Lompat ke konten
Daftar Isi

Arbitrase Pada Crypto: Cara Kerja, Jenis, Risiko

Arbitrase Crypto

Arbitrase dikenal sebagai salah satu sistem trading populer yang juga bisa diaplikasikan ke dalam perdagangan crypto seperti Bitcoin dan Ethereum. Namun sebelum Anda ikut menerapkannya, akan lebih baik jika mengenal apa itu arbitrase pada trading crypto dengan mengetahui cara kerja, jenis-jenis dan risikonya terlebih dahulu.

Pengertian Arbitrase dalam Trading Crypto

Arbitrase crypto adalah praktik mencari keuntungan dari selisih harga di antara 2 pasar crypto pada waktu tertentu. Arbitrase dilakukan oleh seorang arbitrageur dengan membeli crypto dari market A pada harga murah kemudian menjualnya ke market B pada harga jual lebih tinggi.

Praktik dagang arbitrase ini sudah biasa dilakukan di berbagai negara dengan menawarkan pilihan layanan exchange menggunakan likuiditas tinggi. Beberapa contoh exchange dengan likuiditas tinggi adalah Poloniex dan TokoCrypto. Hal ini kemudian dapat meningkatkan volume transaksi secara menyeluruh. Dan kenaikan volume transaksi ini kemudian dapat mempengaruhi harga suatu aset di pasar.

Cara Kerja Arbitrase pada Trading Crypto

Mekanisme arbitrase sendiri dapat dijelaskan secara sederhana melalui contoh di atas, di mana arbitrageur membeli Bitcoin atau crypto lain yang sedang dijual murah di salah satu market. Dengan begitu, ia bisa menjualnya kembali di market lain yang menghargai aset crypto tersebut lebih tinggi. Proses ini dapat dilakukan setelah arbitrageur melakukan analisis biaya di kedua platform kemudian membandingkan besarnya keuntungan dan kerugian.

Jadi, seorang trader yang menerapkan metode arbitrase tidak akan pernah melakukan strategi Hold On for Dear Life, karena akan segera menjual aset cryptocurrency yang dimilikinya dalam waktu singakt.

Proses analisa dan penghitungan biaya yang harus dilakukan seorang arbitrageur bisa saja membutuhkan waktu. Semakin lama waktu yang diperlukan, maka bisa semakin besar pula peluang keuntungan yang dilewatkan. Meskipun pertaruhan bisa cukup menantang, dengan analisis dan perhitungan yang tepat, arbitrageur dapat menentukan strategi trading arbitrase yang ideal.

Dengan mekanisme praktik seperti yang dijelaskan pada contoh di atas, maka dapat diketahui bahwa trading arbitrase ini bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga di antara pasar keuangan. Oleh karena itu, seorang arbitrageur harus mampu menemukan selisih harga dan memiliki kemampuan dalam memperdagangkan aset dalam waktu yang cepat dan tepat. Hal ini karena pelaku trading arbitrase lainnya bisa mengambil kesempatan yang bisa saja sangat sempit.

Dalam menjalankan perdagangan semacam ini, seorang arbitrageur akan membuat beberapa akun pada sejumlah exchange crypto berbeda. Selain itu, ia juga bisa memiliki aset pada akun-akun. Tujuannya agar ia tidak perlu mengirimkan aset kriptonya antar exchange saat melakukan perdagangan arbitrase tersebut. Namun bisa pula seorang arbitrageur menerapkan cara yang lain. 

Jenis-Jenis Trading Arbitrase pada Pasar Crypto

Meskipun dagang arbitrase sepertinya terkesan sederhana, nyatanya cara berdagang seperti ini juga memberikan tantangan yang luar biasa. Hal ini mengingat peluang terjadinya selisih harga antar market yang jarang terjadi dan eksekusi yang harus dilakukan dengan cepat dan tepat.

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan trading arbitrase ini, maka Anda perlu memahami jenis peluang arbitrase terlebih dahulu, meliputi:

  • Arbitrase Ritel: yaitu arbitrase yang terjadi untuk produk ritel seperti halnya pembelian produk dalam skala besar.  
  • Arbitrase Statistik: yaitu arbitrase yang menerapkan model statistik rumit demi membaca peluang perdagangan yang berpotensi menguntungkan. Arbitrase ini membutuhkan sumberdaya komputasi tinggi dan merujuk kepada strategi pengembalian rata-rata.
  • Arbitrase Risiko: yaitu arbitrase yang mengandalkan merger dan akuisisi dan biasa diterapkan pada hedge fund (dana lindung nilai) dimana pelaku trading akan melakukan jual beli secara singkat.
  • Arbitrase Negatif: yaitu arbitrase yang berdampak pada hilangnya peluang lantaran tingginya tingkat bunga yang dibayar oleh peminjam atas kewajiban dibanding tingkat bunga investasi dana.  

Cara Trading Arbitrase Crypto

Dari penjelasan terkait peluang arbitrase di atas, tak menutup kemungkinan ada beberapa cara trading arbitrase yang bisa diterapkan oleh pelaku. Namun secara umum, ada 2 jenis trading arbitrase yang dilakukan oleh trader cryptocurrency, yaitu: 

1. Arbitrase sederhana

Bisa dikatakan bahwa strategi trading ini merupakan yang paling populer diterapkan karena memang dikategorikan mudah. Cara trading ini lebih fokus pada pembelian aset dalam harga beli yang rendah, untuk kemudian dijual kembali di market lain dengan harga lebih tinggi. Misalnya Anda membeli aset Bitcoin dari market A, kemudian menjualnya di market B yang menghargai aset Bitcoin tersebut lebih tinggi dibanding market A.

2. Arbitrase triangular

Dibanding strategi yang dijelaskan di atas, maka cara trading arbitrase ini menerapkan skema perhitungan yang lebih detil atau lebih kompleks. Karena membutuhkan sumber daya yang tinggi, cara ini biasanya hanya digunakan oleh investor kelas institusi yang memiliki akses ke sumber daya komputasi tersebut. Alasan tersebut juga membuat arbitrase triangular ini jarang digunakan trader umum.

Risiko Menerapkan Trading Arbitrase pada Pasar Crypto

Sederhana dan menantang yang ditawarkan oleh strategi trading arbitrase ini nyatanya juga memiliki risiko tersendiri yang juga perlu diperhitungkan oleh trader. Menjanjikan potensi profit yang bisa sangat tinggi, strategi trading arbitrase untuk aset crypto juga memiliki risiko antara lain:

1. Biaya tak terduga

Selain halnya biaya transaksi, ada pula risiko biaya tak terduga lainnya yang juga perlu diwaspadai oleh trader. Meskipun sering kali jumlahnya tak terlalu besar, biaya-biaya seperti biaya setoran, biaya penarikan hingga biaya trading bisa saja cukup terasa saat diakumulasikan selama jangka waktu tertentu.

2. Harga tak menentu

Salah satu fakta yang melekat pada aset, tak terkecuali kripto, akan selalu mengalami ketidakpastian harga. Tren harga yang bisa sangat fluktuatif memang dapat mendatangkan keuntungan tertentu. Dan saat Anda menerapkan trading arbitrase ini, tetap saja tak merubah kenyataan bahwa tidak mungkin untuk selalu profit. 

3. Keterbatasan waktu untuk analisa dan perhitungan 

Keuntungan dari praktik trading arbitrase ini hanya bisa didapat dari analisa dan perhitungan yang cepat dan tepat. Apabila trader lambat dalam mendapatkan informasi, melakukan perhitungan dan mengeksekusi perdagangan, maka potensi profit bisa semakin kecil. Namun jika tergesa-gesa tanpa memperhitungkan biaya, risiko dan keuntungan, bisa saja ia merugi.

4. Risiko kesalahan transfer

Dengan proses yang terjadi dalam waktu yang singkat, maka risiko kesalahan pun bisa jadi sangat tinggi. Salah satunya adalah risiko kesalahan transfer yang dipicu karena salah atau tidak tepat dalam menginput data yang diperlukan.

5. Risiko bursa

Karena crypto tidak dikuasai oleh pihak tertentu, maka Anda bergantung sepenuhnya pada reputasi bursa yang terpercaya untuk menghindari berbagai risiko yang tidak perlu. Crypto berbeda dengan bursa saham yang mana terdapat sema asuransi untuk menekan kerugian.

6. Risiko transfer aset

Saat melakukan transfer aset, juga terdapat risiko yang juga perlu diperhitungkan, salah satunya adalah kehilangan atau macet berkepanjangan. Kembali lagi, Anda pun bergantung pada reputasi bursa. 

7. Risiko dalam penyelesaian arbitrase

Tidak boleh ada kesalahan dalam proses arbitrase, entah itu kesalahan kecil seperti salah input data dan sebagainya. Hal ini dapat memicu proses penyelesaian arbitrase yang bisa saja cukup lama.

Kesimpulan

Bisa menjanjikan keuntungan yang besar, arbitrase memang menjadi salah satu strategi menarik bagi para trader. Walau begitu, diperlukan ketelitian, respons cepat serta modal yang cukup agar perdagangan bisa menghasilkan keuntungan yang sesuai. Tentu saja, semua itu masih dibayangi oleh risiko yang juga harus dikelola sebijak mungkin.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

1 tanggapan pada “Arbitrase Pada Crypto: Cara Kerja, Jenis, Risiko”

  1. Ijin tanya, kalau ada aplikasi memberikan jasa arbitrase tetapi uang kita di aplikasi tersebut bukan di exchanger resmi apakah bahaya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *