Lompat ke konten
Daftar Isi

Tips Investasi di P2P Lending Untuk Meningkatkan Untung dan Memperkecil Risiko

Tips Untuk Investor P2P Lending

Dalam dunia investasi, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah high risk berarti high return. Jadi makin tinggi risiko dari sebuah investasi, imbal balik atau keuntungan yang didapat juga akan semakin tinggi. Setiap investor tentunya berharap agar mendapatkan timbal balik besar dengan tingkat risiko rendah.

P2P (Peer to Peer) Lending adalah salah satu alternatif investasi yang saat ini sedang berkembang  dan mulai banyak diminati. Jenis investasi ini hadir dengan menawarkan konsep crowdfunding. P2P Lending menghubungkan pengembang dana yang disebut lender dengan borrower atau peminjam.

Mengapa Berinvestasi di P2P Lending

Salah satu alasan investasi peer to peer lending cukup banyak diminati adalah karena sangat menguntungkan. P2P lending menawarkan return menjanjikan jika dibandingkan sejumlah instrumen pengembangan dana yang ada, imbal balik yang ditawarkan mencapai 21% per tahun.

Selain keuntungan yang menggiurkan, investasi P2P lending ini juga sudah diatur dan diawasi oleh OJK. Jadi bagi para pemilik modal akan merasa lebih aman dan merupakan instrumen investasi yang legal sehingga tidak perlu diragukan lagi.

Kehadiran P2P lending di Indonesia telah diatur dalam POJK 77/2016. Berdasarkan peraturan OJK ini, peer to peer lending adalah sistem layanan pinjaman uang secara langsung dari pemberi dan penerima pinjaman yang memanfaatkan teknologi informasi.

Untuk landasan legalitas, platform P2P lending wajib terdaftar di OJK untuk memberikan layanan pinjam meminjam yang sesuai ketentuan POJK. Jika tidak terdaftar, maka itu adalah P2P lending ilegal.

Saat ini banyak layanan P2P lending yang belum memiliki legalitas atau tidak memiliki surat terdaftar yang diterbitkan oleh OJK. Saat ini OJK sudah berkoordinasi dengan Kementrian Kominfo RI dan SWI (Satwas Waspada Investasi) untuk memblokir fintech ilegal.

Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan kami mengenai pengertian P2P lending serta cara kerjanya.

9 Tips Investasi di P2P Lending

Agar memperoleh untung tinggi dan memperkecil risiko, berikut beberapa strategi investasi di P2P lending yang bisa Anda ikuti.

1. Pilih Platform Terpercaya

Bisa dibilang ini adalah hal penting bagi siapa saja yang ingin memulai berinvestasi di platform P2P lending. Hal tersebut wajib dilakukan karena saat ini cukup banyak kasus penipuan berkaitan investasi ilegal atau investasi bodong yang disebabkan karena memilih platform P2P Lending yang kurang cermat atau bahkan sembarangan.

Hal ini terjadi ketika calon pemberi pinjaman tertarik dengan iming-iming imbal hasil tinggi. Hanya pilih platform peer to peer lending terbaik yang sudah terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Saat ini sudah ada ratusan platform yang terdaftar di OJK sehingga Anda cukup leluasa memilih platform yang sesuai untuk berinvestasi.

2. Memilih Platform yang Menyediakan Asuransi Kredit

Pilihlah platform yang menyediakan proteksi lebih untuk investasi yang Anda lakukan berupa penyediaan asuransi kredit. Adanya asuransi tersebut sangat penting sebagai antisipasi jika UKM atau borrower telat membayar atau bahkan gagal bayar, lender selaku pemberi pinjaman tetap akan mendapat proteksi karena dana yang diberikan telah dilindungi oleh pihak asuransi.

Setiap platform P2P lending biasanya memiliki kebijakan masing-masing. Jadi Anda perlu memperhatikan dengan cermat berbagai persyaratan dari asuransi tersebut. Pastikan persyaratan dan proses klaim yang ditawarkan nantinya tidak akan menyulitkan Anda.

3. Melakukan Diversifikasi Investasi

Cara selanjutnya yang perlu dilakukan untuk meminimalisir gagal bayar atau telat bayar dari UKM adalah melakukan diversifikasi pendanaan guna menekan risiko. Diversifikasi artinya menyebar pendanaan ke berbagai kampanye pinjaman berbeda. 

Anda dapat menyebarkan dana tersebut ke beberapa UKM dibandingkan menyetorkan dana hanya untuk 1 UKM saja. Anda dapat menyebarkannya ke 2 atau bahkan lebih UKM. Apalagi dana yang bisa disebarkan tersebut juga mulai dari nominal yang kecil.

4. Pemilihan Grade Risiko

Ketika melakukan diversifikasi pendanaan, Anda akan melihat beberapa informasi seperti credit rating. Investor sebaiknya melakukan analisis risiko kredit pada pinjaman yang potensial.

Credit rating ini akan menentukan tingkat risiko dari suatu pinjaman. Contohnya ada 4 UKM yang memerlukan pinjaman memulai kampanye pinjaman yang berbeda dan ditampilkan di homepage platform P2P Lending.

Selanjutnya Anda sebagai pemberi pinjaman menyebarkan dana Anda untuk 4 UKM tersebut yaitu ke UKM 1 yang memiliki credit rating A sebesar Rp 1 juta, UKM 2 dengan credit rating B+ sebesar Rp 700 ribu, UKM 3 dengan credit rating B+ sebesar Rp 500 ribu, dan UKM 4 dengan credit rating A+ sebesar Rp 2,3 juta. 

Makin tinggi credit rating dari UKM tersebut, maka semakin rendah juga risiko dan imbal hasilnya. Ketika investor melakukan diversifikasi, jika nantinya salah satu UKM telat bayar atau bahkan gagal bayar, investor setidaknya masih mempunyai 3 pendanaan yang tetap berjalan.

5. Memilih Platform yang Dapat Memulai Pendanaan Dari Jumlah Kecil Dulu

Untuk menghindari risiko yang lebih besar, maka Anda dapat memilih platform yang membuka kesempatan untuk mengumpulkan dana dari nominal kecil dulu. Setiap platform P2P lending memiliki nominal minimum yang berbeda-beda mulai dari Rp 100 ribu sampai lebih dari Rp 1 juta.

Sebagai langkah awal, Anda dapat memulainya dari nominal kecil dulu. Jadi risiko kerugian atau kehilangan nantinya bisa diperkecil. Seiring waktu, jika platform sudah menunjukkan performa yang bagus, maka Anda dapat mulai menambahnya pelan-pelan

6. Pendanaan Ulang untuk Optimalkan Keuntungan

Setelah membaca beberapa strategi di atas, Anda sudah mengetahui caranya meminimalisir risiko ketika berinvestasi di peer to peer lending. Selanjutnya, Anda dapat menyiapkan strategi investasi kedua yaitu melakukan pendanaan ulang.

Jika diversifikasi yang telah disebutkan tadi adalah cara untuk meminimalisir risiko, maka pendanaan ulang akan membantu Anda mengoptimalkan pengembalian yang didapat. Prinsip dari pendanaan ulang ini adalah melalui compounding interest.

Menurut Jordan Stodart, compound interest lebih menguntungkan dibanding simple interest pada P2P lending karena hasil keuntungan yang diperoleh disuntikkan lagi untuk dipinjamkan kepada borrower lainnya.

7. Ketahui Penarikan Dana Tidak Dapat Dilakukan Sewaktu-waktu

Investor yang berinvestasi di P2P lending tidak bisa melakukan penarikan dana sewaktu-waktu. Jadi saat berinvestasi, Anda akan diminta untuk memilih jangka waktu tertentu sebelum nantinya dana tersebut dapat ditarik.

Jadi selama periode pinjaman yang telah dipilih saat awal investasi, Anda wajib mengikuti jangka waktu tersebut sampai dana tersebut dapat diambil kembali. Contohnya, seorang investor menginvestasikan dana untuk UKM yang memerlukan dana pinjaman dengan jangka waktu 3 bulan.

Kemudian untuk tipe pembayaran pokok pinjaman jatuh di bullet payment atau akhir tenor. Jadi total imbal hasil dan pendanaan baru akan diperoleh di bulan keempat. Untuk investasi yang lebih aman, investor sebaiknya memilih kampanye pinjaman dengan tenor sesuai target finansial.

8. Minimalkan Risiko Telat atau Gagal Bayar

Salah satu risiko berinvestasi di P2P lending yang paling umum adalah kemungkinan terjadinya gagal bayar.

Risiko ini sangat wajar bagi siapa saja yang ingin melakukan pemberian dana pinjaman. Pasalnya jika peminjam telat atau bahkan gagal membayar pada pemberi pinjaman, risiko terburuknya adalah kehilangan uang tersebut.

Untuk itu, lender pun harus cermat sebelum menentukan kampanye pinjaman yang hendak didanai. Caranya adalah dengan benar-benar mencermati latar belakang usaha, laporan keuangan, dan informasi penting lainnya dari peminjam. Biasanya data-data keuangan peminjam tersebut juga ditampilkan di platform P2P lending.

9. Perkecil Risiko Waktu Tunggu

Risiko waktu tunggu juga sangat mungkin menyebabkan pendanaan yang dipilih menjadi kurang optimal. Sejumlah platform peer to peer lending saat ini menyediakan waktu bagi para peminjam untuk mengumpulkan dana dari beberapa lender dari proses crowdfunding atau kampanye pinjaman.

Lender mungkin saja mengucurkan dana pinjamannya di hari pertama peminjam melakukan kampanye. Tetapi kampanye pinjaman ini biasanya memerlukan waktu beberapa hari hingga paling lama 30 hari atau sampai kebutuhan dananya terpenuhi. 

Jadi ada masa di mana di mana dana yang dipinjamkan ‘diam’ dari waktu investasi sampai kampanye terpenuhi. Hal ini menjadi opportunity cost yang wajib diperhitungkan.

Demikian beberapa tips dan strategi untuk berinvestasi di P2P lending. Sekarang Anda tidak perlu lagi khawatir untuk melakukan pendanaan di sana karena semua risiko tersebut dapat ditanggulangi dengan beberapa cara yang telah dijelaskan di atas.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *