Adanya perusahaan fintech (financial technology) di tanah air berdampak pada masyarakat yang kian gampang memperoleh hutang. Tidak usah lagi melewati tahapan ribet dan manual, tinggal akses aplikasi fintech online, konsumen akan memperoleh uang cash dengan cepat.
Pinjaman online memang diminati banyak orang, namun banyak yang ragu apakah terpercaya dan aman atau tidak. Namun tentunya ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat memilih pinjaman online.
4 Tips Memilih Pinjaman Online Terbaik
Sebagaimana meminjam dari lembaga konvensional misalnya bank, meminjam dari perusahaan pinjaman online pun tak boleh sembarangan. Ada berbagai hal penting yang harus dipertimbangkan saat masyarakat akan mengajukan pinjaman dana tunai melalui aplikasi fintech dengan tujuan supaya tak dirugikan.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan saat memilih pinjaman online:
1. Cek tingkat bunga yang dikenakan
Perhatikan tingkat bunga yang ditawarkan saat memilih pinjaman online terbaik. Boleh jadi gampangnya memperoleh kredit malah di kemudian hari akan merugikan sekaligus menggerogoti kesehatan keuangan nasabah gara-gara angsuran dan besaran bunga demikian tinggi.
Oleh karena itu sebaiknya mayarakat melakukan survei lebih dulu tingkat bunga maupun denda yang diberlakukan. Lakukan kalkulasi apakah lebih mahal atau lebih murah dibanding meminjam uang dari bank.
2. Ambil pinjaman sesuai kebutuhan
Usahakan nominal pinjaman yang diambil sesuai kebutuhan yaitu mengkalkulasi lebih dulu kesanggupan membayar. Tidak boleh pinjaman online yang diajukan terlalu banyak.
Kiatnya yaitu berhutang paling banyak 30% dari gaji supaya ringan untuk membayarnya. Jika meminjam terlalu banyak maka Anda akan kesulitan melunasi. Memang ada beberapa cara kabur dari pinjaman online ilegal, tapi risiko yang menyertai juga cukup besar.
3. Ketahui track record perusahaan pinjaman online
Cara memilih pinjaman online yang aman adalah dengan mencari tahu rekam jejak perusahaan penyedia. Cek lebih dulu keabsahan aplikasi peer to peer (P2P) lending dengan mengakses website resmi OJK (Otoritas Jasa Keuangan), melalui aplikasi Android, atau menelepon langsung OJK di nomor 157.
4. Cermati poin-poin S&K
Begitu sudah tahu rekam jejak perusahaan pinjaman online yang dipilih, lalu juga mengkalkulasi kesanggupan membayar, ketahui dengan rinci syarat dan ketentuan berhutang. Selanjutnya cek bahwa perusahaan fintech yang diambil memang bisa menjaga kerahasiaan data nasabah. Biasanya fitur yang dibutuhkan yaitu kamera, microphone, lokasi, serta IMEI hp.
Mengenal Pinjaman Online dari Fintech
Perusahaan fintech bermunculan seperti jamur saat ini. Bukan hanya yang resmi, banyaknya pinjol ilegal bahkan menyebabkan beberapa ahli menganjurkan agar pinjol ilegal tidak usah dibayar.
Perusahaan IT muda beralih ke layanan keuangan dan bertujuan untuk merevolusi perbankan tradisional. Sebagian orang mungkin tidak bisa langsung membayangkan konsep ‘fintech’. Nama tersebut merupakan singkatan dari Financial Technology: layanan keuangan dengan menggunakan teknologi informasi terkini, berupa website, aplikasi, dan alat online termodern lainnya.
Perusahaan FinTech menggabungkan layanan dan produk keuangan dengan teknologi inovatif. Dengan cara ini, mereka dapat dengan cepat memberikan kredit online ke banyak pengusaha yang berbeda.
Dengan cara ini nasabah dapat mengajukan dan menerima kredit secara online dalam beberapa klik. Perusahaan FinTech dengan cepat mendapatkan pangsa pasar dan teknologi inovatif membuat mereka lebih berorientasi pada pelanggan, lebih murah dan lebih fleksibel.
Perusahaan FinTech menggunakan teknologi pintar. Untuk ini mereka mempekerjakan pengembang yang membuat algoritma dan sistem. Misalnya, perusahaan FinTech yang bersaing dengan perusahaan tradisional dapat secara otomatis memeriksa apakah suatu perusahaan sehat berdasarkan beberapa data.
Jika semua data tersebut harus dicek secara manual maka untuk satu nasabah saja bisa sampai berhari-hari. Itu berarti calon peminjam harus menunggu lama untuk mendapatkan uang cash. Itulah sebabnya pengembang membuat sistem yang secara otomatis menganalisis data dan memeriksa keadaan perusahaan. Jika calon peminjam memenuhi syarat maka dapat dengan mudah mengajukan kredit.
Di belakang perusahaan FinTech seringkali ada investor. Mereka percaya pada cara cerdas menjalankan bisnis. Itulah sebabnya mereka menginvestasikan uang di perusahaan jenis ini yang kebanyakan adalah start up baru.
Layanan dari perusahaan financial tersebut di satu sisi cocok dengan layanan bank tradisional. Di sisi lain, dengan produk dan layanannya, fintech juga menawarkan pilihan baru yang lebih modern kepada bank-bank mapan untuk mendekati dan melayani nasabah.
Oleh karena itu, sebagian besar fintech tidak bersaing dengan bank-bank yang ada. Fintech sering menawarkan peluang kolaborasi dengan bank-bank konvensional.
Kegiatan usaha Fintech meliputi perbankan online, proses pembayaran, asuransi, kredit hingga perdagangan saham. Secara umum, perusahaan financial technology memiliki dua strategi inti, yang seringkali tidak dimiliki oleh penyedia layanan perbankan tradisional.
Standarisasi produk yang ekstensif membuat masalah yang rumit menjadi sederhana dan mudah dipahami, sehingga semua penawaran dapat dipesan atau digunakan secara online dengan satu sentuhan tombol.
Produk-produk yang ditawarkan fintech yang umum misalnya rekening giro, polis asuransi, pinjaman, pembayaran belanja online dan juga tabungan. Proses yang diperlukan untuk mengakses berbagai produk itu sebagian besar diotomatisasi di fintech, sehingga penawaran dapat digunakan dengan cepat dan hemat biaya oleh konsumen.
Karena perusahaan TI dapat menawarkan layanan dan produk lebih cepat dan lebih murah, secara teori mereka dapat bersaing dengan bank umum. Namun, bank dan fintech lebih memilih untuk menjalin hubungan kolaboratif dan dengan demikian saling memanfaatkan kompetensi inti satu sama lain.