Lompat ke konten
Daftar Isi

Asset Turnover Ratio: Definisi, Rumus dan Contoh Perhitungan

Assets turnover ratio: Definisi, rumus dan contoh

Ada tiga cara untuk mendapatkan keuntungan tersebut. Cara pertama adalah dengan meningkatkan penjualan, kedua adalah menekan biaya dan cara terakhir adalah dengan membuat penjualan dan biaya digunakan dengan lebih efisien. 

Cara yang ketiga ini ada sebab seringkali peningkatan penjualan justru diikuti dengan peningkatan biaya yang jumlahnya tidak sepadan. Sama halnya menekan biaya acapkali berpengaruh terhadap jumlah barang yang terjual. 

Terdapat berbagai indikator keuangan yang bisa Anda pakai untuk mengukur efisiensi perusahaan ini. Salah satunya adalah asset turnover ratio atau rasio perputaran aset.

Definisi Asset Turnover Ratio

Asset turnover ratio (ATR) adalah indikator yang mengukur efisiensi pemanfaatan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan. ATR dihitung dengan cara membagi total penjualan perusahaan dengan total aset yang dimilikinya.

Asset turnover ratio dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan jenis aset yang dianalisis. Pertama, rasio perputaran aset lancar, yang mengevaluasi aset likuid seperti kas, piutang, dan perlengkapan. Kedua, rasio perputaran aset tetap, yang fokus pada aset kurang likuid seperti bangunan atau aset tak berwujud.

Meskipun demikian, dalam pembahasan ini, kita akan lebih berkonsentrasi pada rasio perputaran aset total yang mencakup analisis kedua tipe aset tersebut dan digunakan dalam mengukur return on equity.

Aset adalah segala sumber daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan siap digunakan untuk mendatangkan pendapatan bagi perusahaan tersebut. Indikator ini menjadi penting sebab ada kalanya perusahaan memiliki aset yang sudah terlanjur dibeli tapi tidak digunakan atau digunakan tapi tidak maksimal. 

Oleh karena itu, semakin besar nilai asset turnover ratio maka semakin efisien pula kinerja perusahaan tersebut dalam memanfaatkan aset yang tersedia. Sebaliknya, jika nilainya kecil, maka ada beberapa penggunaan aset yang harus dimaksimalkan. 

Perlu diingat bahwasanya setiap industri memiliki komposisi aset yang berbeda beda. Akibatnya untuk membandingkan nilai asset turnover ratio sebuah perusahaan, Anda harus membandingkan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. 

Manfaat Asset Turnover Ratio

Secara garis besar, indikator keuangan ini bermanfaat untuk mengukur efisiensi kinerja perusahaan dalam menggunakan aset yang mereka miliki. Lebih spesifik lagi, indikator ini dapat membantu investor dan manajemen perusahaan untuk memahami beberapa aspek penting, seperti:

  1. Apa pengaruh penerbitan saham baru terhadap pendapatan perusahaan?
  2. Bagaimana pembelian aset baru mempengaruhi pendapatan perusahaan?
  3. Apa dampak program ekspansi terhadap pendapatan perusahaan?

Sebuah perusahaan yang baik tentu akan memanfaatkan setiap aset yang mereka miliki, termasuk dana yang diperoleh dari penerbitan saham, dengan pertimbangan yang matang. Maka dari itu, sebuah perusahaan yang baik pastinya akan menggunakan dana dari investor untuk keperluan peningkatan pendapatan alih-alih hanya untuk membayar utang. 

Rumus Asset Turnover Ratio

Rumus Asset Turnover Ratio adalah ATR = Total penjualan / (jumlah aset pada awal tahun + jumlah aset pada akhir tahun) / 2)

Jumlah aset pada awal dan akhir tahun menjadi faktor penentu nilai asset turnover ratio sebab dalam satu tahun pasti ada perubahan nilai aset. Katakanlah untuk perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang pasti jumlah barang yang ada di gudang saat awal tahun akan berbeda dengan jumlahnya ketika akhir tahun. 

Kalau perusahaan jasa, tidak menutup kemungkinan ada mesin yang rusak dan perlu diganti atau perubahan harga sewa lapak. Maka dari itu, jumlah aset di awal dan di akhir tahun harus dibuat rata-ratanya terlebih dahulu sehingga hasil analisis asset turnover ratio bisa lebih akurat. 

Anda bisa memperoleh data mengenai aset ini di bagian laporan neraca perusahaan. Dalam laporan ini, umumnya data aset tidak ditampilkan secara total melainkan terpecah menjadi aset lancar dan tidak lancar. Untuk menghitung asset turnover ratio, Anda harus menjumlahkan keduanya. Adapun untuk data total penjualan atau pendapatan bisa Anda dapatkan di laporan laba rugi (income statement) perusahaan. 

Contoh Perhitungan Asset Turnover Ratio

Contoh Sederhana

Diketahui: 

  • Total aset awal tahun = 4.500.000
  • Total aset akhir tahun = 4.000.000
  • Total penjualan= 6.500.000

Langkah perhitungan:

  1. Rasio perputaran aset = Total penjualan / Rata-rata aset selama tahun tersebut
  2. Rata-rata aset = (Total aset awal tahun + Total aset akhir tahun) / 2
  3. Rata-rata aset = (4.500.000 + 4.000.000) / 2 = 4.250.000
  4. Rasio perputaran aset = 6.500.000 / 4.250.000 = 1,52

Contoh Rumit

Diketahui:

  • Aset di awal tahun:
    • Kas = 3.500.000
    • Piutang = 1.500.000
    • Perlengkapan = 2.500.000
    • Peralatan = 1.000.000
    • Persediaan = 2.000.000
  • Aset di akhir tahun:
    • Kas = 1.500.000
    • Piutang = 3.500.000
    • Perlengkapan = 4.500.000
    • Peralatan = 2.000.000
    • Persediaan = 4.000.000
  • Pendapatan perusahaan = 14.000.000

Langkah perhitungan:

  1. Jumlahkan total aset awal tahun dan akhir tahun.
  2. Total aset awal tahun = 3.500.000 + 1.500.000 + 2.500.000 + 1.000.000 + 2.000.000 = 10.500.000
  3. Total aset akhir tahun = 1.500.000 + 3.500.000 + 4.500.000 + 2.000.000 + 4.000.000 = 15.500.000
  4. Hitung rata-rata aset = (Total aset awal tahun + Total aset akhir tahun) / 2
  5. Rata-rata aset = (10.500.000 + 15.500.000) / 2 = 13.000.000
  6. Rasio perputaran aset = Pendapatan perusahaan / Rata-rata aset
  7. Rasio perputaran aset = 14.000.000 / 13.000.000 = 1,07

Keterbatasan Asset Turnover Ratio

Meskipun indikator ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator pertimbangan sebelum membeli saham sebuah perusahaan, indikator ini masih belum menyampaikan informasi yang lengkap mengenai kebijakan manajemen aset sebuah perusahaan. 

Asset turnover ratio akan cenderung meningkat apabila sebuah perusahaan berhenti membeli aset-aset baru. Sebaliknya, jika perusahaan sedang rajin berkembang dan membeli aset-aset baru atau menerbitkan saham baru, maka kemungkinan besar nilai ATR akan turun. 

Oleh sebab itu, untuk melengkapi analisis yang dilakukan, investor tidak hanya perlu membandingkan nilai ATR sebuah perusahaan dengan perusahaan yang sejenis dalam waktu tertentu saja, tetapi juga menganalisis data nilai ATR perusahaan tersebut selama lebih dari 5 tahun. 

Lebih dari itu, investor juga harus mengamati pembelian aset yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Dengan demikian, investor akan bisa menjawab 3 pertanyaan berikut:

  • Apakah nilai ATR perusahaan tersebut terbilang normal apabila dibandingkan dengan perusahaan sejenis?
  • Apakah nilai ATR perusahaan tersebut terbilang rata-rata, meningkat atau menurun selama beberapa tahun terakhir?
  • Apa penyebab kenaikan atau penurunan nilai ATR perusahaan tersebut?

Kesimpulan

Asset turnover ratio (ATR) adalah salah satu indikator keuangan yang penting untuk mengukur efisiensi kinerja perusahaan. Nilai indikator ini diperoleh dengan cara membagikan total pendapatan dengan rata-rata jumlah aset perusahaan dalam 1 tahun tertentu. 

Akan tetapi agar hasil analisis investor lebih memadai, investor harus bisa membandingkan nilai ATR perusahaan tersebut dengan perusahaan sejenis, menganalisis nilai ATR sebuah perusahaan dalam beberapa tahun sekaligus dan mengetahui apa penyebab naik turunnya nilai ATR perusahan terkait.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *