Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa Itu Bootstrapping dalam Bisnis? Simak Pengertian dan Alasan Melakukannya!

Bootstrapping

Modal usaha tidak hanya bisa didapatkan dari pinjaman bank maupun pendanaan dari perusahaan private equity atau venture capital. Modal untuk mendirikan usaha juga bisa didapatkan dari mengambil dana pribadi. Pengambilan dana pribadi untuk modal usaha inilah yang disebut dengan bootstrapping. 

Pengertian Bootstrapping

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwasanya bootstrapping adalah kegiatan menggunakan dana pribadi sebagai modal usaha. Ini artinya ketika Anda hanya akan menggunakan uang tabungan untuk mendirikan sebuah bisnis atau masih menerima investasi namun jumlahnya terbatas. 

Praktik bootstrapping ini banyak juga diterapkan dalam sebuah bisnis rintisan. Biasanya, pendiri bisnis tersebut akan menggunakan uang tabungan yang telah disimpannya selama bertahun-tahun untuk mendirikan bisnis sendiri. Baru setelah bisnis tersebut terbilang cukup mapan, ia akan memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman ke bank atau ke investor luar. 

Alasan Membangun Bisnis dengan Bootstrapping

Ada banyak alasan mengapa banyak bisnis rintisan membangun bisnis dengan cara ini terlebih dahulu. Diantaranya adalah:

  1. Takut untuk meminjam di bank. Untuk meminjam uang di bank, pebisnis perlu mengembalikan uang dalam jumlah lebih besar (termasuk bunga). Oleh karena itu, pebisnis yang masih ragu-ragu terhadap masa depan usahanya kelak bisa jadi memilih untuk membangun usahanya hingga mapan terlebih dahulu sebelum meminjam uang di bank. 
  2. Memiliki simpanan aset yang cukup untuk membangun bisnis. Tidak semua usaha harus dibangun dalam jumlah besar. Banyak bisnis yang dibangun secara konvensional, yaitu dari sedikit demi sedikit baru menjadi bukti. Maka dari itu, tidak heran jika seringkali uang simpanan saja sudah cukup untuk digunakan membangun bisnis dan tidak perlu menggunakan pinjaman bank. 
  3. Tidak memiliki akses ke investor lain. Selain dari bank, modal usaha juga bisa didapatkan dari investor. Namun tidak semua pengusaha rintisan memiliki akses kepada investor ini. Banyak bisnis startup yang baru mendapatkan pendanaan setelah mengikuti program inkubator berkali-kali atau mendekati tokoh penting tertentu dan tidak semua pengusaha memiliki akses ke program inkubator dan tokoh penting ini. 
  4. Tidak memiliki sumber daya dan waktu yang mencukupi untuk mengumpulkan pendanaan. Bisa jadi seorang calon pengusaha mengetahui adanya program business incubator di daerahnya, tetapi memutuskan untuk tidak mengikutinya. Hal ini bisa jadi karena calon pengusaha tersebut tidak memiliki waktu untuk mengikuti acara tersebut, tidak mengetahui cara membuat proposal bisnis dan presentasi yang baik atau bahkan tidak mengetahui apa manfaat dari program inkubator tersebut.

Tahapan Melakukan Bootstrapping

1. Awal

Pada tahap ini, seorang pebisnis menggunakan uang simpanannya atau mengumpulkan investasi dari teman dan keluarga. Apabila seorang pebisnis sudah memiliki ide usaha sejak lama, maka bisa jadi tahap ini bisa diperluas lagi hingga tahap pengumpulan dana usaha. Misalnya, dengan cara menyisihkan sebagian gaji bulanan untuk membangun bisnis. 

2. Mendapatkan penghasilan dari pelanggan

Pada tahap ini, bisnis sudah berdiri dan mulai mendapatkan penghasilan dari pelanggan. Supaya bisnis tetap bisa berkembang, pebisnis disarankan untuk tidak langsung menggunakan semua laba untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi menggunakan sebagian dari laba tersebut untuk keperluan pengembangan bisnis. 

3. Pengajuan kredit

Seringkali dana dari kantong pribadi dan pendapatan dari pelanggan saja tidak cukup untuk ekspansi. Maka dari itu, tidak heran jika pebisnis yang sudah mulai mapan mulai mengajukan pinjaman ke bank. 

Kekurangan Bootstrapping untuk Bisnis 

1. Cash flow terbatas

Kekurangan utama dari bootstrapping adalah aliran modal yang terbatas. Hal ini karena modal yang digunakan oleh pengusaha hanya berasal dari uangnya pribadi, sehingga apabila permintaan produk di pasaran melebihi kapasitas sumber daya produksi dari bisnis tersebut, maka perusahaan tidak bisa memenuhinya.

2. Perkembangan bisnis lambat

Cash flow adalah kunci dari perkembangan sebuah bisnis. Oleh karena itu, apabila cadangan cash flow dalam sebuah perusahaan terbatas, maka perkembangan bisnis tersebut juga akan lambat. Sederhananya, perusahaan tidak akan bisa membeli mesin baru atau merekrut karyawan baru apabila jumlah uang kas untuk operasionalnya terbatas. 

3. Risiko keuangan ditanggung sendiri

Sama seperti bisnis lainnya, perusahaan yang dibangun atas dasar bootstrapping juga memiliki risiko mengalami kerugian. Apabila hal ini terjadi, maka risiko keuangan atas kerugian tersebut hanya akan ditanggung oleh pendiri perusahaan tersebut. Sebab semua modal berasal dari kantong pribadinya. 

Kelebihan Bootstrapping untuk Bisnis 

1. Keputusan bisnis diambil sendiri

Apabila sebuah perusahaan memiliki investor baik satu ataupun dua, maka investor tidak hanya berhak mendapatkan saham tetapi juga berhak menentukan arah operasional bisnis perusahaan tersebut. Dengan menjalankan bisnis tanpa investor, pendiri sebuah perusahaan dapat menentukan arah bisnis perusahaannya sendiri dengan tanpa pengaruh orang lain. 

2. Tidak perlu membayar bunga dan merelakan aset ke bank

Meskipun ketika mengalami kerugian, risiko akan ditanggung oleh pendiri perusahaan itu sendiri, namun disisi lain dia juga tidak perlu membayar bunga atau kehilangan aset karena tidak bisa melunasi utang ke bank atau ke investor. Nama baik perusahaan dan pendiri juga tidak akan hancur di mata stakeholder apabila terjadi kerugian. 

Asalkan pendiri perusahaan tersebut bisa membedakan mana uang untuk bisnis dan mana uang untuk keperluan pribadi dan keluarga, maka kerugian perusahaan akan berdampak minimum terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 

3. Lambat tapi sehat

Karena menggunakan modal sendiri yang jumlahnya terbatas, maka pendiri perusahaan tersebut harus mengambil keputusan bisnis dengan hati-hati. Akibatnya, perusahaan tidak mengambil keputusan ekspansi secara tergesa-gesa dan bisa tumbuh menjadi perusahaan yang sehat meskipun lambat. 

Contoh Perusahaan Bootstrapping yang Sukses

Diantara sekian banyak usaha yang didirikan menggunakan uang sendiri, salah satu bisnis yang paling sukses menggunakan mekanisme ini adalah Woodman Labs, Inc atau yang lebih dikenal dengan GoPro. Perusahaan produsen kamera ini didirikan oleh Nick Woodman dengan uangnya sendiri dan hasil “investasi” dari orang tuanya sebesar $230.000. 

Nick mendapatkan ide bisnis ini setelah berlibur ke Indonesia dan Australia dan mendapati bahwa para peselancar kesulitan untuk mendapatkan foto yang keren karena kualitas dan desain kamera yang mereka gunakan kurang memadai. Di sinilah pada akhirnya NIck memutuskan untuk menciptakan kamera yang bisa digunakan di kedua sisinya dan tahan air bernama GoPro.  Kamera hasil penemuan Nick ini kemudian hingga kini dikenal sebagai salah satu kamera action terbaik di dunia.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *