Dalam dunia saham, analisis teknikal dirancang sesuai naik-turunnya harga serta kondisi pasar. Analisis teknikal memanfaatkan grafik candlestick dan juga pola harga. Ada banyak jenis prediksi teknikal, termasuk yang masih belum banyak diketahui adalah reversal pattern bullish dan bearish.
Tersedianya analisis teknikal dalam saham dimaksudkan para investor akan bisa mendapatkan sinyal buy (beli), hold (tahan), atau sell (jual). Ketika membuat analisis teknikal saham umumnya ada sejumlah data utama yang dibutuhkan meliputi perubahan harga serta nilai transaksi. Trader harus memiliki keahlian membaca pattern candlestick untuk bisa melakukan analisis.
Untuk mendapatkan kondisi umum terkait pasar maka yang digunakan adalah informasi volume traksaksi. Data itu bisa membantu memprediksi tren harga yang akan terjadi berikutnya. Naik turunnya harga saham umumnya memiliki hubungan ke pergerakan volume perdagangan.
Istilah bullish yaitu situasi pasar modal di mana para pelaku merasa yakin sehingga harga saham pun naik dan diharapkan akan terus naik. Kebalikannya, bearish yaitu situasi pasar yang pesimis sehingga harganya pun turun dan diprediksi pun akan terus anjlok.
Sementara reversal yaitu situasi yang mana harga saham bergerak berlawanan arah dari sebelumnya. Situasi reversal saham terjadi jika harga berbalik naik usai menderita tren bearish atau berbalik turun usai harga naik (bullish).
Bullish Reversal
Bullish reversal adalah pembalikan arah harga saham yang semula bearish menuju bullish. Bullish reversal memberikan tanda jika kecenderungan harga saham di mana tadinya telah turun, bakal berhenti turun sebab sudah saatnya menanjak (reversal).
Supaya sebuah saham dianggap mengalami pattern bullish reversal, untuk itu wajib memenuhi ciri berikut:
- Didahului adanya penurunan harga saham hingga beberapa hari atau yang istilahnya downtrend
- Ditemukan beberapa pola bullish confirmation
- Makin presisi apabila ditunjang dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang mengalami rebound.
Sebuah bullish reversal mesti didahului adanya downtrend. Sesudah terjadinya pola reversal lalu harga saham pun mulai mengalami rebound. Sehingga agar bisa disebut bullish reversal, untuk itu sebuah saham wajib mengalami dulu bullish conformation.
Bullish confirmation artinya ditemukan beberapa pola harga saham (candlestick dan pola chart) yang membuat sinyal bullish reversal.
Beberapa pattern candlestick yang menggambarkan pola bullish reversal diantaranya:
- Bullish engulfing
- Doji
- Hammer
- Inverted hammer
- Piercing line
Misalnya Pola bullish engulfing, umumnya dapat dijumpai di penghujung downtrend. Pola tersebut meliputi dua candle yang telah terbentuk penuh. Candle pertama merepresentasikan penghujung penurunan harga saham.
Ukurannya boleh bermacam-macam dimana perbedaan ukuran tersebut tak perlu diperhatikan. Hanya saja candle tunggal umpamanya doji cukup bagus jika ada di posisi ini, sebab menggambarkan kebingungan pasar ketika candle terbentuk.
Untuk chart pattern standard diantaranya inverted head and shoulders, double bottom, dan triple bottom sesungguhnya pun dapat digunakan sebagai pertanda bullish reversal.
Bullish reversal umumnya cukup akurat saat ditunjang adanya indeks IHSG yang sedang mengalami rebound. Sebab saat IHSG rebound, otomatis sejumlah saham yang telah mengalami penurunan serta memiliki pola bagus umumnya akan juga naik.
Pola bullish reversal adalah sinyal beli bagi para trader. Nah, jika investor menjumpai saham yang telah mengalami penurunan kemudian mulai menciptakan pola reversal potensial, cepat saja ambil kesempatan untuk buy saham yang diincar pada harga yang masih murah.
Bullish reversal umumnya difungsikan para trader saham yang hendak menjalankan teknik Buy On Weakness (BOW) yaitu membeli saham pada harga murah saat harganya sedang jatuh.
Perlu diperhatikan untuk mencermati bullish reversal confirmation agar investor tak terkecoh buy saham yang sedang jatuh. Dalam market diistilahkan dengan menangkap pisau jatuh, sebab acapkali saham yang harganya sedang turun, boleh jadi akan meneruskan penurunannya kembali yang dinamakan dengan bearish continuation.
Karena itu, berkat munculnya bullish reversal confirmation, tentu investor dapat mencermati saham yang harganya turun namun memiliki potensi naik. Sementara saham yang tak menghasilkan sinyal reversal, investor mesti selektif apabila akan memperjual-belikan saham tersebut.
Bearish Reversal
Bearish reversal adalah pembalikan arah harga saham, yang semula meningkat namun kemudian kecenderungannya menurun. Polanya merupakan kebalikan dari bullish reversal yang telah dijelaskan di atas. Bearish reversal artinya harga saham semula meningkat, akan tetapi saham itu berpeluang turun kembali.
Artinya, ada peluang mengalami pembalikan arah dari tren naik ke tren turun. Ada beberapa ciri yang menandakan sebuah saham sedang mengalami bearish reversal yaitu:
- Didahului naiknya harga saham atau mengalami uptrend
- Muncul pola bearish confirmation
- Pola bearish makin kentara bilamana indeks IHSG mulai menurun
Beberapa pola bearish reversal dapat dianalisis dari sejumlah pola candlestick atau chart pattern sebagaimana yang terjadi ketika bullish reversal. Beberapa pola candlestick bearish reversal diantaranya:
- Bullish harami
- Bearish engulfing
- Northern doji
- Shooting star
- Evening star
Pola Evening Star misalnya, sering dijumpai di nyaris setiap time frame dengan pair mana saja. Pola ini pun punya tingkat ketepatan yang lumayan bisa diandalkan. Jadi pola Evening Star mengindikasikan pembalikan arah pergerakan harga saham. Sebab muncul dari rentetan tren uptrend yang sedang terjadi.
Terjadinya pola Evening Star memang memberikan sinyal Bearish Reversal. Karakteristik dari pola candlestick ini ada di candle kedua dengan tampilan Pin Bar serta menghasilkan gap dengan candle sebelumnya.
Sementara chart pattern diantaranya double top, triple top, dan head and shoulder adalah pola bearish reversal yang membuktikan kecenderungan pembalikan arah yang semula tren naik kemudian menurun.
Perpaduan dari analisis candlestick, chart pattern maupun analisis resisten sebuah saham pun bisa difungsikan dalam membuat analisis lebih jauh kemungkinan terjadinya bearish reversal. Mencermati berbagai pola bearish reversal membuktikan jika tak setiap waktu harga naik. Malah saham dengan harga sudah naik tinggi akan berpeluang turun.
Sehingga jika ditemukan saham dengan harga sudah meningkat jauh, investor sebaiknya tidak terburu-buru order cuma lantaran takut ketinggalan momen. Lakukan analisis terhadap beberapa pola candle, chart pattern, dan juga menentukan support dan resistance.
Pola bearish reversal dapat membuktikan jika saham akan berpeluang mengalami koreksi atau penurunan harga dalam jangka pendek. Tentu akan lebih baik apabila investor “wait and see” saham pada harga bawah daripada memaksakan diri membeli saham dengan harga sudah melambung tinggi kemudian berpotensi stuck pada harga pucuk.
Jadi Pola bullish reversal adalah peluang bagi investor untuk beli pada harga murah atau istilahnya “buy on weakness”. Namun untuk pola bearish reversal menjadi isyarat jika harga bakal jatuh, dengan begitu bagi investor yang telah mengoleksi sahamnya, ada baiknya dipertimbangkan untuk take profit dahulu.
Sementara untuk investor yang belum membelinya maka sebaiknya tunggu harga saham itu terkoreksi untuk kemudian buy on weakness. Dengan strategi tersebut, investor bisa memaksimalkan keuntungan agar tidak membeli di titik yang salah.