Lompat ke konten
Daftar Isi

Mengenal Scalping dalam Crypto

scalping dalam crypto

Scalping merupakan salah satu tipe atau strategi yang terkenal dalam trading instrumen apapun, termasuk trading crypto. Strategi ini menawarkan keuntungan besar dalam jangka waktu yang beberapa detik atau menit saja. 

Lalu, apakah yang dimaksud dengan scalping dan bagaimana strategi ini diterapkan dalam trading crypto? Simak ulasannya berikut ini:

Apa itu Scalping dalam Crypto?

Scalping dalam crypto adalah strategi jual beli cryptocurrency dalam jangka waktu sangat singkat. Umumnya, seorang scalper atau trader yang menggunakan strategi ini hanya memegang aset tertentu selama sekitar 5 menit sebelum menjualnya kembali.

Keuntungan seorang scalper diperoleh dari selisih harga antara harga jual dan harga beli suatu aset dalam waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat fluktuasi harga aset dalam jangka pendek, maka semakin besar pula potensi keuntungan yang diperoleh scalper.

Namun karena umumnya perubahan harga aset dalam jangka pendek tidak terlalu banyak, maka keuntungan seorang scalper juga tidak besar juga. Untuk memaksimalkan keuntungan, biasanya seorang scalper melakukan beberapa kali perdagangan sekaligus dalam satu hari atau hanya open posisi sekali saja tapi dengan nilai volume perdagangan yang besar.

Scalping dilakukan trader melalui aplikasi trading crypto yang menyediakan fitur scalping.

Tipe-Tipe Scalping Dalam Crypto

1. Tipe sistematis

Dalam jenis ini, seorang trader menentukan terlebih dahulu nilai keuntungan yang diinginkan selama periode tertentu beserta rincian indikator teknis yang akan digunakan. Jika nilai keuntungan dan syarat yang ditentukan dalam indikator teknis tercapai, trader dapat membuka posisi jual atau beli dengan segera.

2. Tipe diskresioner

Jenis ini merupakan kebalikan dari tipe sistematis. Trader yang menggunakan tipe diskresioner cenderung membeli atau menjual aset dengan segera setelah mencapai tingkat keuntungan yang telah ditentukan, terlepas dari berbagai indikator teknis yang digunakan.

Penerapan Strategi Scalping Dalam Crypto

Acuan keuntungan

Boleh dibilang kalau pasar cryptocurrency merupakan pasar dengan potensi besar untuk scalping. Hal ini karena volatilitas mata uang kripto cenderung tinggi sehingga potensi keuntungan trading dalam jangka pendek juga lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya. 

Trader bisa menentukan tingkat keuntungan dari berbagai macam acuan seperti, menentukan selisih harga antara harga beli dan harga jual (bid-ask spread), rentang antara harga saat beli dan saat jual (range trading) dan menggunakan besar kecilnya keuntungan trading dari penggunaan margin.

Indikator yang digunakan

Dalam jangka waktu yang sangat pendek seperti puluhan detik sampai 5 menit tentunya tidak banyak berita trading yang bisa mempengaruhi harga aset. Kalaupun ada berita trading penting saat Anda open posisi, biasanya efek berita tersebut baru mulai terasa keesokan harinya atau pada jam trading setelahnya. 

Akibatnya, pergerakan harga tidak akan dipengaruhi oleh faktor lain selain level harga sebelumnya. Dengan demikian pada scalping umumnya indikator yang digunakan adalah indikator analisis teknis seperti, moving average, RSI, Bollinger Bands dan bukan indikator analisis fundamental atau sentimen lainnya. 

Risiko Scalping Crypto

1. Trader harus fokus dan presisi

Risiko scalping pada cryptocurrency yang pertama adalah trader harus fokus dan presisi pada transaksi yang dibuka. Hal ini karena keuntungan scalping sangat bergantung pada pergerakan harga dalam jangka yang sangat pendek sehingga kalau trader kehilangan fokus sebentar saja, bisa jadi keuntungan trading yang diharapkan tidak akan tercapai.

Lebih lanjut penerapan strategi scalping memang bisa dibantu oleh robot trading. Akan tetapi itu artinya, trader harus tahu bagaimana cara melakukan pemrograman pada robot trading tersebut agar bisa bekerja sesuai dengan strategi yang diinginkan. 

2. Trader harus jeli terhadap biaya

Biaya transaksi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh trader kepada perusahaan broker atas jasa layanan yang disediakan oleh perusahaan tersebut. Biaya transaksi ini tentunya akan menentukan besar kecilnya jumlah keuntungan yang akan diperoleh seorang scalper. 

Umumnya perusahaan broker akan membebankan biaya transaksi yang lebih rendah apabila jumlah volume yang diperdagangkan semakin besar terlepas dari seberapa banyak jumlah transaksi yang telah dilakukan. Oleh karena itu, umumnya scalper cenderung memperdagangkan aset dalam jumlah banyak sekaligus agar keuntungannya semakin besar. 

3. Trader harus memahami analisis teknis

Salah satu kunci kesuksesan seorang scalper adalah kemampuan scalper tersebut dalam menentukan titik entry dan exit yang tepat. Untuk menentukan kedua hal tersebut, mau tidak mau seorang scalper harus memahami bagaimana cara menganalisis indikator teknis yang digunakan. 

Meskipun saat ini trading bisa menggunakan robot trading, namun tetap diperlukan pemahaman analisis teknis untuk bisa membuat robot tersebut bekerja sesuai dengan keinginan dan mendatangkan keuntungan. 

Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Scalping Crypto

Terdapat beberapa poin penting yang harus Anda pertimbangkan sebelum menggunakan strategi ini. Poin penting tersebut adalah:

1. Coin yang dipilih

Walaupun terkenal dengan tingkat fluktuasi harga yang tajam, namun tetap saja volatilitas harga masing-masing cryptocurrency sangat bervariasi. Coin crypto yang memiliki volatilitas harga yang menarik untuk scalping cenderung memiliki nilai kapitalisasi pasar besar dan harga mahal. Mulai dari cryptocurrency top dengan kapitalisasi pasar besar sebelum berlanjut ke coin dengan popularitas rendah.

2. Modal trading

Seperti yang telah tertulis di atas, umumnya scalper trading dalam volume trading yang besar. Ditambah dengan harga coin bagus yang mahal, tentunya dibutuhkan modal trading yang besar juga untuk membuka posisi sebagai crypto scalper. 

Anda memang bisa memanfaatkan fasilitas leverage. Namun, penggunaan leverage juga meningkatkan risiko kerugian. Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki modal yang cukup sebelum membuka posisi trading dengan strategi ini. 

3. Kemampuan analisis teknis

Kemampuan Anda untuk menentukan titik entry dan exit yang tepat merupakan salah satu kunci utama dalam melakukan trading dengan strategi ini. Tanpa entry dan exit yang tepat, bisa jadi Anda justru akan merugi. Maka dari itu, penting bagi Anda untuk memiliki kemampuan analisis dan penggunaan indikator teknis yang mencukupi sebelum mulai trading dengan teknik scalping. 

4. Ketersediaan waktu

Trading menggunakan teknik scalping membutuhkan fokus yang tinggi sehingga tidak disarankan Anda melakukan trading dengan teknik ini ketika sedang marah, sedih, kecewa dan emosi lainnya. Maka dari itu, penting untuk menyediakan waktu khusus untuk trading dan mengosongkan emosi ketika waktu tersebut tiba. 

Apabila Anda tidak memiliki waktu trading yang cukup di antara segala aktivitas harian, maka sebaiknya Anda memilih strategi trading yang memiliki rentang waktu lebih panjang seperti, swing trading atau position trading. Tujuannya adalah supaya aktivitas Anda sehari-hari tidak mengganggu kegiatan trading dan sebaliknya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *