Lompat ke konten
Daftar Isi

Perbedaan Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier

Perbedaan Kebutuhan Primer, Sekunder, dan Tersier

Saat membuat perencanaan keuangan pribadi dan mengeluarkan uang dari saku pribadi Anda, Anda harus bisa membedakan antara kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Hal ini penting, sebab berkaitan dengan kemampuan Anda untuk memenuhi kebutuhan dasar kehidupan dan mencapai titik terbaik dalam hidup. 

Lalu, apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer, sekunder dan tersier, lantas apa perbedaannya? Simak pembahasannya berikut ini:

Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer adalah hal-hal yang wajib dipenuhi.

Umumnya, kebutuhan primer seluruh umat manusia didefinisikan sebagai sandang, pangan dan papan. Namun, pada dasarnya, setiap orang memiliki kebutuhan primer yang berbeda. 

Pada financial planning, kebutuhan primer ini harus Anda penuhi terlebih dahulu sebelum berbagai jenis kebutuhan lainnya. Sebab hal ini terkait dengan kemampuan Anda bertahan hidup di tengah kesulitan. 

Contohnya, Anda adalah seorang programmer. Maka, kuota internet dan laptop adalah kebutuhan primer Anda, sebab alat-alat tersebut digunakan sebagai penunjang pekerjaan meskipun bisa jadi orang lain tidak membutuhkan keduanya. 

Contoh Kebutuhan Primer

Selain sandang, pangan dan papan, tiga hal yang sering dianggap sebagai kebutuhan primer adalah pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Setiap umat manusia perlu memiliki akses terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan yang layak serta membutuhkan keamanan supaya dapat hidup lebih puas dan maksimal. 

Pendidikan dianggap sebagai kebutuhan primer, sebab dengan mendapatkan pendidikan yang layak, manusia dapat melakukan banyak hal, seperti mendapatkan pekerjaan yang layak, memperjuangkan hak-hak nya dan lain sebagainya. Pekerjaan yang kayak dan perjuangan hak tersebut juga tidak akan maksimal jika manusia terkait tidak sehat atau hidup di negara perang. 

Orang yang senantiasa hidup di negara perang cenderung tidak merasa aman, sehingga tidak leluasa untuk menentukan pilihan hidup. Jangankan untuk sekolah, keluar dari rumah saja takut tiba-tiba diserang musuh. Oleh sebab itu, baik kesehatan maupun rasa aman adalah kebutuhan primer umat manusia. 

Pelunasan utang seharusnya juga bisa dianggap sebagai kebutuhan primer. Dengan tanpa melunasi utang, bisa jadi Anda bisa hidup dengan layak, akan tetapi tidak jarang utang yang tidak dilunasi membuat relasi Anda dengan orang lain, bahkan orang tua dan saudara, bisa hancur. Belum lagi jika utang tersebut berasal dari bank atau pinjaman online dengan bunga tinggi. Utang berbunga yang dibiarkan berlarut-larut bisa membebani keuangan Anda kedepannya. 

Kebutuhan Sekunder

Kebutuhan sekunder adalah hal-hal yang ingin dipenuhi sebagai pelengkap dari kebutuhan primer.

Maka dari itu, tingkat prioritas kebutuhan sekunder satu tingkat di bawah kebutuhan primer. Artinya, jika uang Anda pas-pasan, maka kebutuhan sekunder lah yang terlebih dahulu harus dikurangi. 

Kebutuhan primer bisa berubah menjadi sekunder apabila ada fitur-fitur tambahan yang sebenarnya tidak diperlukan namun ada di dalam barang atau jasa yang Anda beli. Misalnya, Anda membeli rumah mewah. Rumah, sebagai papan tentu merupakan kebutuhan primer, namun rumah dengan karakteristik mewah bisa merupakan kebutuhan sekunder karena sebuah rumah yang layak ditinggali tidak harus mewah. Sebaliknya, kebutuhan sekunder juga bisa menjadi primer kalau ada fitur-fitur yang benar-benar Anda butuhkan, seperti contoh laptop dan internet untuk para developer di atas. 

Contoh Kebutuhan Sekunder

Contoh dari kebutuhan sekunder adalah baju baru saat lebaran. Makna dari pemakaian baju baru saat idul fitri adalah Anda menjadi orang yang baru setelah bermaaf-maafan dengan keluarga, saudara dan teman. Namun jika Anda tidak mampu membeli pakaian baru saat lebaran, maka tidak masalah juga untuk menggunakan baju lama, sebab pada dasarnya kata maaf membersihkan hati dan jiwa, bukan menuntut pakaian baru. 

Contoh lainnya adalah kursus penunjang pembelajaran di rumah. Sifat kebutuhan terhadap usaha bimbingan belajar ini adalah sekunder atau tambahan. Artinya, Anda tidak perlu mengirimkan anak Anda ke tempat les, kecuali dia benar-benar membutuhkannya.

Kebutuhan Tersier

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan terhadap barang atau jasa yang sifatnya mewah.

Barang dan jasa mewah ini apabila tidak digunakan tidak akan mengganggu kehidupan dasar Anda sebagai manusia, namun apabila Anda menggunakannya, bisa jadi derajat sosial Anda di mata masyarakat dianggap naik. 

Dalam perencanaan keuangan pribadi, kebutuhan tersier ini baru bisa dipenuhi ketika kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi terlebih dahulu. Jangan sampai, misalnya, karena membeli mobil, Anda dan anak-anak Anda sampai tidak bisa makan berhari-hari atau putus sekolah. Sebaiknya, dahulukan makanan dan sekolah baru membeli barang mewah seperti mobil. 

Contoh Kebutuhan Tersier

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mobil adalah salah satu contoh kebutuhan tersier yang paling jelas. Mobil dalam ranah fungsinya dibeli karena mampu menampung banyak orang dalam 1 kendaraan sekaligus dan mampu menghindarkan orang-orang tersebut dari hujan dan panas sambil menikmati hiburan, entah itu bercengkrama atau menikmati radio. Hal-hal ini tidak dimiliki oleh kendaraan lainnya, seperti motor atau sepeda. 

Namun tidak dapat dipungkiri juga kalau masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan, masih menganggap jika pemilik mobil memiliki status sosial yang tinggi. Pasalnya, harga beli mobil juga mahal dan susah untuk dicapai oleh sebagian besar masyarakat negeri ini. 

Dalam bidang jasa, contoh dari kebutuhan tersier ini adalah naik haji ke tanah suci bagi umat muslim. Haji merupakan kewajiban bagi umat muslim yang mampu baik secara fisik maupun finansial. Biaya haji yang tidak murah, prosesnya yang lama serta pendidikan dan pelatihan haji yang didapatkan jamaah, membuat masyarakat yang pulang dari tanah suci dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi. 

Hal ini sekali lagi khususnya untuk masyarakat Indonesia yang tinggal di desa. Tidak seperti saat ini, dahulu orang yang bisa berangkat haji amat sangat jarang, sebab kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, serta proses berangkat sampai pulang haji yang memakan waktu berbulan-bulan melalui jalur laut. 

Dalam beberapa kasus, tidak jarang juga para jamaah haji tersebut sekalian menempuh pendidikan keagamaan di tanah suci. Maka dari itu, tidak heran jika ketika pulang, mereka dianggap memiliki tingkat pemahaman agama yang lebih baik. 

Haji menjadi kebutuhan tersier karena pada dasarnya hanya wajib bagi orang yang mampu secara fisik maupun finansial. Orang yang tidak mampu secara fisik (entah karena tua atau sakit) atau orang yang tidak mampu secara finansial tidak wajib melaksanakan haji. 

Kebutuhan Primer, Sekunder dan Tersier dalam Perencanaan Keuangan

Adanya pembagian jenis kebutuhan menjadi tiga ini diharapkan dapat membantu Anda dalam menyusun prioritas keuangan. Sebab, semakin bertambahnya usia Anda, semakin banyak pula hal-hal yang Anda butuhkan dan inginkan. Apalagi jika sudah berkeluarga. 

Salah satu tantangan menjadi orang dewasa adalah menentukan mana diantara sekian banyak keinginan dan kebutuhan tersebut yang harus dipenuhi terlebih dahulu, mengingat adanya keterbatasan dana yang tersedia. Dalam hal ini, kebutuhan primer harus didahulukan sebelum kebutuhan sekunder dan tersier.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *