuhan menurut skala prioritasnya terbagi lagi menjadi tiga, yaitu: kebutuhan pokok (primer), kebutuhan sekunder dan tersier. Kebutuhan pokok harus dipenuhi terlebih dahulu, sebelum kebutuhan sekunder dan tersier. Sebaliknya, jika krisis melanda, kebutuhan tersier dan sekunder dapat dipotong. 

Jika Anda sudah menikah dan ingin membuat financial planning untuk keluarga Anda, pastikan Anda juga mendiskusikan skala prioritas ini kepada pasangan. Sebab, tidak menutup kemungkinan pasangan Anda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda.

2. Menentukan jangka waktu

Salah satu faktor yang harus Anda pertimbangkan saat menyusun skala prioritas adalah jangka waktu. Secara umum, jangka waktu pemenuhan kebutuhan dan keinginan ini terbagi menjadi tiga, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Anda juga bisa membagi jangka waktu ini menjadi “bisa ditunda” atau “tidak bisa ditunda”. 

Kebutuhan rumah misalnya. Secara teoritis, rumah atau papan adalah kebutuhan pokok. Namun, memiliki rumah sendiri adalah keinginan, dan karena Anda juga belum berkeluarga atau masih bisa tinggal di rumah kedua orang tua, maka kebutuhan untuk membeli atau membangun rumah bisa masuk kategori kebutuhan pokok jangka panjang yang bisa ditunda. 

3. Membuat catatan keuangan

Setelah catatan kebutuhan dan keinginan sudah disusun sesuai dengan skala prioritas dan jangka waktu, kini saatnya Anda membuat catatan keuangan. Catatan keuangan tersebut meliputi:

  1. Berapa uang yang Anda butuhkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut
  2. Kapan target Anda untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 
  3. Pada instrumen apa Anda menyimpan untuk kebutuhan tersebut. 
  4. Catatan pendapatan dan pengeluaran harian. 

Kini ada banyak teknologi yang bisa Anda gunakan untuk membuat catatan keuangan ini. Mulai dari aplikasi spreadsheet, seperti Microsoft Excel hingga aplikasi keuangan pribadi. Dengan aplikasi seperti ini, proses pengelolaan keuangan serta proses evaluasinya akan jadi lebih mudah untuk Anda. 

4. Mengevaluasi catatan keuangan

Langkah terakhir untuk melakukan perencanaan keuangan adalah dengan melakukan evaluasi. Pastikan Anda mengevaluasi berapa uang yang Anda keluarkan untuk kebutuhan sehari-hari, untuk membayar utang dan tagihan kredit, untuk investasi, untuk dana darurat pada bulan ini. Apabila ada pos-pos yang masih perlu ditambah atau kurangi silahkan disesuaikan saja untuk diterapkan di bulan depan.

Membuat perencanaan keuangan bisa jadi merupakan hal yang agak rumit dan membutuhkan kedisiplinan yang tinggi. Namun dengan adanya catatan pengelolaan keuangan ini, kebutuhan dan keinginan Anda sekarang maupun di masa depan niscaya dapat terpenuhi dengan baik.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *