Di tengah ketidakpastian ekonomi sepanjang tahun 2023 dan 2024, terdapat sekelompok emiten yang menjadi sorotan investor. Sekelompok emiten tersebut adalah saham-saham dari Barito Group, sebuah holding company yang bergerak di bidang pertambangan, energi terbarukan dan produksi produk kimia industri.
Salah satu emiten grup ini, PT. Chandra Asri Pacific, misalnya. Dalam satu tahun saja, harga saham perusahaan ini sudah naik sebesar 369.36% dari sekitar Rp2.000 per lembar pada Juni 2023 menjadi Rp9.575 per lembar pada Juni 2024.
Tidak hanya TPIA, saham-saham anggota grup ini juga konsisten mengalami bullish trend dalam satu tahun terakhir. Apa saja nama emiten tersebut? Simak selengkapnya berikut ini:
Daftar Saham Barito Group (2024)
1. PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) adalah holding dari Barito Group. Perusahaan ini dan anak-anaknya bergerak di bidang pertambangan, pengelolaan energi terbarukan dan produksi produk kimia industri.
Sebelum masuk ke bidang bisnis saat ini, BRPT merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu. Baru ketika bisnis kayu mulai melemah pada awal dekade 2000-an, perusahaan ini mulai masuk pasar pertambangan dan energi terbarukan.
Perusahaan ini didirikan oleh salah satu orang terkaya di Indonesia, yaitu Prajogo Pangestu pada tahun 1979 dan IPO pada tahun 1993. Meskipun sudah IPO, namun hingga kini Prajogo masih menjadi pemilik saham terbesar perusahaan ini dengan persentase kepemilikan mencapai 71,19% .
2. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) adalah bagian dari Barito Group yang memproduksi berbagai bahan kimia industri, seperti olefin dan butadiene. Produk-produk kimia seperti ini dibutuhkan untuk memproduksi berbagai komoditas industri, seperti alat-alat elektronik, pipa, kendaraan bermotor dan lain sebagainya.
PT. Chandra Asri Tbk adalah hasil penggabungan antara PT. Chandra Asri dan PT. Tri Polyta Indonesia pada tahun 2011. Sebelum menggunakan namanya yang sekarang ini, perusahaan ini lebih dulu dikenal sebagai PT. Chandra Asri Petrochemical.
TPIA adalah satu-satunya saham emiten Barito Group, selain BRPT yang berhasil masuk menjadi konstituen berbagai indeks saham terkemuka di Indonesia, seperti LQ45, IDXESGL dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
3. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)
Emiten Barito Group yang selanjutnya adalah PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Didirikan pada tahun 2008, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) bergerak di bidang pertambangan batubara termal. Perusahaan ini diperkirakan mengelola lahan konsesi seluas 24.530 hektar yang terletak di Barito Utara Kalimantan Tengah.
PT. Petrindo Jaya Kreasi Tbk pertama kali listing di Bursa Efek Indonesia pada Oktober 2023 lalu. Sejak saat itu, perusahaan ini rajin melakukan ekspansi bisnis. Termasuk diantaranya membeli 34% saham perusahaan publik lainnya, yaitu PT Petrosea Tbk (PTRO) pada Februari tahun 2024 lalu. Selain PTRO, perusahaan ini juga baru mengakuisisi PT Borneo Bangun Banua (B3) dan PT Borneo Bangun Banua Bestari, dua perusahaan tambang lain yang juga beroperasi di Kalimantan Tengah.
Tidak hanya di sektor pertambangan batubara, menurut laporan dari Kontan, perusahaan ini pada tahun 2023 juga berekspansi ke pertambangan pasir silika (pasir yang digunakan untuk membuat kaca lembaran) dengan mengakuisisi PT Prima Mineral Investindo. Selain itu melalui anak usahanya, PT Intam, perusahaan ini juga mengelola lahan konsesi pertambangan emas seluas 18.500 hektar di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
4. PT. Petrosea Tbk (PTRO)
PT Petrosea Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang fokus pada penyediaan jasa, infrastruktur dan lain sebagainya. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972 dengan nama PT Petro-Sea International Indonesia. Sempat menjadi milik Indika Energy pada tahun 2009, perusahaan ini kemudian menjadi milik PT Caraka Reksa Optima pada tahun 2022 sebelum kemudian dibeli oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) pada tahun 2024 ini.
PTRO mulai listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1990. Saat ini selain CUAN, saham perusahaan ini juga dimiliki oleh PT. Kreasi Jasa Persada, sebesar 34%, PT. Sentosa Bersama Mitra sebesar 18,85% dan investor publik sebesar 12,25%.
5. Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
Emiten anggota Barito Group yang terakhir adalah PT. Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Sesuai dengan namanya, perusahaan ini bergerak di bidang energi terbarukan. BREN bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, seperti Pertamina dan PLN mengelola berbagai pembangkit listrik di seluruh Indonesia.
Tercatat proyek pembangkit listrik yang dikelola oleh perusahaan ini dan sudah beroperasi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PLTG) atau tenaga panas bumi di Wayang Windu, Sukabumi, PLTG di Darajat, Garut, dan PLTG di Gunung Salak. Adapun proyek PLTG di Hamiding, Maluku Utara dan Sekincau Lampung masih dalam proses eksplorasi dan survey pendahuluan. Durasi kontrak konsesi pengelolaan sumber daya panas bumi ini bervariasi mulai dari selesai tahun 2039 sampai tahun 2052.
Saat ini, Barito Group memiliki saham perusahaan ini sebesar 64,67% saham. Namun demikian, pendiri BRPT, yaitu Prajogo Pangestu memiliki saham perusahaan ini secara terpisah sebesar 23,6% menggunakan nama Green Era Energy Pte Ltd, perusahaan milik keluarganya yang bermarkas di Singapura.
Nah, itu tadi daftar saham Barito Group yang sepanjang tahun 2023 menjadi “penyangga” IHSG. Namun demikian, kepemilikan saham perusahaan ini dapat berbeda antar tahun. Bisa jadi, baik Prajogo Pangestu selaku pendiri grup ini maupun PT Barito Pacific Tbk akan melepaskan kepemilikan atas salah satu saham tersebut di atas tahun depan. Oleh karena itu, alih-alih hanya bergantung pada artikel edukasi ini saja, alangkah lebih baik jika Anda membaca laporan tahunan perusahaan-perusahaan di atas secara langsung.