Lompat ke konten
Daftar Isi

Belajar Strategi Investasi ala John Neff, Bagaimana Caranya?

Strategi Investasi John Neff

Strategi Investasi John NeffeDalam investasi saham, Anda memang dianjurkan untuk mengelola aset Anda secara mandiri. Namun hal ini bukan berarti Anda tidak bisa meniru strategi-strategi yang sudah settle dan digunakan oleh para investor terkemuka, seperti Warren Buffett, Lo Kheng Hong dan termasuk diantaranya adalah John Neff. 

Meniru strategi investasi yang dibuat oleh ketiga orang tersebut tidak hanya dapat mempermudah cara investasi Anda, tetapi juga membuat Anda lebih melek cara membaca dan menganalisis laporan keuangan serta kondisi perekonomian di masa depan. 

Biografi John Neff

John Neff adalah salah satu investor terkemuka asal Amerika Serikat yang terkenal karena gaya value investing –nya. Value investing adalah strategi investasi yang dilakukan dengan memilih saham-saham yang nilai intrinsiknya melebihi harganya (face value). 

Ini artinya, investor yang menggunakan strategi ini memilih saham-saham yang kinerja fundamentalnya bagus, memiliki potensi keuntungan yang bagus, namun belum banyak dilirik oleh para investor di pasar, sehingga harga saham tersebut per lembar relatif murah.

John B. Neff lahir di Ohio pada tahun 1931 dan lulus pendidikan tinggi di University of Toledo pada tahun 1955. Setelah bekerja di National City Bank of Cleveland, beliau kemudian menempuh pendidikan di School of Business di Western Reserve University dan lulus pada tahun 1958. 

Nama beliau mulai mencuat ke permukaan setelah menjadi portfolio manager di Vanguard Windsor Fund dari tahun 1964-1995. Dalam periode tersebut, beliau berhasil menumbuhkan nilai portofolionya sebanyak 13,7% per tahun atau lebih dari 3% diatas rata-rata pertumbuhan nilai indeks S&P 500 dalam periode waktu yang sama. 

Sekedar ilustrasi, jika Anda berinvestasi sebesar $10.000 menggunakan jasa Neff pada tahun 1964, nilai aset Anda akan meningkat menjadi $564.000 pada tahun 1995 dengan asumsi seluruh dividen yang Anda dapatkan akan diinvestasikan ulang. Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan jika Anda dengan nominal investasi yang sama “hanya” membeli saham-saham di indeks S&P 500. Dengan membeli saham tersebut sendiri, nilai aset Anda pada tahun 1995 “hanya” akan mencapai sebesar $233.000. 

Beliau lantas menerbitkan buku investasi best seller yang berjudul Neff on Investing pada tahun 2001. 

Strategi Investasi ala John Neff

1. Pilih discount stock

Discount stock adalah saham dengan fundamental bagus namun dengan harga yang relatif murah apabila dibandingkan dengan pendapatan perusahaan tersebut. Dalam hal ini, Neff mencari saham yang nilai price to earning (P/E) ratio saham tersebut 40-60% lebih rendah dibandingkan P/E ratio rata-rata di pasar. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan pasar secara keseluruhan maupun benchmark industri saham tersebut. 

2. Memiliki pertumbuhan bisnis yang realistik

Tidak hanya memiliki harga yang relatif murah, Neff juga kemudian mencari saham yang memiliki pertumbuhan bisnis atau keuntungan yang realistik. Dilansir dari laman Validea.com, umumnya Neff menarget saham dengan pertumbuhan sekitar 7-20% per tahun. 

Potensi pertumbuhan bisnis perusahaan tersebut juga harus “acceptable”, yaitu minimal sekitar 6% per tahun. Hal ini tentu berbeda dengan strategi growth stock yang mencari saham dengan pertumbuhan per tahun di atas rata-rata industri atau sekedar membeli saham blue chip yang bisanya pertumbuhan nilainya cukup landai. 

3. Melihat dividend yield perusahaan tersebut

Neff juga mencari saham perusahaan yang memiliki dividend yield yang cukup kuat. Dividend yield adalah hasil pembagian antara dividen yang dibagikan oleh perusahaan dengan harga saham perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan dengan nilai P/E ratio yang relatif murah, umumnya memiliki dividend yield yang tinggi. 

Menurut Neff, sebuah perusahaan akan baik dibeli apabila total return perusahaan tersebut  setidaknya 2 kali lebih besar dibandingkan rata-rata pasar. Rumus total return menurut Neff adalah:

Total return = (EPS Growth + Dividend Yield)/ P/E Ratio

Misalnya, Total Return rata-rata industri adalah sebesar 5.000. Maka, Neff akan memilih perusahaan dengan nilai Total Return minimal 10.000. 

4. Memilih perusahaan yang stabil

Kriteria lain yang digunakan oleh Neff dalam memilih perusahaan adalah perusahaan tersebut memiliki free cash flow dan EPS yang stabil dalam setidaknya 8 kuartal (2 tahun terakhir). Sebab, hal ini menandakan bahwa pertumbuhan perusahaan tersebut cukup stabil dalam periode waktu tertentu. Sebagian besar data-data di atas tentu bisa Anda dapatkan di dalam laporan keuangan masing-masing perusahaan. Namun untungnya, saat ini sudah banyak aplikasi screening saham yang menyediakan data EPS, P/E Ratio hingga dividend yield secara otomatis, sehingga yang perlu Anda lakukan adalah mengumpulkan data-data tersebut selama beberapa periode waktu tertentu dan menggunakannya untuk memilih saham terbaik.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *