Lompat ke konten
Daftar Isi

Perbedaan Trading Forex dan Trading Saham

Perbedaan trading saham dan trading forex

Saham dan forex adalah dua instrumen investasi yang paling sering menjadi komoditas trading. Meskipun sama-sama bisa digunakan untuk investasi dan menabung untuk masa depan, nyatanya trading forex dan saham memiliki banyak perbedaan prinsipil.

Apa saja perbedaan trading forex dan saham? Simak ulasannya berikut ini.

Apa itu Trading Forex?

Trading forex adalah transaksi jual beli mata uang (currency) dengan menggunakan mata uang lainnya.

Dalam trading forex, pasangan mata uang seperti EUR/USD, GBP/USD, atau USD/JPY diperdagangkan di pasar. Pasangan ini mencerminkan nilai satu mata uang terhadap yang lain.

Sebagai contoh, pada pasangan EUR/USD, Euro (EUR) merupakan mata uang dasar, sedangkan Dolar AS (USD) berfungsi sebagai mata uang kutipan. Harga pasangan ini menunjukkan berapa banyak Dolar AS yang harus dikeluarkan untuk membeli satu Euro.

Trader forex memperolah untung dengan cara memprediksi pergerakan nilai tukar mata uang dan membeli mata uang yang diprediksi akan menguat serta menjual mata uang yang diprediksi akan melemah.

Apa itu Trading Saham?

Trading saham adalah aktivitas jual beli surat berharga yang berisi bukti kepemilikan modal seseorang di perusahaan tertentu. Surat berharga ini bisa diperdagangkan di pasar modal.

Dulu, trading saham sama dengan Anda mengeluarkan uang entah itu dolar atau rupiah untuk mendapatkan sertifikat saham dalam bentuk kertas. Namun saat ini, semua perdagangan saham dilakukan secara virtual melalui aplikasi trading saham sehingga Anda tidak akan mendapatkan sertifikat dalam bentuk fisik kertas tetapi data kepemilikan saham virtual sebagai gantinya. 

Perbedaan Trading Forex dan Trading Saham

Berikut ini beberapa perbedaan antara trading forex dan trading saham:

1. Instrumen yang diperjualbelikan

Perbedaan mendasar antara trading forex dan saham terletak pada instrumen yang diperdagangkan. Trading forex memperjualbelikan foreign exchange atau valuta asing, sementara trading saham memperjualbelikan surat berharga bukti kepemilikan modal. 

2. Institusi yang mengelola

Trading saham dan forex di Indonesia sama-sama diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, kedua instrumen ini diatur dan diselenggarakan oleh dua institusi yang berbeda. 

Segala hal tentang trading saham dan instrumen pasar modal lainnya diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia sementara, trading forex dan instrumen pasar berjangka komoditas lainnya (seperti emas, perak, sawit dll) diselenggarakan oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). 

3. Variasi Instrumen

Saham adalah instrumen yang lebih variatif dari segi produk dibandingkan forex. Di Bursa Efek Indonesia saja saat ini sudah ada 780 saham yang bisa Anda beli. Belum lagi jika Anda ingin membeli saham luar negeri seperti Apple inc., Google, atau Facebook. 

Sedangkan pada forex, hanya ada 164 mata uang yang beredar di seluruh dunia. 164 mata uang tersebut terbagi menjadi 2 kategori yaitu major pairs dan exotic pairs. Major pairs adalah pasangan mata uang yang sering diperdagangkan dalam dunia forex seperti USD/EUR atau CHF/JPY. 

Adapun exotic pairs adalah pasangan mata uang kecil yang jarang diperdagangkan di dunia forex seperti menjual riyal Arab Saudi untuk mendapatkan rupiah (IDR/SAR) dan mata uang dari negara berkembang lainnya. 

4. Aspek fundamental

Karena instrumen yang diperdagangkan berbeda, maka hal-hal yang mempengaruhi kondisi fundamental saham dan forex juga berbeda. Kondisi fundamental saham sangat dipengaruhi oleh kondisi keuangan dan bisnis sebuah perusahaan sementara, kondisi fundamental forex sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi dan politik dari negara yang menerbitkan mata uang yang dibeli maupun mata uang yang dijual. 

Maka dari itu, tidak heran kalau major pairs forex terdiri dari mata uang negara-negara maju seperti dolar Amerika Serikat (USD), euro milik Uni Eropa (EUR), frank Swiss (CHF), Yen Jepang (JPY), renminbi China (RNB), pound sterling Inggris (GBP) dan lainnya. 

5. Jam buka pasar

Trading forex lebih bebas dari segi waktu transaksi dibandingkan saham. Hal ini karena untuk membeli saham Anda harus menyesuaikan dengan jam buka bursa pasar modal di negara terkait. Di Indonesia misalnya, trading saham hanya bisa dilakukan pukul 9.00- 16.00 WIB. Sebaliknya, sesi perdagangan di negara belahan bumi lain bisa terjadi di malam hari. 

Sementara itu, perdagangan forex tidak harus sesuai dengan jam buka bursa karena yang ditukarkan adalah mata uang asing. Trading forex bisa Anda lakukan di mana pun dan kapan pun. 

6. Fluktuasi harga

Jam buka pasar yang bisa 24 jam tersebut di atas juga bisa mempengaruhi fluktuasi harga forex. Forex adalah instrumen yang dikenal memiliki tingkat fluktuasi atau volatilitas harga yang tinggi. Apalagi jika yang ingin Anda beli adalah major pairs yang notabene diincar oleh banyak orang di seluruh dunia. 

Di sisi lain, saham adalah instrumen pasar modal yang paling fluktuatif, akan tetapi tingkat fluktuasinya cenderung lebih rendah dibandingkan forex. Untungnya, trading forex dan trading saham banyak menggunakan analisis teknis yang sama yaitu moving average dan lainnya sehingga, untuk memprediksi fluktuasi harga forex, Anda masih bisa menggunakan analisis teknis trading saham. 

7. Risiko

Fluktuasi harga yang tajam di atas, juga mengindikasikan kalau risiko trading forex lebih tinggi dibandingkan saham. Sebab, kalau Anda memasukkan order sedikit telat saja, bisa jadi harga mata uang yang Anda incar jadi lebih tinggi atau lebih rendah. 

Selain itu karena faktor fundamental forex adalah kondisi sosial, politik, ekonomi negara yang notabene lebih luas dibandingkan perusahaan, risiko force majeure dalam forex juga lebih tidak bisa dielakkan dibandingkan saham. 

Hal ini diperparah dengan fakta kalau sebuah negara tidak wajib melaporkan kondisi keuangan mereka kepada trader forex. Lain halnya dengan investor dan trader saham yang berhak memperoleh laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan setiap beberapa bulan dan satu tahun sekali. 

Lebih Baik Trading Forex atau Trading Saham?

Salah satu hal yang penulis yakini dalam investasi adalah adanya 3 tingkat risiko investasi yaitu rendah, sedang dan tinggi. Risiko ini dinilai berdasarkan jumlah modal yang harus disetorkan, waktu yang harus diberikan dan skill analisis yang harus dimiliki oleh seorang investor atau trader. 

Dalam konteks ini, kita dapat menyimpulkan bahwa reksa dana dan ETF termasuk dalam kategori investasi berisiko rendah. Sedangkan, obligasi dapat dikategorikan sebagai instrumen investasi dengan risiko menengah.

Di sisi lain, saham merupakan instrumen investasi yang memiliki risiko tinggi jika dibandingkan dengan reksa dana dan obligasi. Akan tetapi, risiko dalam perdagangan saham relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan forex.

Ini artinya, trading saham lebih direkomendasikan untuk trader yang memiliki modal tidak terlalu besar dan memiliki waktu dan skill analisis yang terbatas. Sementara trading forex lebih cocok untuk trader ahli dengan modal yang lebih besar.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *