Selain peningkatan jumlah investor dari kalangan generasi muda, fenomena lain yang muncul akibat peningkatan popularitas investasi adalah adanya saham pom-pom. Fenomena ini muncul akibat banyaknya social media influencer yang mendorong pengikut mereka di media sosial untuk membeli saham tertentu baik itu dengan atau tanpa analisis yang memadai.
Fenomena ini patut untuk diwaspadai mengingat tidak semua social media influencer adalah individu yang melek keuangan dan analisis yang dibutuhkan. Untuk mewaspadai hal ini, sebaiknya Anda tahu terlebih dahulu apa itu saham pom-pom dan bagaimana cara kerjanya.
Pengertian Pom-Pom Saham
Pom-pom saham adalah tindakan merekomendasikan sebuah saham kepada masyarakat untuk mendorong masyarakat supaya membeli aset tersebut. Pelaku pom-pom saham bisa merupakan orang dari berbagai profesi, mulai dari trader profesional hingga influencer yang mendapatkan order endorsement dari pihak tertentu.
Setiap investor perlu waspada terhadap tindakan ini sebab, biasanya aset yang direkomendasikan adalah saham gorengan atau saham dengan market cap yang kecil serta likuiditas yang rendah. Selain itu khusus untuk influencer, tidak semua influencer adalah orang yang ahli dalam bidang investasi ini.
Membeli saham gorengan karena tindakan pom-pom ini sama saja dengan masuk ke dalam jebakan batman. Investor bisa saja membelinya dengan harga yang cukup tinggi tapi kemudian tidak bisa menjualnya lagi karena tingkat likuiditasnya yang rendah.
Cara Kerja Pom-Pom Saham
Setidaknya terdapat dua mekanisme cara kerja pom-pom saham. Cara yang pertama adalah sekelompok trader mengumpulkan dana untuk membeli saham tertentu dalam jumlah banyak sekaligus.
Ketika pembelian telah terjadi, mereka lantas mengompori investor lain untuk membeli saham yang sama dengan alasan yang dibuat-buat (Incorrect information). Setelah pembelian tambahan terjadi dan harga aset tersebut merangkak lebih tinggi, para trader pembeli pertama tadi secara bertahap akan menjual saham yang mereka miliki untuk mendapatkan keuntungan.
Cara yang pertama ini seringkali disebut juga dengan tindakan pump and dump atau pompa lalu buang. Tindakan seperti ini tidak dibenarkan dalam bursa efek manapun.
Cara yang kedua, seorang social media influencer mempromosikan saham-saham tertentu untuk dibeli oleh para pengikut mereka di media sosial. Para social media influencer seperti ini bisa jadi murni karena ingin membagikan portofolio investasi mereka kepada masyarakat tetapi juga karena “pesanan atau endorsement” baik dari perusahaan yang merilis saham terkait atau dari trader yang melakukan praktik pump and dump di atas.
Pom-pom saham menjadi masalah karena umumnya yang dibujuk adalah investor-investor pemula yang notabene masih awam soal kinerja pasar modal sehingga bisa jadi mereka membeli saham tersebut hanya karena rekomendasi dari seorang influencer dengan tanpa menganalisisnya lebih lanjut.
Legalitas Pom-pom Saham
Baik tindakan pump and dump maupun pom-pom saham tidak dibenarkan dalam pasar modal manapun. Di Indonesia sendiri praktik ini diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 34 dan 93.
Pada pasal 34 disebutkan bahwa hanya pihak-pihak yang memiliki izin dari OJK yang berhak menjadi penasihat investasi sementara pada pasal 93 disebutkan bahwa setiap pihak dilarang menyebarkan informasi tidak benar mengenai pasar modal dengan cara apapun.
Adapun yang dimaksud dengan informasi tidak benar disini adalah influencer atau trader tersebut memang tahu kalau informasi yang disebarkan adalah salah atau hanya kurang hati-hati dalam memilah informasi untuk dibagikan kepada pengikut mereka.
Tips Menghindari Jebakan Pom-Pom Saham
Lalu, bagaimana cara menghindari jebakan pom-pom saham?
1. Jangan mudah percaya
Tips yang pertama adalah sepatutnya Anda jangan mudah percaya dengan rekomendasi saham yang diberikan oleh pihak manapun baik itu pihak trader, influencer atau bahkan media umum seperti Investbro ini atau laman berita lainnya.
Perlu Anda ingat bahwasanya tulisan saham pilihan dalam website ini hanya bersifat rekomendasi saja dan tidak bersifat dorongan serta bukan atas permintaan pihak manapun untuk mempromosikan saham tertentu. Pembaca tetap dianjurkan untuk melakukan analisis terlebih dahulu sebelum membeli saham terkait.
Jika Anda mendapatkan rekomendasi dari seorang influencer di media sosial, segera periksa latar belakang pendidikan dan pengalaman investasi influencer tersebut. Sebab, tidak semua influencer memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan serta tidak semua influencer juga memiliki pengalaman yang cukup dalam investasi.
Ketika Anda mendapatkan informasi mengenai saham-saham tertentu melalui sumber-sumber tersebut, segera periksa faktanya dan analisis ulang data saham itu. Tujuannya adalah untuk menguatkan kepercayaan diri Anda bahwa aset yang dimaksud memang berkualitas sehingga cocok untuk dibeli.
2. Kuasai analisis teknikal dan fundamental
Tips yang pertama tentu tidak akan bisa dilakukan jika Anda tidak menguasai kedua jenis analisis ini. Meskipun kemampuan analisis Anda masih terbatas, lakukan analisis ulang sesuai dengan batas kemampuan Anda tersebut supaya Anda yakin bahwasanya kenaikan harga saham tersebut bukan karena hasil pom-pom belaka melainkan karena kondisi fundamental dan teknikalnya memang bagus.
Selain analisis fundamental dan teknikal, sebaiknya investor juga mengenali sistem bisnis perusahaan yang merilis saham tersebut supaya terhindar dari faktor-faktor seperti faktor musiman atau faktor pemengaruh harga yang kurang bisa diperhitungkan lainnya.
3. Hindari sikap FOMO
Selain tetap menganalisis saham yang direkomendasikan, Anda sebaiknya juga menghindari sikap fear of missing out atau takut ketinggalan. Tujuannya supaya Anda bisa menganalisis pergerakan saham terkait dengan tenang tanpa rasa takut ketinggalan mendapatkan untung.
Anda perlu ingat juga bahwasanya saham yang harganya naik tinggi dalam periode yang cukup lama itu sangat jarang terjadi. Bahkan beberapa ahli menyebutkan bahwa pergerakan harga saham DCII tahun lalu yang meningkat pesat dalam waktu lama itu sifatnya anomali.
Biasanya pihak BEI akan menghentikan kegiatan perdagangan dari saham-saham yang harganya melonjak seperti ini selama beberapa waktu. Sambil melakukan analisis fundamental, amati pergerakan harga saham tersebut pasca terkena penutupan sementara ini.
Saham-saham dengan fundamental bagus, biasanya harganya akan tetap stabil atau naik pasca penutupan. Sebaliknya, harga saham gorengan akan turun karena keterbatasan likuiditas pasca ditutup sementara oleh BEI.
Mulai menata masa depan dengan berinvestasi itu memang bagus. Namun, selayaknya membeli barang dipasar, sebaiknya Anda melihat sendiri kondisi barang atau instrumen tersebut supaya Anda tidak membeli barang yang salah.
Hindari membeli saham karena ikut-ikutan pihak tertentu, baik itu saudara, influencer atau bahkan orang yang Anda anggap berpengalaman di bidang ini sekalipun. Bekali diri Anda dengan kemampuan analisis fundamental dan teknikal yang mencukupi untuk membeli instrumen investasi terbaik untuk masa depan diri Anda sendiri.