Lompat ke konten
Daftar Isi

Short Selling: Apa Itu dan Cara Kerjanya

Short Selling: Apa Itu dan Cara Kerjanya

Tahun 2021 diawali dengan salah satu skandal short selling paling menggemparkan dunia. Ketika itu, harga saham perusahaan video game Amerika Serikat yang tiba-tiba melambung tinggi menendang keluar para short seller dari pasar. Akibatnya, beberapa investor institusi bangkrut. 

Tapi, tahukah Anda apa yang disebut dengan short selling dan mengapa mereka malah bangkrut ketika harga saham sebuah perusahaan naik? Simak ulasan mengenai istilah ini dan bagaimana cara kerjanya berikut ini:

Pengertian Short Selling

Short selling adalah transaksi penjualan saham oleh seorang trader tapi saham yang dijual itu belum sepenuhnya menjadi milik trader tersebut. Pihak penjual hanya “meminjam kepemilikan saham” dari perusahaan broker. Maka dari itu, short selling juga disebut sebagai “jual kosong”. 

Keuntungan strategi ini terjadi apabila harga saham yang harus dijual trader tersebut turun ketika tanggal jatuh tempo pembayaran utang ke perusahaan sekuritas. Hal ini terjadi karena saham pinjaman tersebut harus dibayar dengan harga saat tanggal jatuh tempo dan bukan harga saat peminjaman dilakukan. Oleh karena itu, musuh utama short selling adalah ketika harga saham terkait ternyata malah naik seperti kasus GameStop. 

Strategi ini umumnya dilakukan oleh trader berpengalaman dan bermodal besar. Alasannya adalah risikonya cukup tinggi dan di Indonesia sendiri untuk melakukan transaksi ini dibutuhkan uang minimal 200 juta rupiah sebagai setoran awal. 

Cara Melakukan Short Selling

Berikut ini mekanisme short selling secara garis besar:

  1. Trader meminjam saham X kepada pihak sekuritas dengan harga 10.000 per lembar. Saham X adalah saham yang harganya diperkirakan akan turun oleh trader X. 
  2. Trader dan sekuritas menyepakati tanggal jatuh tempo. Katakanlah tanggal jatuh tempo ini adalah 14 Januari 2022. 
  3. Pada tanggal 8 Januari, trader tersebut berhasil menjual saham X seharga 10.000 per lembar. 
  4. Ternyata pada tanggal jatuh tempo (14 Januari), harga saham X justru turun ke level 8.000 per lembar. 
  5. Trader pun kemudian secara sah membayar utangnya atau membeli kembali (buy back) saham tersebut dengan harga 8.000. Dengan demikian dia meraih untung 2.000 rupiah per lembar saham, 

Lain ceritanya jika harga saham X pada tanggal 14 Januari justru naik jadi 11.000 per lembar atau tetap 10.000. Apabila hal ini terjadi, short seller justru akan rugi atau tidak dapat untung sama sekali. 

Apakah Short Selling Diperbolehkan di Indonesia?

Jawabannya adalah boleh iya dan tidak. Alasannya adalah, transaksi ini sempat dua kali dilarang oleh BEI tapi kemudian dibuka lagi masing-masing pada tahun 2008 dan 2015. Tapi semenjak Maret 2020 sampai sekarang, short selling masih tidak diperbolehkan lagi oleh BEI.

Short selling dilarang pada tahun 2008 dan 2015 karena dicurigai menjadi dalang penyebab anjloknya IHSG saat itu. Sementara itu, transaksi ini dilarang pada Maret tahun lalu karena IHSG sudah anjlok duluan akibat pandemi. Jadi, biar tidak anjlok lagi BEI melarang transaksi ini sampai sekarang. 

Short Selling Menurut Hukum Islam

Secara umum, hukum investasi dalam Islam boleh (mubah) sepanjang tidak ada hal-hal yang membuat transaksi ini menjadi haram. Hal-hal tersebut seperti, berjudi, riba, menjual barang-barang yang dilarang agama termasuk barang-barang yang belum sepenuhnya milik si penjual. 

Contohnya dalam perdagangan jeruk. Transaksi jual beli jeruk dinyatakan haram atau tidak boleh terjadi ketika si penjual tidak memiliki jeruk tersebut entah karena dia menjual jeruk bohongan atau hanya menjual jeruk yang masih ada di atas pohon. 

Dalam konteks pasar modal, short selling dilarang oleh MUI karena pada dasarnya penjual saham tersebut (trader) belum sepenuhnya memiliki saham yang diperdagangkan. Lain halnya jika sebelum menjual saham, trader telah membeli saham tersebut secara lunas ke perusahaan sekuritas maka transaksi yang terakhir ini boleh. 

Maka dari itu, tidak ada fitur short selling di Shariah Online Trading System (SOTS) yang ditawarkan BEI. 

Kelebihan dan Kekurangan Short Selling

Sebagaimana strategi trading lainnya, short selling juga memiliki poin plus dan minus. Di bawah ini beberapa poin plus dan minus strategi ini:

Kelebihan Short Selling

  1. Bagi BEI, transaksi ini penting untuk menjaga tingkat likuiditas. Secara garis besar, likuiditas mengukur tinggi rendahnya minat investor akan sebuah saham tertentu atau membeli saham di bursa efek tertentu. BEI bukanlah salah satu bursa efek dengan kapitalisasi pasar yang besar di dunia. Oleh sebab itu, tinggi rendahnya likuiditas masih merupakan hal yang penting dan perlu dikontrol dengan baik. 
  2. Trader bisa menuai keuntungan yang besar. Dalam contoh di atas misalnya harga saham turun dari 10.000 ke 8.000 per lembar. Apabila seorang trader mempertaruhkan semua uang setorannya yang sejumlah 200 juta untuk beli saham tersebut, dia bisa memperoleh dan menjual 20.000 lembar saham dan mendapatkan keuntungan sebesar 40.000.000 rupiah (20.000 * (10.000-8.000) atau sekitar 25% dari total modal. 

Kekurangan Short Selling

  1. Membutuhkan modal tinggi. Sebagaimana yang telah kita bahas di atas, untuk bisa melakukan short selling Anda harus setor uang minimal 200 juta terlebih dahulu. 
  2. Opsi saham terbatas. Tidak semua saham bisa dijual dan dibeli dengan cara ini. Saham syariah tidak boleh membuka opsi ini. Selain itu, hanya perusahaan-perusahaan sekuritas tertentu yang diperbolehkan menyelenggarakan transaksi short selling
  3. High risk high return. Keuntungan bisa sangat tinggi (seperti 25% di atas) tapi risikonya juga sangat tinggi. Apabila harga saham naik, maka mau tidak mau short seller harus cepat-cepat menjual saham yang mereka pinjam supaya tingkat kerugian tidak membengkak. 
  4. Adanya bunga pinjaman. Perusahaan broker tidak akan secara cuma-cuma meminjamkan saham yang mereka pegang ke trader. Mereka akan menetapkan tingkat suku bunga tertentu yang harus dibayarkan oleh trader tersebut. Jadi, apabila trader short seller rugi, dia tidak hanya harus membayar pokok pinjaman yang dalam contoh sebesar 10.000 rupiah tadi, melainkan harus membayar 10.000 rupiah + bunga pinjaman. 

Contoh Transaksi Short Selling

GameStop adalah salah satu contoh nyata saham yang dijual dan dibeli secara short selling. GameStop adalah perusahaan yang berjualan video dan pernak-pernik game. Trader memperkirakan kalau saham perusahaan Amerika Serikat ini akan terus turun mengingat videogame kini kalah saing dengan game digital dan pandemi covid19 membuat pengunjung toko GameStop semakin sepi saja. 

Jadi tidak heran kalau saham GameStop adalah salah satu saham yang paling banyak ditransaksikan menggunakan strategi ini. Puncaknya, pada tanggal 4 Januari 2021 lebih dari 100% saham perusahaan ini dijual secara short (Reuters). Namun sialnya bukannya mendapatkan untung, para short seller justru rugi besar akibat jutaan investor ritel dari laman Reddit tiba-tiba ramai membeli saham ini sehingga harganya justru naik drastis.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *