Ada banyak jenis reksa dana yang bisa Anda pilih untuk dijadikan instrumen investasi. Ada reksa dana saham, obligasi atau pendapatan tetap, pasar uang dan reksa dana campuran. Dibandingkan 3 jenis yang terakhir, jenis yang pertama adalah jenis yang menghadirkan keuntungan dan risiko paling tinggi.
Mengapa demikian? Simak ulasannya berikut ini.
Pengertian Reksa Dana Saham
Reksa dana saham (RDS) adalah jenis reksa dana yang sebagian besar NAB-nya dialokasikan di saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Biasanya, saham yang menjadi emiten di sini lebih dari 1 dan berbeda bidangnya satu sama lain.
Mari kita ambil contoh dari reksa dana BNI-AM IDX30 berikut ini:
Dalam gambar di atas, terlihat jelas bahwasanya 99% dana kelolaan di produk reksa dana tersebut dialokasikan untuk investasi saham, sementara sisanya untuk obligasi. Beberapa saham yang memperoleh pendanaan dari reksa dana ini antara lain PT. Adaro Energy Indonesia TBK (ADRO), PT Astra International Tbk (ASII), dan Bank BCA (BBCA). Data mengenai kebijakan investasi dan penerima dana investasi ini bisa Anda lihat di fund fact sheet masing-masing reksa dana.
Perbedaan Reksa Dana Saham dan Saham
Sama-sama berinvestasi pada saham, lantas apa bedanya instrumen ini dengan saham biasa? Ada dua perbedaan antara reksa dana saham dan saham biasa, yaitu:
- Beli satu unit reksa dana saham sama dengan berinvestasi ke beberapa saham sekaligus, sementara membeli 1 lot saham, ya hanya membeli saham di perusahaan tersebut. Kasarnya, jika Anda membeli 1 unit BNI-AM IDX30 di atas, Anda bisa berinvestasi ke Adaro, Bank BCA dan Astra sekaligus. Tapi, kalau beli saham, ya Anda hanya bisa beli saham Adaro saja, Bank BCA saja atau Astra saja.
- Reksa dana dikelola manajer investasi, sementara saham dikelola sendiri. Manajer investasi adalah pihak yang mengumpulkan reksa dana dan bertugas untuk mengelolanya agar menguntungkan. Dalam kasus BNI-AM IDX30 di atas, perusahaan manajemen investasinya adalah PT BNI Asset Management. Hal ini berbeda dengan saham yang harus dikelola sendiri.
Adanya manajer investasi ini setidaknya akan memiliki 2 dampak. Pertama, investor tidak perlu pusing mencari saham yang menguntungkan dan mengelolanya, sehingga cocok untuk investor pemula. Kedua, tapi investor harus mengeluarkan biaya untuk memberi upah kepada perusahaan manajer investasi tersebut. Biaya ini disebut dengan expense ratio.
Berapa Keuntungan Reksa Dana Saham?
Tingkat keuntungan investasi per tahun pada instrumen ini bisa berbeda-beda tergantung dengan banyak hal, seperti kinerja saham yang dijadikan instrumen investasi, kebijakan investasi perusahaan asset management, kondisi ekonomi dan lain sebagainya. Namun untuk menjadi contoh, berikut ini beberapa contoh data potensi keuntungan investasi di instrumen ini selama 1 tahun:
Perlu diingat bahwasanya variabel 1 year return di atas hanya berupa potensi capital gain. Hal ini penting, sebab investor RDS juga berhak atas dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, manajer investasi di atas berkewajiban untuk membagikan dividen entah berapa kali dalam 1 tahun.
Tingkat Risiko Reksa Dana Saham
Semakin tinggi potensi keuntungan maka semakin tinggi pula risikonya. Hal ini juga berlaku pada investor instrumen ini. Mari kita ambil perbandingan pergerakan harga antara dua jenis reksa dana yang berbeda berikut ini:
Dua reksa dana di atas adalah dua produk yang dikelola oleh PT. Batavia Prosperindo Asset Management sebagai manajer investasi. Akan tetapi karena perbedaan instrumen investasinya, satu produk memiliki kurva seperti naik turun gunung yang terjal, sementara produk lain seperti hanya naik tanjakan.
Gambar di atas secara langsung menunjukkan bahwa harga reksa dana saham masih berpotensi untuk naik turun dengan tajam. Hal ini berbeda dengan reksa dana pasar uang yang cenderung naik meskipun perlahan. Hal ini bisa terjadi karena harga instrumen ini bergerak mengikuti rata-rata harga saham-saham yang dijadikan instrumen investasi. Jadi, kalau rata-rata harga saham tersebut turun, maka harga RDS turun juga, begitu pun sebaliknya.
Perbedaan lain antara reksa dana pasar uang (RDPU) dan reksa dana saham (RDS) adalah durasi pencairan. Umumnya, RDPU dapat dicairkan dalam 2 hari kerja, sementara RDS biasanya memakan waktu lebih lama, yaitu antara 2-7 hari kerja. Hal ini karena transaksi jual beli saham harus melewati proses settlement terlebih dahulu di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), sedangkan RDPU tidak.
Siapa Yang Cocok Berinvestasi di Reksa Dana Saham?
Reksa dana saham cocok untuk investor yang memiliki tingkat toleransi risiko tinggi (investor agresif) atau investor yang memiliki tujuan jangka panjang. Pasalnya, harga rerata saham secara keseluruhan cenderung naik dalam jangka waktu 5 tahun atau lebih.
Mari kita ambil contoh Batavia Dana Saham di atas:
Pada gambar 5 di atas terlihat bahwasanya, harga RDS Batavia Dana Saham bisa naik hingga 63,7% selama 10 tahun ke belakang meskipun sempat turun tajam akibat pandemi covid19. Ini artinya, apabila 10 tahun lalu Anda membeli produk ini dengan harga Rp1.000.000, kini nilai aset Anda bisa mencapai Rp1.673.000. Cukup menggiurkan bukan?
Hal ini berbeda dengan tingkat kenaikan harga aset ini selama 1 tahun pada gambar 3 diatas. Pada gambar 3 di atas, reksa dana yang dikelola oleh PT Batavia Prosperindo Asset Management ini “hanya” naik sebanyak 12,9%. Ini menunjukkan bahwa keuntungan investasi pada instrumen ini akan lebih maksimal jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.
Cara Memilih Reksa Dana Saham Yang Baik
Komposisi reksa dana saham satu dengan yang lainnya berbeda-beda tergantung dengan strategi yang dibuat oleh perusahaan manajer investasi yang mengelolanya. Kalau begitu, lantas bagaimana cara memilih instrumen ini dengan baik?
Dalam memilih reksa dana saham, selain profil dan kredibilitas manajer investasi yang mengelolanya, pastikan Anda juga melihat fund fact sheet (FFS) dari produk reksa dana tersebut untuk mengetahui kebijakan sang manajer dan komposisi aset yang ada di dalamnya. Dalam hal komposisi aset ini, ada dua hal yang patut untuk Anda pertimbangkan, yaitu proporsi aset lain selain saham dan emiten yang dipilih.
Proporsi aset lain ini penting untuk membantu menyeimbangkan risiko investasi saham, sementara emiten yang dipilih berpengaruh terhadap potensi perubahan harga reksa dana tersebut ke depannya. Usahakan Anda memilih produk RDS yang berinvestasi ke perusahaan-perusahaan kredibel dengan prospek bisnis yang bagus.