Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Rekening Bersama (Rekber) dan Cara Kerjanya

Rekening Bersama (Rekber)

Perkembangan teknologi belanja online mau tidak mau juga mendorong perkembangan teknologi pembayaran. Pasalnya, kemajuan kedua teknologi ini saling mendukung satu sama lain. Tanpa teknologi pembayaran yang bagus, belanja online juga tidak bisa selancar sekarang ini. 

Dalam artikel ini, penulis akan membahas fenomena teknologi metode pembayaran bernama rekening bersama (rekber). Metode pembayaran yang berkembang beberapa tahun lalu ini muncul sebelum belanja online dan teknologi pembayaran bersama menggunakan aplikasi payment gateway jadi selancar sekarang ini. Tapi, apakah yang dimaksud dengan rekening bersama itu? Simak ulasannya berikut ini. 

Pengertian Rekening Bersama (Rekber)

Rekening bersama (rekber) adalah metode pembayaran antara pembeli dan penjual dengan menggunakan jasa pihak ketiga. Berbeda dengan payment gateway saat ini, jasa pihak ketiga ini umumnya adalah perseorangan dan bukan institusi. Dalam Bahasa Inggris, metode pembayaran ini disebut dengan metode pembayaran escrow service.

Sebagai imbal jasa, pihak ketiga tersebut lantas akan mendapatkan upah. Besar kecilnya upah tersebut tergantung kesepakatannya dengan pihak penjual. Jasa ini sebenarnya sudah muncul cukup lama di luar negeri, namun di Indonesia sendiri baru terkenal setelah munculnya Forum Jual Beli (FJB) di Kaskus. 

Cara Kerja Rekening Bersama

Untuk lebih memahami cara kerja sistem rekening bersama, mari kita ambil contoh kasus Andri, Rowell dan Imelda. Andri membeli earphone kepada Rowell seharga Rp1.500.000 dengan menggunakan jasa rekening bersama (rekber) Imelda. Biaya jasa Imelda adalah sebesar Rp10.000 dibebankan kepada Andri selaku pembeli. Nah, maka tahapnya sebagai berikut:

  1. Andri transfer sebesar Rp1.510.000 kepada Imelda.
  2. Andri mengirimkan bukti transfer ke Imelda. 
  3. Imelda memverifikasi kalau uang pembelian sudah diterima. 
  4. Imelda memberitahu Rowell sebagai penjual kalau Andri sudah transfer. 
  5. Rowell mengirim earphone kepada Andri. 
  6. Andri mengkonfirmasi apakah barang yang diterima sudah sesuai pesanan atau belum.
  7. Kalau sudah sesuai pesanan, Imelda akan mengirimkan uang sebesar  Rp1.500.000 kepada Rowell. 
  8. Kalau belum sesuai pesanan, Imelda akan mengirimkan uang sebesar  Rp1.500.000 kepada Andri. 
  9. Apapun hasilnya, Rp10.000 tetap menjadi milik Imelda. 

Manfaat Rekening Bersama

Terdapat beberapa manfaat bertransaksi menggunakan jasa rekening bersama (rekber), yaitu:

1. Relatif lebih aman

Manfaat yang pertama adalah transaksi menggunakan sistem rekening bersama (rekber) relatif lebih aman dibandingkan transfer kepada penjual secara langsung. Sebab, ini artinya penjual tidak bisa menikmati uang hasil penjualan mereka apabila mereka belum mengirimkan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen, dan konsumen bisa mendapatkan refund kalau barang yang datang tidak sesuai harapan atau cacat. 

2. Meningkatkan kepercayaan terhadap penjual

Karena faktor tidak bisa melarikan uang di atas, kepercayaan pelanggan terhadap kredibilitas penjual juga akan meningkat. Dengan menggunakan rekber, setidaknya pembeli akan percaya bahwa penjual tersebut tidak memiliki intensi untuk membawa kabur uangnya. Dengan demikian kemungkinan mereka akan tetap membeli barang dari pedagang tersebut lagi. 

3. Meningkatkan kepercayaan terhadap pembeli

Sebaliknya, dengan menggunakan jasa rekber, penjual juga bisa terhindar dari pembeli yang mengirimkan bukti transfer palsu sebagai bukti. Dengan demikian, barang dagangannya tidak dikirim secara gratisan dan bisa dibawa lari oleh oknum pembeli tersebut. Memang dalam perdagangan online, kepercayaan antara penjual dan pembeli merupakan faktor penentu utama. 

4. Potensi pendapatan

Bagi pihak yang membuka jasa ini, tentu ada potensi pendapatan yang cukup besar. Katakanlah, Anda membuka jasa ini dan menawarkan biaya jasa Rp10.000 untuk transaksi transfer dan Rp5.000 untuk penggunaan dompet digital. 

Dengan asumsi Anda harus mengeluarkan biaya transfer (dari rekber ke penjual) Rp2.500 per transaksi, dan Anda mendapatkan 50 transaksi menggunakan transfer dan 50 lainnya menggunakan dompet digital dalam sebulan, maka Anda bisa memperoleh uang senilai Rp750.000 per bulan. Setelah dipotong Rp250.000 untuk biaya transfer, maka pendapatan Anda adalah Rp500.000 per bulan. Lumayan bukan?

Namun potensi pendapatan yang tinggi ini juga diiringi dengan potensi risiko yang tinggi pula. Anda harus bisa memastikan kalau bukti transfer yang dikirim pembeli adalah asli dan Anda harus bisa membangun kredibilitas sebagai penyedia jasa rekber. 

Kekurangan Sistem Rekening Bersama

1. Masih rawan penipuan

Meskipun saat ini opsi pembayaran menggunakan rekening bersama sudah berubah, namun dulu salah satu tantangan menggunakan metode pembayaran ini adalah masih tingginya tingkat penipuan oleh pemilik jasa rekening bersama itu sendiri. Pasalnya, dulu pemilik jasa rekber ini masih berupa individu yang belum diawasi oleh otoritas terkait. 

Namun saat ini, penyedia jasa escrow service ini sudah harus berbentuk institusi yang memenuhi syarat-syarat tertentu untuk membuka jasa ini. Oleh sebab itu, risiko penipuan ini sedikit banyak sudah bisa ditekan. 

2. Menghambat cash flow perusahaan

Kekurangan menggunakan sistem pembayaran rekening bersama bagi perusahaan atau penjual adalah adanya keterlambatan pendapatan, sebab pembayaran dari pembeli harus tertahan di pihak penyedia jasa rekber terlebih dahulu. Baru beberapa hari setelah barang dikirimkan dan tidak ada komplain dari pihak pembeli, uang penghasilan akan ditransfer ke rekening penjual. 

Selain menghambat cash flow, hal ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi pencatatan keuangan perusahaan. Karena pendapatan yang belum masuk ke rekening masih belum sepenuhnya bisa diakui sebagai pendapatan dan aset. 

Contoh Rekening Bersama

Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan sistem pembayaran rekening bersama, contohnya adalah:

  • Rekber Tokopedia. 
  • Rekber Shopee.
  • Rekber Bukalapak. 

Dalam sistem rekening bersama yang dikembangkan oleh aplikasi marketplace ini, pembeli akan membayar ke aplikasi tersebut. Baru ketika barang datang dan sesuai dengan yang pembeli inginkan, pihak aplikasi akan mengirimkan dana ke penjual. 

Hal ini termasuk apabila pembeli menggunakan sistem COD dan tidak membayar entah karena dia tidak ada ketika kurir sedang mengantar barang atau memang tidak sesuai. Kurir akan mengirimkan pesan ke aplikasi mengenai permasalahan ini. Dengan demikian, barang akan dikirim lagi ke penjual (retur) dan pembeli mendapatkan refund. 

Perkembangan teknologi kini membuat sistem pembayaran dan perdagangan online jadi lebih mudah dan murah. Anda dan penjual tidak perlu memiliki rekening bank atau dompet digital yang sama untuk melakukan transaksi pembayaran. Hanya dengan beberapa kali klik dalam beberapa menit, proses pembayaran dan belanja online-pun selesai.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *