Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa Itu Psikologi Trading dalam Investasi? Ini Cara Melatih dan Menguasainya

Psikologi trading

Untuk memastikan kesuksesan trading saham dan forex, Anda setidaknya harus menguasai 3M, yaitu money, method dan mind. Money untuk manajemen keuangan, method untuk metode analisis teknis dan fundamental trading dan mind untuk psikologi trading. 

Dalam manajemen keuangan (money) misalnya, Anda diminta untuk tidak menggunakan uang panas untuk trading, sementara dalam method Anda dituntut untuk belajar terus menerus mengenai analisis teknikal dan cara membaca kondisi ekonomi. Lalu bagaimana dengan psikologi? Mengapa psikologi penting dalam trading dan bagaimana cara melatihnya? Simak selengkapnya berikut ini. 

Pengertian Psikologi Trading dalam Investasi

Dilansir dari laman Investopedia, psikologi trading adalah pemahaman mengenai aspek psikologis seorang trader yang dapat mempengaruhi kemampuan trader tersebut dalam mengambil keputusan ekonomi, perilaku dan hasil trading mereka. 

Meskipun bukan hitungan matematis sebagaimana menghitung uang atau menganalisa grafik harga, psikologi trading ini penting sebab tidak dapat dipungkiri kalau seringkali manusia mengambil keputusan keuangan berdasarkan kondisi psikologis mereka. Misalnya, ketika pasar sedang bullish, Anda ingin mendapatkan keuntungan yang lebih banyak sehingga membeli saham atau forex lagi. Padahal jelas-jelas grafik menunjukkan gejala sideways. 

Emosi Dalam Psikologi Trading

Setidaknya terdapat 3 jenis emosi (emotional bias) yang berpengaruh besar terhadap keputusan seorang trader. 3 emosi yang berpengaruh dalam psikologi trading adalah:

1. Takut (fear)

Takut memang merupakan salah satu emosi paling kuat dalam diri manusia. Umumnya emosi ini hadir ketika pasar sedang mengalami bearish market. 

Uniknya, dalam dunia trading, trader bisa lebih sensitif terhadap “rugi besar” dibandingkan dengan “keuntungan besar”. Misalnya, Anda memiliki modal sebesar Rp1.000.000. Ketakutan yang Anda alami ketika merugi sebesar Rp300.000 akan lebih besar dibandingkan rasa senang yang akan Anda alami jika Anda untung Rp500.000. Kecenderungan emosi ini disebut dengan loss aversion bias. 

2. Penyesalan (regret)

Seorang trader, khususnya trader pemula cenderung memiliki regret aversion bias atau kecenderungan untuk menghindari penyesalan. Ironisnya, sifat kecenderungan untuk menghindari penyesalan ini seringkali justru mengakibatkan trader untuk mengambil keputusan dengan tanpa pertimbangan yang matang, seperti buru-buru cut loss karena takut menyesal jika harga aset terus turun atau buru-buru membeli saham baru karena takut menyesal tidak kebagian untung yang tinggi. 

Penyesalan (regret) bisa terjadi ketika trader salah mengambil keputusan. Emosi ini bisa terjadi baik ketika bear market maupun bull market. Dalam bear market, seorang trader bisa menyesal ketika tidak langsung cut loss begitu harga aset turun, sementara dalam bull market, seringkali trader menyesal karena tidak buru-buru membeli aset yang sedang naik tinggi dan mengambil keuntungan yang lebih besar (fear of missing out). 

3. Rakus (greed)

Rakus atau greed adalah keinginan yang berlebihan untuk mendapatkan keuntungan. Sifat rakus dapat mempengaruhi keputusan trading seseorang, khususnya ketika pasar sedang mengalami bull market. Cara sifat ini mempengaruhi keputusan ekonomi bervariasi, mulai dari mendorong trader untuk membeli saham lebih banyak lagi saat bull market, hingga tidak langsung exit pada waktunya karena ingin mendapatkan keuntungan lebih banyak. 

Selain faktor emosi, psikologi trading saham maupun forex juga mencakup faktor kognitif (cognitive bias) yang bisa mempengaruhi keputusan seseorang. Faktor kognitif tersebut seperti sikap terlalu percaya diri dengan kemampuan sendiri, kecenderungan seseorang untuk mencari informasi atau pendapat yang sesuai dengan pemahamannya sendiri dan tidak mau terbuka kepada ide lain dan lain sebagainya. 

Cara Melatih Psikologi Trading dalam Investasi Saham dan Forex

1. Membuat trading plan dan disiplin

Cara untuk melatih psikologi trading forex dan saham yang pertama adalah dengan membuat trading plan. Trading plan ini berisi semua rencana dan strategi trading Anda dalam periode waktu tertentu, mulai dari target profit, batas maksimum cut loss dan lain sebagainya. Tidak hanya dibuat, pastikan diri Anda disiplin dalam menerapkan trading plan ini. 

2. Trading pada jam yang telah dijadwalkan

Faktor lain yang bisa membuat emosi seseorang mempengaruhi kemampuannya dalam mengambil keputusan trading adalah jam atau jadwal untuk melakukan aktivitas ini. Pastikan Anda memiliki jadwal yang dikhususkan untuk trading dan pastikan pada jadwal tersebut, Anda sudah mendapatkan istirahat yang cukup dan memiliki emosi yang stabil (tidak marah, sedih atau lapar berlebihan), sehingga keputusan trading yang Anda ambil bisa lebih objektif. 

Untungnya saat ini sudah ada robot trading yang siap mengeksekusi perintah trading yang telah Anda input sebelumnya. Dengan demikian, ketika ternyata pada jadwal tersebut emosi Anda sedang tidak stabil, Anda bisa mengandalkan teknologi tersebut. 

3. Pasang stop loss sebelum memulai trading

Salah satu kesalahan yang banyak dialami oleh trader pemula adalah tidak memasang stop loss saat mulai trading, sehingga ketika harga saham atau forex terus menurun, mereka akan menyesal, memegang aset tersebut lebih lama dari seharusnya dan tidak disiplin terhadap trading plan yang mereka buat sendiri. Oleh karena itu, penting bagi seorang trader untuk memasang stop loss sebelum memulai trading. 

Selain itu, jika Anda seorang scalper atau day trader, pastikan Anda mengetahui berapa banyak stop loss yang dapat Anda tolerir dapat terjadi dalam satu periode waktu. Hal ini penting supaya Anda bisa segera keluar dari pasar, mendinginkan emosi dan mengevaluasi strategi yang telah Anda buat sebelumnya. 

4. Sesuaikan ukuran lot

Kerugian berkali-kali saat trading di pasar forex maupun saham tentunya akan membuat kepercayaan diri Anda akan menurun. Alih-alih melakukan revenge trading (trading untuk balas dendam, membuka posisi lagi untuk menutupi kerugian sebelumnya), sebaiknya Anda berhenti trading sejenak terlebih dahulu, melakukan evaluasi terhadap trading plan dan kembali masuk pasar dengan ukuran lot yang lebih kecil saat emosi Anda sudah stabil. 

Saat berhenti trading sejenak ini, Anda juga bisa kembali menyusun strategi dengan menggunakan akun demo. Sebab di akun demo ini Anda bisa trading menggunakan uang palsu dengan data real time, sehingga tidak perlu khawatir akan mengalami kerugian. 

5. Ubah mindset Anda

Hal yang tidak kalah penting dalam trading adalah mindset. Alih-alih fokus untuk mendapatkan keuntungan, ubah mindset Anda menjadi keinginan untuk berproses menjadi trader yang lebih baik lagi. Dengan demikian, Anda akan tidak kapok trading dan terus belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. 

Sebagai penutup, Anda juga bisa membaca buku psikologi trading hasil karya trader-trader terkemuka, seperti buku PSIKOLOGI TRADING : Aspek Psikologi Dalam Trading Dan Investasi dari Desmond Wira atau The Psychology of Trading: Tools and Techniques for Minding the Markets dari psikolog asal Amerika Serikat, Brett N. Steenbarger.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *