Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Short Squeeze?

Apa itu short squeeze

Dalam strategi trading terdapat istilah short selling. Short selling atau yang juga dikenal dengan jual kosong adalah para trader yang memprediksikan bahwa harga suatu aset akan turun sehingga mereka berani meminjam ‘hak kepemilikan’ aset tersebut ke broker. 

Para trader jual kosong akan mendapatkan keuntungan jika harga aset tersebut memang turun sehingga mereka bisa ‘membeli atau membayar kembali’ aset yang mereka miliki kepada broker dengan harga yang lebih rendah. 

Short selling adalah fenomena yang umum ditemukan di pasar saham atau pasar aset apapun. Tapi, strategi ini bukan berarti tidak bisa dilawan. Investor atau trader lainnya bisa memaksa para trader yang menerapkan strategi ini untuk keluar dari pasar dengan short squeeze

Pengertian Short Squeeze

Short squeeze adalah fenomena kenaikan tajam harga sebuah aset termasuk saham yang disebabkan oleh banyaknya penjual kosong short seller yang ‘dipaksa’ membeli saham yang mereka pinjam. 

Jadi sebelum penjual kosong sebuah saham membeli saham yang mereka pinjam, sudah ada kenaikan harga saham yang cukup tajam karena satu dan lain hal. Lantas karena takut merugi, short seller pun terpaksa cepat-cepat membeli saham yang mereka pinjam ke broker. 

Akibatnya, harga saham tersebut semakin melonjak karena tingkat permintaan yang semakin tinggi. Kebalikan dari short squeeze adalah long squeeze yaitu fenomena investor atau trader terpaksa menjual saham yang mereka pegang demi mencegah kerugian akibat harga saham yang turun terus menerus. 

Contoh Short Squeeze

Salah satu contoh terkini dari short squeeze adalah kenaikan harga saham perusahaan game asal Amerika Serikat, GameStop pada Januari 2021 lalu. Ketika itu, harga saham perusahaan ini naik dari sekitar 13-17 USD ke lebih dari 380 USD per lembar. 

Saham perusahaan ini adalah salah satu instrumen yang paling banyak dibeli oleh para short seller. Alasannya adalah para trader itu mengira kalau masa depan video game dan perusahaan ini tidak akan baik karena persaingan dengan game digital dan pandemi. Mereka tidak menyangka bahwa karena salah satu forum di platform sosial Reddit yang bernama wallstreetbets harga saham perusahaan ini akan melonjak tinggi. 

Wallstreetbets adalah forum yang beranggotakan lebih dari 3 juta investor ritel. Para investor ini pada bulan Januari lalu berbondong-bondong membeli saham perusahaan ini karena mengira bahwa harga saham perusahaan ini terlalu murah (undervalued) dan berpotensi naik lagi. 

Karena permintaan yang tinggi akibat permintaan dari anggota wallstreetbets , harga saham GameStop mulai merangkak naik mulai 13 Januari 2021 dari yang awalnya hanya 19,95 pada tanggal 12 menjadi 31,4 pada tanggal 13. 

Lantas karena takut harga semakin naik dan mereka harus membayar mahal saham yang mereka pinjam, para short seller perusahaan ini pun berbondong-bondong membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya, harga saham GameStop tambah naik tak terkendali dan para short seller bangkrut.

Mengapa Short Squeeze Bisa Terjadi

Seperti yang telah ditulis di atas, penjual kosong mengambil keuntungan ketika harga saham sebuah perusahaan menurun sebagaimana yang mereka pikirkan. Namun kenyataannya penurunan harga saham ini bisa saja tidak terjadi karena beberapa hal seperti:

  1. Berita bagus yang menyebabkan kredibilitas sebuah perusahaan meningkat meskipun sebentar saja. 
  2. Perusahaan merilis produk baru yang diperkirakan bisa sukses di pasaran dan berkelanjutan. 
  3. Ternyata pendapatan perusahaan lebih tinggi daripada yang mereka pikirkan. 

Dalam kasus GameStop, short squeeze bisa terjadi karena:

  1. Banyaknya investor ritel yang mulai terlibat aktif dalam perdagangan saham di bursa. 
  2. Internet memudahkan para investor ritel tersebut untuk mengakses informasi dan berinteraksi satu sama lain. 
  3. Investor ritel yang terlibat cenderung mudah diprovokasi. 
  4. Bandwagon effect atau fenomena ikut-ikutan karena melihat orang atau kelompok lain sukses. 
  5. Adanya sentimen negatif investor ritel kepada perusahaan hedge fund tertentu. 

Cara Mendeteksi Short Squeeze

Salah satu cara untuk mendeteksi short squeeze adalah dengan menghitung short interest percentage dan short interest ratio sebuah perusahaan.

Short interest percentage dan short interest ratio. Short interest percentage adalah persentase perbandingan antara jumlah saham sebuah perusahaan yang ditransaksikan secara short selling dengan jumlah keseluruhan saham perusahaan tersebut. 

Jadi, apabila sebuah perusahaan memiliki 1.000.000 lembar saham yang dijual di bursa dan 200.000 diantaranya adalah saham yang diperjualbelikan secara short selling, maka jumlah short interest percentage saham perusahaan tersebut adalah 20% (200.000/1.000.000). 

Adapun short interest ratio adalah rasio perbandingan antara total saham yang diperjualbelikan secara short selling dengan jumlah transaksi harian saham tersebut di bursa. 

Data mengenai rasio ini bisa diperoleh di website-website keuangan seperti, Yahoo Finance dan MarketBeat.com. Beberapa bursa efek besar seperti NYSE dan NAsdaq juga mempublikasikan nilai rasio ini. 

Untuk mendeteksi apakah ada short squeeze atau tidak, Anda bisa membandingkan nilai short interest ratio sebuah perusahaan pada satu periode ke beberapa periode sebelumnya. Apabila nilai indikator ini lebih rendah daripada biasanya, itu berarti bahwa harga naik terlalu cepat atau para short seller banyak yang menutup posisi sebab harga saham dinilai terlalu stabil. 

Disisi lain, apabila nilai short interest ratio lebih tinggi daripada biasanya, kemungkinan pasar saham tersebut akan mulai bearish atau menurun. Namun, apabila kenaikan nilai short interest ratio dan harga sangat tajam, maka bisa jadi hal ini adalah sinyal short squeeze. 

Apa Yang Perlu Dilakukan Saat Short Squeeze

Jika Anda adalah seorang short seller, setidaknya Anda bisa melakukan dua hal dalam mengatasi masalah short squeeze. Hal yang pertama adalah dengan segera membeli aset yang Anda pinjam (cut it early) begitu Anda melihat adanya trend kenaikan harga berlebihan. 

Hal yang kedua adalah dengan menunggu semua short seller keluar dari pasar.

Short squeeze juga seringkali disebut sebagai cara investor ritel untuk melawan investor institusi yang melakukan short selling. Oleh sebab itu, ketika para short seller sudah keluar semua, tidak menutup kemungkinan bahwa harga akan kembali normal. 

Namun demikian Anda harus bersabar. Sebab tidak menutup kemungkinan short squeeze akan terjadi selama berhari hari atau bahkan berminggu minggu. Selain itu, Bursa Efek Indonesia juga bisa menutup sementara perdagangan saham tersebut karena dinilai masuk kategori unusual market activity.

Adapun kalau Anda adalah investor ritel, sebaiknya ketika terjadi fenomena ini Anda segera menjual saham Anda sebelum adanya false breakout. Karena indikator ini bisa menjadi indikasi bahwa harga saham akan turun dengan segera.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *