Lompat ke konten
Daftar Isi

Venture Capital: Pengertian, Contoh, Cara Kerja

Venture Capital

Saat ini banyak perusahaan startup teknologi yang tidak hanya mengandalkan modal dari pendirinya saja, tetapi juga berusaha mendapatkan modal tambahan dari perusahaan venture capital (VC). Pasalnya, mendapatkan permodalan dari perusahaan ini tidak hanya berdampak pada bertambahnya modal perusahaan, tetapi juga pada aspek lain. 

Mengapa demikian? Simak ulasannya berikut ini:

Pengertian Venture Capital

Sebelum Anda mengetahui manfaat mendapatkan modal dari perusahaan venture capital, sebaiknya Anda tahu terlebih dahulu apa itu venture capital. Venture capital (VC) adalah perusahaan pembiayaan swasta yang menyediakan tambahan modal, khususnya untuk startup yang dinilai akan tumbuh besar beberapa tahun kedepan. 

Biasanya, perusahaan ini didirikan oleh lembaga keuangan, seperti bank, perusahaan sekuritas, atau terdiri dari investor-investor kaya dan berpengalaman yang ingin menumbuhkan wirausahawan baru. Mendapatkan pendanaan dari lembaga ini, adalah salah satu cara alternatif yang paling populer jika sebuah perusahaan tidak dapat menerbitkan surat berharga di pasar modal atau mengajukan pinjaman ke bank. 

Kontrak bantuan pendanaan yang disediakan oleh lembaga ini terdiri dari beberapa jenis. Pertama, kontrak investasi saham alias perusahaan venture capital tersebut menjadi bagian dari investor perusahaan. Kedua, kontrak investasi dengan mekanisme obligasi konversi, artinya hingga waktu dan syarat yang ditentukan, posisi VC adalah sebagai lembaga pemberi pinjaman dan ketika waktu dan syarat terpenuhi, VC bisa mengganti posisinya menjadi investor dengan menukar obligasi konversi menjadi saham. Ketiga adalah dengan mekanisme profit sharing. 

Cara Kerja Venture Capital

Pertama, venture capital akan menarik dana investasi dari investor, entah itu investor retail besar dan atau investor institusi. Kedua, perusahaan ini akan menyalurkan dana dari investor tersebut kepada perusahaan rintisan (startup) yang dinilai memiliki potensi besar kedepannya. Ketiga, VC akan mengambil keuntungan setelah startup tersebut mendapatkan laba atau sudah listing di pasar modal. 

Konsep dari VC ini sebenarnya mirip dengan perusahaan pembiayaan biasa (private equity firm). Bedanya adalah, VC cenderung memberikan pembiayaan untuk perusahaan rintisan, sementara private equity cenderung memberikan pendanaan kepada perusahaan yang sudah mapan. Karena sifatnya inilah, VC cenderung membebankan bunga pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan keuangan lainnya.

VC juga memiliki konsep yang mirip dengan pembiayaan UMKM karena sama-sama mendanai perusahaan yang masih bertumbuh dan berskala kecil. Hanya saja, perbedaan utamanya adalah VC cenderung berinvestasi pada perusahaan startup bidang teknologi dan memiliki risiko tinggi, sedangkan pembiayaan UMKM lebih leluasa pada bidang apapun dengan berbagai risiko. 

Selain itu ketika VC memberikan dana kepada sebuah perusahaan, status mereka adalah menjadi investor. Lain halnya dengan pembiayaan mikro dari bank yang umumnya bank hanya menjadi lembaga pemberi pinjaman saja. 

Manfaat Venture Capital bagi Startup

1. Mendapatkan tambahan modal

Adanya VC membuat perusahaan startup teknologi bisa mengakses tambahan modal yang memungkinkan mereka untuk bisa tumbuh lebih cepat. Pasalnya, perusahaan rintisan pada bidang apapun itu cenderung akan kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari bank atau listing di bursa karena belum memiliki kinerja yang mapan. 

2. Mendapatkan pelatihan dan pengalaman

Seperti yang telah disebutkan di atas, umumnya VC terdiri dari investor-investor berpengalaman yang ingin berinvestasi pada perusahaan berkembang. Salah satu cara VC untuk meminimalisir risiko gagal bayar adalah dengan memberikan pelatihan dan membagi pengalaman investor tersebut kepada para wirausahawan yang baru membengun startup. 

Bagi perusahaan startup tersebut, hal ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan pelatihan dan pengalaman dari senior. Pelatihan dan pengalaman inilah yang kemungkinan besar tidak akan mereka dapatkan jika mencari modal melalui pinjaman bank biasa atau melalui private equity

3. Meningkatkan branding

Mendapatkan dana dari venture capital juga dapat meningkatkan branding perusahaan startup di mata konsumen, mitra dan stakeholder lainnya. Pasalnya, untuk mendapatkan dana dari VC, perusahaan startup tersebut harus melewati berbagai fase seleksi yang tidak mudah. Belum lagi fakta kalau VC diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ketika mereka berhasil mendapatkan pendanaan yang diinginkan, stakeholder akan berpikir kalau kualitas kinerja perusahaan tersebut bagus. Maka dari itu, tidak heran jika banyak perusahaan yang mencantumkan tahap pendanaan VC ke dalam company profile mereka.

Jenis-Jenis Perusahaan Venture Capital

Startup yang ingin mendapatkan pendanaan dari perusahaan ini akan melewati beberapa tahap pendanaan, yaitu:

1. Seed capital

Pada tahap ini, VC akan memberikan pendanaan kepada perusahaan startup yang bahkan baru akan menerbitkan produk mereka dan belum memiliki struktur organisasi yang baik. Akibatnya, nyaris seluruh operasi perusahaan ini menggunakan pendanaan dari VC. 

2. Startup capital

Startup capital adalah jenis pembiayaan dari VC yang diberikan kepada perusahaan rintisan yang sudah memiliki produk. Dana dari VC ini umumnya kemudian digunakan untuk mengefisienkan operasi, entah itu dengan cara menambah karyawan, menambah mesin atau menata organisasi. 

3. Early-stage capital

Pada tahap ini, startup yang menerima pembiayaan sudah memiliki produk sendiri, memiliki tata organisasi yang lebih rapi dan siap untuk berkembang dalam beberapa tahun kedepan. Kesiapan ini diungkapkan dalam bentuk prediksi atau target penjualan dan keuntungan dalam dua atau tiga tahun kedepan. 

4. Expansion capital

Perusahaan startup yang menerima pendanaan tahap ini dianggap sudah cukup mapan dan siap untuk berekspansi di masa depan.VC memberikan dana investasi ini supaya perusahaan rintisan tersebut dapat cepat berekspansi dan menghasilkan keuntungan. 

5. Late stage capital

Jenis yang terakhir adalah late stage capital. Pendanaan ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan startup yang sudah mapan dan memiliki kinerja bagus. Sama seperti expansion capital, dana yang terkumpul dari pendanaan ini umumnya juga dipakai untuk ekspansi. 

Contoh Venture Capital di Indonesia

Tidak hanya di Amerika Serikat atau belahan dunia lainnya, perusahaan venture capital juga sudah ada di Indonesia untuk membantu mengembangkan startup di negeri ini. Menurut NOMOR 34 /POJK.05/2015 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Modal Ventura, semua perusahaan yang bergerak di bidang ini harus terdaftar di OJK. Berikut ini beberapa perusahaan VC yang beroperasi di Indonesia:

  1. BRI Ventures. 
  2. East Ventures Capital.
  3. Sinar Mas Digital Ventures. 
  4. Agaeti Ventures.
  5. Golden Gate Venture.
  6. Alpha JWC Ventures.
  7. EMTEK Group.
  8. Rebright Partners.
  9. Gree Ventures.
  10.  Ideosource

Perbedaan Venture Capital dan Angel Investor

Selain VC, sumber pendanaan lain yang bisa dicoba oleh perusahaan startup yang masih berkembang adalah pendanaan dari angel investor. Perbedaan antara VC dan angel investor adalah, umumnya angel investor merupakan seorang individu dan bukan badan hukum. Selain itu, dana investasi yang mereka salurkan merupakan uang dari kocek mereka sendiri, alih-alih dari investor lain.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *