Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Hedging dalam Investasi?

Apa itu hedging

Risiko dalam investasi memang tidak bisa dihindari, namun bukan berarti risiko investasi tidak bisa dikurangi. Salah satu cara mengurangi risiko dalam investasi atau perdagangan adalah dengan melakukan hedging. 

Apa itu Hedging?

Hedging adalah strategi pembelian sekumpulan instrumen dengan tujuan melindungi individu dari potensi kerugian investasi. Meskipun risiko tidak sepenuhnya dapat dihilangkan, namun dapat dikurangi secara signifikan melalui hedging.

Sebagai analogi, hedging dalam kehidupan sehari-hari seringkali dapat dihubungkan dengan konsep asuransi. Misalkan Anda bekerja di bidang pertambangan, yang memerlukan Anda untuk memiliki asuransi kesehatan. Mengambil asuransi kesehatan ini dapat dianggap sebagai bentuk dari hedging.

Dengan demikian, jika Anda mengalami kecelakaan atau sakit akibat paparan bahan berbahaya, biaya medis yang Anda hadapi akan menjadi lebih terjangkau, karena sebagian besar biaya tersebut telah ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Dalam dunia finansial dan investasi, praktik hedging sangat sering terjadi. Khususnya apabila jumlah aset yang diinvestasikan ada banyak dan trading atau investasi dilakukan dalam jangka pendek. Investor jangka panjang umumnya jarang melakukan mekanisme ini karena mereka tidak awas dengan fluktuasi harga dalam jangka pendek. 

Misalnya, Anda membeli saham seharga milyaran, tentu sayang kalau sampai rugi ratusan juta, nah investasi saham tersebut kemudian bisa Anda asuransikan sehingga kalau harga saham emiten tempat Anda berinvestasi turun, Anda tidak akan sepenuhnya menanggung kerugian investasi. 

Akan tetapi, ikut program hedging juga bukan tanpa risiko. Contohnya pada kasus asuransi kesehatan di atas Anda harus membayar sejumlah premi tertentu dan katakanlah Anda tidak mengalami kecelakaan atau sakit, bisa jadi dana asuransi yang telah Anda kumpulkan tidak bisa diklaim. 

Cara Kerja Hedging

Penerapan hedging dalam dunia keuangan seringkali dengan menggunakan instrumen derivatif. Instrumen derivatif adalah surat berharga yang harganya bergantung dengan nilai aset yang mendasarinya (underlying asset). Di Indonesia mekanisme pembelian dan penjualan instrumen ini diatur oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).  

Adapun jenis instrumen derivatif yang sering dipakai dalam penerapan instrumen ini adalah kontrak option dan kontrak futures. Kontrak option adalah jenis instrumen derivatif yang berisi pemberian hak kepada investor untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu (strike price) di masa depan. Kontrak futures adalah kontrak perjanjian jual beli aset di masa depan dengan harga tertentu. 

Bedanya kontrak option dan kontrak futures adalah pada kontrak futures, investor wajib membeli atau menjual aset pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa depan sementara pada kontrak option, investor tidak wajib melakukannya dengan risiko kontrak tersebut beserta preminya hangus.

Untuk pemahaman yang lebih baik, mari kita ambil contoh berikut ini:

Hedging menggunakan option

Sebagai contoh, pada tanggal 4 April 2022, Anda membeli saham Apple (AAPL) seharga 174 USD per lembar. Meskipun Anda meyakini bahwa AAPL adalah perusahaan dengan fundamental yang baik dan harga sahamnya akan meningkat hingga 180 USD per lembar, Anda tetap memilih untuk berhati-hati dengan membeli kontrak put option di pasar derivatif. Tujuannya adalah jika harga AAPL turun di bawah 174 USD, Anda masih dapat menjual saham tersebut dengan harga 180 USD.

Biaya untuk membeli put option tersebut adalah 2,9 USD. Oleh karena itu, Anda akan mencapai titik impas jika saham AAPL dijual dengan harga 177,1 USD (180-2,9). Namun pada tanggal 23 Mei 2022, harga saham Apple ternyata merosot drastis hingga 137 USD.

Dengan memegang kontrak put option, Anda bukan hanya terhindar dari potensi kerugian sebesar 37 USD per lembar (174-137), tapi malah mendapatkan keuntungan sebesar 6 USD per lembar karena masih bisa menjual saham AAPL dengan harga 180 USD sesuai dengan isi kontrak.

Lalu, apa yang terjadi jika harga saham AAPL malah naik? Dalam mekanisme opsi, Anda memiliki pilihan untuk mengeksekusi kontrak atau tidak. Jadi, jika harga saham Apple meningkat lebih dari 180 USD per lembar pada tanggal jatuh tempo, Anda dapat memilih untuk membiarkan kontrak ini, beserta biaya 2,9 USD yang telah Anda bayarkan, hangus.

Hedging menggunakan futures

Hedging menggunakan futures banyak dilakukan pada trading komoditas. Contohnya, Anda memiliki perusahaan yang memproduksi Mie Instan. Salah satu bahan utama mie instan adalah gandum, sebuah tanaman yang jarang ditemukan di Indonesia. Oleh karena itu, mau tidak mau Anda harus mengimpor gandum dari luar negeri. 

Masalahnya adalah harga gandum dunia fluktuatif tergantung petani gandum sedang panen atau tidak. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan Anda menandatangani kontrak futures dimana dalam kontrak tersebut tertulis kalau Anda pada tanggal Desember 2022 akan membeli gandum dengan harga 450 USD per ton. 

Jadi ketika pada bulan Desember harga gandum naik mencapai 500 USD per ton, Anda masih bisa membelinya dengan harga 450 USD sehingga bisa hemat 50 USD per ton. Sebaliknya, kalau harga gandum turun mencapai 400 USD per ton di bulan Desember, Anda harus rugi 50 USD karena Anda akan tetap membeli gandum seharga 450 USD per ton. 

Keuntungan Melakukan Hedging

1. Meminimalisir risiko

Dari dua contoh di atas terlihat bagaimana mekanisme hedging dapat menghindarkan Anda dari risiko kerugian. Dalam kasus Apple Inc, Anda bisa terhindar dari rugi 37 USD per lembar saham sementara dalam kasus gandum, Anda bisa berhemat sebesar 50 USD. 

2. Memudahkan pembukuan

Keuntungan lain menggunakan mekanisme hedging adalah Anda bisa lebih mudah melakukan pembukuan. Baik harga saham maupun harga gandum dunia bisa berubah-ubah hanya dalam hitungan menit sehingga tentu akan merepotkan jika Anda harus berulang kali mencatat dan merencanakan harga pembelian gandum karena perlu memasukkan order buy yang berbeda.

Dengan demikian, staf keuangan perusahaan Anda akan mencatat pendapatan senilai 180 USD per saham dan biaya sebesar 450 USD untuk membeli gandum terlepas dari harga pasar yang berlaku.

Kekurangan Hedging

Salah satu kelemahan signifikan dari hedging adalah biaya yang harus Anda tanggung. Dalam contoh yang diberikan sebelumnya, biaya ini berbentuk harga yang Anda keluarkan untuk membeli kontrak put option, yaitu 2,9 USD, dan potensi kerugian sebesar 50 USD per ton jika harga gandum turun hingga 400 USD per ton pada Desember 2022.

Oleh sebab itu sebelum menggunakan mekanisme ini untuk melindungi aset Anda dari potensi kerugian, sebaiknya Anda mempertimbangkan besaran biayanya terlebih dahulu. Ingat, hedging bertujuan untuk melindungi nilai aset dari kerugian dan bukan untuk mendapatkan keuntungan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *