Saham blue chip adalah saham yang memiliki reputasi baik, kapitalisasi pasar besar, kinerja keuangan stabil, pemimpin dalam sektornya, dan sering membagikan dividen pada investor.
Oleh sebab itu, saham dengan status blue chip sering direkomendasikan untuk investor pemula karena memiliki prospek jangka panjang yang cerah.
Daftar Saham Blue Chip
Jika Anda ingin memulai berinvestasi saham maka sebaiknya memang memulai dengan emiten yang sudah terpercaya dan terjamin keamanannya.
Berikut saham perusahaan blue chip yang ada di Indonesia:
1. Bank Central Asia (BBCA)
Bank swasta terbesar di tanah air ini memang dikenal memiliki reputasi dan kinerja yang bagus. Bank buku 4 dengan jutaan nasabah ini diketahui memiliki Return on Assets (ROA) tertinggi di antara bank-bank yang ada di tanah air baik milik pemerintah maupun swasta.
Jika tertarik membeli maka Anda harus menyediakan dana yang cukup besar karena saat ini harga sahamnya per lembar sudah berkisar Rp9.100, sehingga untuk membelinya setidaknya Anda perlu uang sebesar Rp910.000. Namun, semua itu tentu sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh. Hal itu karena BBCA adalah saham blue chip dari sektor perbankan yang cocok untuk jangka panjang.
2. Telekomunikasi Indonesia Persero Tbk. (TLKM)
TLKM adalah salah satu saham blue chip yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Tercatat per Januari 2023, saham perusahaan yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda ini dijual dengan harga Rp3.900 per lembar atau Rp390.000 per lot.
Perusahaan milik negara yang merupakan saham top di sektor telekomunikasi ini diketahui selalu berhasil mendapatkan laba bersih yang cukup menjanjikan setiap tahun dan konsisten membagikan dividen tiap tahun. Meski kondisi perekonomian sedang lesu akibat pandemi tetapi prospek bisnis di bidang telekomunikasi dinilai masih sangat menjanjikan.
3. Indofood CBP Sukses Makmur TBK (ICBP)
Perusahaan di bidang makanan ini menguasai lebih dari 70% pangsa pasar mie instan di Indonesia. Tidak hanya itu, Indomie juga merupakan salah satu komoditas ekspor dari Indonesia ke negara lain di berbagai belahan dunia. Dengan pengalaman selama lebih dari 30 tahun di dunia mie instan, Indofood terbukti masih memiliki performa yang menjanjikan. Pertumbuhan laba perusahaan ini cukup konsisten dan ICBP juga rutin membagikan dividen setiap bulannya. Maka dari itu, tidak heran jika ICBP atau Indofood merupakan salah satu perusahaan consumer goods yang paling diminati.
4. Astra International Tbk. (ASII)
Astra International Tbk adalah salah satu perusahaan konglomerasi asal Indonesia. Perusahaan ini bergerak di berbagai bidang industri, mulai dari properti, hingga agrikultur. Per Januari 2023, saham ASII dijual di kisaran harga Rp6.550 per lembar atau naik 1,55% dibandingkan awal tahun 2023 lalu.
5. United Tractor Tbk. (UNTR)
Distributor alat berat ini sangat populer dalam bidang pertambangan dan konstruksi sehingga tidak heran jika mampu memberikan kinerja yang memuaskan. Pada tahun 2022 lalu, perusahaan ini berhasil mendapatkan jumlah pendapatan dan laba tertingginya pada 5 tahun terakhir. Tercatat, UNTR membukukan pendapatan sebesar 123 triliun rupiah dan laba sebesar 28 triliun rupiah. Padahal, satu tahun sebelumnya, pendapatan dan laba perusahaan ini masing-masing adalah sebesar 79 triliun rupiah dan 11 triliun rupiah.
6. Aneka Tambang TBK. (ANTM)
Tentu Anda sudah tidak asing dengan nama perusahaan bidang pertambangan ini. Memang selain merupakan perusahaan pelat merah, Antam juga merupakan penguasa pangsa pasar industri tambang emas di Indonesia. Saham perusahaan yang merupakan hasil gabungan antara perusahaan tambang lain pada zaman Presiden Soeharto ini tercatat dijual pada harga Rp1.975 per lembar.
7. Gudang Garam TBK (GGRM)
Meski identik dengan perusahaan rokok tetapi perusahaan ini dalam beberapa tahun terakhir mulai melirik bidang usaha lain sehingga membuat kinerjanya bisa lebih baik lagi. Fundamentalnya juga bagus sehingga layak untuk dimiliki.
8. Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Sektor perbankan adalah salah satu sektor yang diperkirakan akan membaik seiring dengan perbaikan ekonomi Indonesia pasca covid19. Hal ini karena masyarakat diperkirakan akan kembali percaya diri untuk mengajukan pinjaman ke bank. Salah satu bank yang akan diperkirakan akan berkembang dalam beberapa tahun kedepan adalah Bank BNI (BBNI).
Bank BNI merupakan bank yang sudah berdiri sejak awal kemerdekaan Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, BBNI kini tidak hanya melayani simpan pinjam saja, tetapi juga memiliki unit bisnis investasi baik yang konvensional maupun syariah.
9. Bank Rakyat Indonesia TBK (BBRI)
Bank BRI sempat menjadi Bank BUMN dengan nilai aset terbesar di Indonesia. Dengan fokus utama pada pembiayaan mikro, maka tidak heran jika BBRI memiliki banyak cabang di desa-desa di seluruh Indonesia.
Meskipun demikian, harga saham bank ini bisa dikatakan cukup terjangkau meski termasuk golongan blue chip. Harga per lembarnya sekitar Rp 4 ribu saja sehingga cocok bagi Anda investor [pemula yang belum memiliki banyak modal untuk membeli saham-saham dengan nominal besar.
10. Unilever Indonesia (UNVR)
Produk perusahaan ini sudah sangat lekat dengan kehidupan sehingga tidak heran bisa menghasilkan laba bersih yang cukup tinggi. Fundamentalnya baik serta ROE tinggi sehingga bisa memberikan dividen secara rutin.
Kriteria Saham Blue Chip
Biasanya, yang dikategorikan saham blue chip adalah emiten saham dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah berdiri cukup lama serta memiliki pengalaman di industrinya selama bertahun-tahun. Oleh sebab itu, saham berstatus blue chip dikenal juga sebagai kelas atas atau lapis satu karena mampu memengaruhi pergerakan IHSG.
Saham blue chip juga memiliki kriteria khusus sehingga hanya beberapa perusahaan saja yang bisa memiliki julukan ini. Berikut kriterianya:
- Perusahaan sudah beroperasi cukup lama.
- Kapitalisasi pasar besar.
- Memiliki likuiditas bagus. Likuditas yang bagus berarti ada banyak investor yang menginginkan saham perusahaan-perusahaan ini, sehingga Anda akan lebih mudah membeli dan menjualnya.
- Perbandingan jumlah utang dan aset stabil.
- Rutin membagikan dividen bagi pemegang saham.
- Memiliki kinerja yang bagus.
Saham yang masuk ke dalam kategori ini di Indonesia masuk ke dalam indeks LQ45. Data mengenai indeks ini akan terus diperbaharui melalui berbagai evaluasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil evaluasi ini akan dipublikasikan setiap satu tahun 2 kali. Jadi, pastikan Anda update dengan data terbaru.
Kami pernah membahas secara mendalam perbedaan saham blue chip, second liner, dan gorengan.
Siapa yang Cocok Membeli Saham Blue Chip?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saham-saham blue chip biasanya menjadi pilihan atau rujukan pertama bagi para investor pemula ketika mulai berinvestasi saham. Performa serta fundamental perusahaan yang kuat menjadi alasan mengapa saham perusahaan kelas satu seperti ini dijadikan pilihan karena lebih minim risiko. Namun demikian, saham-saham ini juga menjadi incaran investor jangka panjang, sebab investor jangka panjang membeli saham untuk masa depan mereka, sehingga mereka membutuhkan saham dengan kondisi bisnis dan keuangan yang sudah mapan.
Anda juga berpeluang untuk mendapatkan dividen secara rutin dari perusahaan golongan ini sehingga bisa memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Jadi, jika Anda ingin mencoba untuk berinvestasi saham maka cobalah memulai dengan membeli saham-saham perusahaan blue chip.
Kelebihan Saham Blue Chip
Dengan reputasi dan pengalaman yang dimilikinya maka tidak heran jika saham perusahaan golongan ini dianggap memiliki kelebihan yang cukup besar. Apa saja kelebihannya? Berikut penjelasannya.
1. Harga stabil dan tidak fluktuatif
Meskipun mengalami penurunan tetapi harga saham golongan ini tidak naik turun secara signifikan. Biasanya perubahan nilai yang cukup drastis bisa diketahui sejak berapa bulan sebelumnya sehingga para investor bisa lebih bersiap-siap dan tidak rugi terlalu besar.
2. Fundamental yang bagus
Fundamental perusahaan menentukan ketahanan dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak stabil. Umumnya, variabel ini dilihat dari keuangan perusahaan tersebut dalam beberapa periode akuntansi dan kondisi serta peluang bisnis perusahaan kedepannya.
3. Risiko Likuiditas relatif kecil
Risiko likuiditas disini bisa bermakna risiko likuiditas keuangan dan risiko likuiditas pasar. Risiko likuiditas keuangan perusahaan ini kecil karena perusahaan sudah mapan, sehingga teruji kemampuannya dalam bertahan menghadapi potensi kebangkrutan. Risiko likuiditas pasar perusahaan ini juga lebih kecil, karena saham perusahaan-perusahaan ini banyak dicari orang, sehingga Anda dapat menjual saham yang Anda miliki dengan mudah dengan tanpa harus mempengaruhi harga saham tersebut.
Kekurangan Saham Blue Chip
Ada kelebihan tentu ada juga kekurangan. Meski saham blue chip dikenal memiliki risiko yang cukup kecil tetapi biasanya modal yang dibutuhkan untuk membeli saham perusahaan-perusahaan ini cukup besar. Tidak hanya itu, pergerakan nilai sahamnya cenderung lamban sehingga lebih cocok digunakan untuk investasi jangka panjang.
Risiko Membeli Saham Blue Chip
Meski direkomendasikan untuk investor pemula tetapi perlu Anda ketahui jika saham blue chip juga tidak lepas dari risiko. Sama seperti investasi saham lainnya, meski membeli saham blue chip Anda tetap memiliki risiko mengalami kerugian meskipun kecil sekalipun.
Risiko yang mungkin dialami para investor saham biasanya adalah capital loss, delisting, dan likuiditas alias bangkrut. Oleh sebab itu, berhati-hati dalam memilih saham yang tepat tetap tidak boleh dilupakan. Bila perlu Anda bisa memperhatikan prospek bidang usahanya pada masa mendatang.
Dengan begitu, Anda bisa memperkecil risiko investasi meskipun membeli salah satu saham dari list saham blue chip di atas. Jangan lupa meskipun sudah berpengalaman sekalipun tetapi Anda juga tetap perlu untuk belajar memilih emiten saham yang bagus.