High risk, high return, semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi pula potensi return yang didapat. Oleh sebab itu, hubungan atau relasi antara risiko dan return investasi adalah berbanding lurus, sehingga apabila digambarkan dalam bentuk kurva, gambarnya akan menjadi miring dari kiri bawah ke kanan atas (sama seperti garis supply).
Hubungan antara return dan risiko ini setidaknya tergambar dalam kurva yang berbeda, yaitu security market line (SML) dan capital market line (CML). Meskipun sama-sama menggambarkan hubungan antara return dan risiko, namun keduanya memiliki beberapa perbedaan. Simak selengkapnya berikut ini.
Pengertian Security Market Line (SML)
Security market line (SML) atau yang juga disebut dengan garis pasar sekuritas adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara rata-rata return dan rata-rata risiko investasi. Kurva ini merupakan representasi grafis dari capital asset pricing model (CAPM) yang telah dihitung menggunakan regresi linier.
Dalam penghitungan kurva ini, variabel risiko yang digunakan adalah systematic risk. Systematic risk adalah risiko yang terjadi di pasar akibat adanya suatu sistem, seperti risiko naik turunya harga aset, risiko yang ditimbulkan akibat adanya krisis ekonomi dan lain sebagainya. Risiko jenis ini tidak dapat dihindari sekaligus tidak dapat diprediksi.
Dalam penghitungan SML, risiko sistematis ini dihitung dalam variabel beta. Nilai beta berkisar antara nilai 1. Semakin tinggi risiko dan volatilitas harga sebuah instrumen, maka nilai beta instrumen tersebut akan mendekati 1 atau bahkan lebih dari 1.
Rumus dari kurva ini adalah:
ERi = Rf + βi [ERM – Rf]
Keterangan:
ERi = Tingkat imbal hasil yang diharapkan dari sebuah instrumen investasi.
Rf = Tingkat imbal hasil instrumen investasi yang dianggap tidak memiliki risiko (risk-free rate).
βi = Nilai risiko sistematis.
ERM = Imbal hasil investasi dari pasar instrumen investasi tersebut.
Sumber: Wikipedia
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, garis pasar sekuritas ini juga dapat digunakan untuk menentukan apakah sebuah instrumen investasi undervalued atau overvalued.
Sebuah instrumen investasi dikatakan undervalue apabila titik temu antara return dan risikonya di atas garis SML. Sebaliknya, sebuah instrumen investasi dikatakan overvalue apabila titik temu antara kedua variabel tersebut berada di bawah garis SML.
Mengapa demikian? Karena jika titik temu antara return dan risikonya di atas garis SML, itu artinya instrumen tersebut menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan instrumen lain di pasar yang memiliki tingkat risiko sama, begitu pula sebaliknya.
Pengertian Capital Market Line (CML)
Capital market line (CML) atau garis pasar modal adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara return dan risiko sebuah portofolio investasi setelah mempertimbangkan rata-rata imbal hasil di pasar portofolio investasi tersebut dan perubahan pada tingkat risiko dan tingkat imbal hasil portofolio.
Rumus untuk menghitung titik-titik pada kurva ini adalah sebagai berikut:
ERp = Rf + SDp x [ERm – Rf] / SDm
Keterangan:
ERp = Imbal hasil portofolio investasi yang diinginkan.
Rf = Imbal hasil investasi dari instrumen investasi bebas risiko (risk-free rate).
SDp = Standar deviasi portofolio.
ERm = Imbal hasil investasi dari pasar instrumen investasi tersebut.
SDm = Standar deviasi pasar.
Biasanya, capital market line digambarkan bersama kurva efficient frontier. kurva efficient frontier adalah kurva yang menggambarkan alokasi modal investasi Anda untuk dua instrumen investasi yang berbeda (portofolio investasi). Gambar kurva ini adalah cekung ke bawah. Titik pertemuan antara kurva efficient frontier dan capital market line ini menggambarkan kombinasi paling pas antara dua instrumen investasi baik itu secara alokasi, risiko maupun imbal hasil (return).
Untuk lebih jelasnya, mari lihat gambar berikut ini:
Sumber: WallStreet Mojo
Capital market line berguna jika Anda membeli lebih dari 1 instrumen investasi (misalnya saham A dan saham B atau saham dan obligasi), dan ingin mengetahui berapa kira-kira kombinasi saham dan obligasi yang pas jika Anda memiliki modal investasi yang terbatas dan ingin memaksimalkan imbal hasil (return) sambil meminimalisir risiko (risk).
Tidak hanya itu, kurva ini juga dapat dipakai untuk menentukan apakah sebuah portofolio investasi undervalue atau overvalue. Sama seperti SML, Jika nilai CAPM instrumen investasi yang Anda pilih di atas CML, maka itu artinya instrumen tersebut undervalue, sehingga sebaiknya dibeli. Sebaliknya, jika nilai portofolio tersebut di bawah garis CML, maka sebaiknya segera dijual.
Hal ini karena pada kurva CML, risiko portofolio sama dengan nilai portofolio pasar, sehingga tingkat kemiringan kurva CML sama dengan sharpe ratio. Akibatnya, jika titik kombinasi risiko-return sebuah portofolio di atas garis tersebut, ini artinya return portofolio tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata portofolio lain di pasar yang memiliki tingkat risiko yang sama.
Perbedaan CML dan SML
Dari pembahasan di atas dapat disebutkan bahwasanya perbedaan antara capital market line dan security market line adalah:
1. Variabel yang digunakan untuk sumbu x
Pada garis pasar sekuritas atau security market line, variabel yang digunakan pada sumbu x (garis horizontal) adalah beta atau risiko sistematis. Hal ini berbeda dengan garis pasar modal atau capital market line (CML).
Pada CML, instrumen investasi yang dibeli tidak hanya satu, melainkan dua atau lebih, sehingga standar deviasi digunakan untuk menggambarkan risiko. Hal ini karena dua instrumen investasi dalam satu portofolio pasti memiliki risiko sistematis yang berbeda-beda.
2. Kegunaan
Kurva SML dapat Anda gunakan untuk menentukan apakah sebuah instrumen investasi undervalue atau overvalue berdasarkan tingkat imbal hasil dan risiko yang ditawarkan, khususnya untuk investasi jangka panjang. Sebuah instrumen investasi dikatakan undervalue apabila nilainya berada di atas garis SML, sementara terbilang overvalue apabila nilainya berada di bawah garis tersebut.
Di sisi lain, kurva CML juga dapat digunakan untuk menentukan kombinasi instrumen investasi yang pas dengan mempertimbangkan risiko dan return gabungan yang ditawarkan oleh masing-masing instrumen tersebut.
3. Adanya efficient frontier
Namun demikian, garis CML lebih baik diinterpretasikan dengan menggambar kurva efficient frontier juga. Untuk menggambar kurva ini, setidaknya Anda harus mengetahui:
- Alokasi pendapatan untuk 2 instrumen investasi yang berbeda. Misalnya, Anda memiliki uang Rp1.000.000, Anda harus mendaftar apakah 25% uang tersebut untuk beli saham A dan 75% sisanya untuk saham B, atau sebaliknya.
- Tingkat imbal hasil gabungan antara saham A dan saham B.
- Tingkat risiko gabungan antara saham A dan saham B.
Kombinasi antara 3 faktor di atas dapat membentuk titik-titik yang mana jika titik-titik tersebut digabungkan akan menghasilkan kurva yang melengkung sebagaimana gambar di atas. Untuk mengetahui cara membuat kurva ini selengkapnya, Anda bisa mengklik tautan berikut.
Nah, itu tadi perbedaan antara kedua kurva di atas. Terlepas dari perbedaannya, kurva tersebut sama-sama menggambarkan bahwa semakin tinggi return sebuah instrumen investasi, semakin tinggi juga risikonya, sehingga pastikan Anda memilih instrumen yang pas ya.