Lompat ke konten
Daftar Isi

Return on Investment (ROI): Pengertian, Cara Menghitung, Rumus

Perhitungan ROI

Dalam menganalisis keuangan sebuah perusahaan, salah satu rasio yang sering diandalkan investor adalah return on investment (ROI). Baik pemilik bisnis maupun investor harus mengerti substansi ROI sebagai tolok ukur laba sebuah perusahaan.

Jika pemilik usaha memahami berapa besaran keuntungan investasi maka berbagai aktivitas operasional bisa dinilai pengembalian investasinya. Rasio ROI juga dapat dipakai dalam analisis saham untuk menentukan emiten yang memiliki kinerja baik.

Pengertian Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) adalah perbandingan antara keuntungan atau kerugian yang diperoleh melalui aktivitas investasi dengan jumlah dana yang diinvestasikan. ROI berperan sebagai alat untuk mengevaluasi efisiensi pengelolaan aktivitas investasi bersangkutan.

Cara Menghitung ROI

Cara menghitung nilai ROI adalah menggunakan formula yang mencakup pengurangan total penjualan dengan investasi, kemudian dibagi dengan investasi, dan dikalikan 100%.

Rumus Return on Investment adalah ROI = ((Total Penjualan – Investasi) / Investasi) x 100%.

Contoh perhitungan:

PT Abadi berinvestasi sebesar Rp400.000.000 dalam proyek baru. Sebagai hasilnya, PT Abadi berhasil mencapai penjualan senilai Rp500.000.000, yang menghasilkan keuntungan sebesar Rp100.000.000.

Untuk menghitung ROI PT Abadi, perhitungannya adalah:

ROI = ((Rp500.000.000 – Rp400.000.000) / (Rp400.000.000)) x 100%

ROI = 25%

Selain itu, Anda dapat menghitung tingkat pengembalian investasi menggunakan Microsoft Excel dengan menggabungkan formula SUM, pengurangan, dan pembagian.

Selaku pengusaha tentu sebaiknya tidak hanya berfokus dari nilai margin atau laba produk atau layanan yang dijual. Pengusaha pun mesti mengalkulasinya dengan akurat agar diperoleh keputusan dan keyakinan bahwa usaha yang dikelola memang bisa berkembang.

Dari hasil ROI dapat dilihat jumlah uang yang mesti ditanamkan demi mewujudkan tujuan penjualan, nominal laba yang didapatkan, hingga keuntungan lain yang dapat dialokasikan dalam pengembangan proyek bisnis. Pengusaha juga tidak boleh melupakan soft ROI karena tidak semua keuntungan dapat dihitung secara kuantitatif.

Faktor ROI

Nilai rasio tingkat pengembalian investasi atau ROI ditentukan setidaknya dua faktor. Pertama adalah tingkat perputaran aktiva dan yang kedua adalah profit margin.

Tingkat perputaran aktiva

Tanpa melihat persentase yang didapatkan perusahaan itu positif atau negatif, nilai rasio return on investment dipengaruhi jumlah perputaran aktiva yang dialokasikan perusahaan di berbagai aktivitas operasional. Tingkat perputaran aktiva itu dinamakan pula kecepatan aktiva pada suatu periode dalam memberikan tingkat pengembalian investasi.

Umpamanya, ada satu alat berat yang memproduksi produk dengan nominal Rp300 juta. Tingkat perputaran aktiva maksudnya waktu yang dibutuhkan mesin tersebut untuk mengembalikan nilai investasi dengan memproduksi produk yang hendak dijual.

Profit margin

Merupakan ukuran kapabilitas perusahaan dalam mencetak laba dibanding jumlah penjualan. Profit margin adalah perhitungan pendapatan dari penjualan yang merupakan selisih penjualan bersih dikurangi Harga Pokok Penjualan (HPP), lalu dibagi penjualan bersih.

Anda juga bisa menggunakan rasio Net Profit Margin dalam menganalisis keuangan.

Profit margin menggambarkan kesanggupan perusahaan dalam memperoleh laba pada jumlah penjualan tertentu sekaligus pula mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola beragam pengeluaran.

Kedua faktor tersebut adalah penunjang tingkat pengembalian investasi yang berfungsi untuk pengawasan dan perencanaan bisnis di masa mendatang. Dengan memahami dua faktor tadi, angka ROI yang diperoleh dapat diterapkan sebagai dasar pembuatan keputusan bisnis misalnya akan melakukan perluasan bisnis, akuisisi perusahaan lain, merger dengan perusahaan lain, melakukan konsolidasi, dan masih banyak lagi.

Metode Penghitungan ROI

Untuk menghitung return on investment, empat langkah berikut harus dipahami ketika akan diaplikasikan ke perusahaan yaitu:

  • Verifikasi rumus keuangan perusahaan dengan beberapa angka yang dibutuhkan untuk perhitungan, misalnya data Harga Pokok Penjualan (HPP), biaya memproduksi barang atau jasa, investasi pemasaran termasuk juga besaran pemasukan. Tiap perusahaan mengadopsi rumus berbeda dalam menentukan berbagai data keuangan tersebut. Nah, mengetahui rumus yang jelas itu sangat penting.
  • Tetapkan pula batas atau target ROI untuk semua anggaran. Sehingga, pihak manajemen perusahaan dapat mengelola biaya investasi secara tepat. Saat investasi yang dilakukan tak berlangsung sesuai target maka hendaknya segera mengalihkan sasaran investasi.
  • Berikutnya, manajemen pun harus menentukan anggaran untuk membiayai pemasaran. Langkah tersebut penting dijalankan bila manajemen telah menghitung lalu membuat target dan pencapaian laba tahunan. Sehingga, pengeluaran perusahaan akan sesuai dalam hal jumlah dan tujuan masing-masing.
  • Langkah terakhir yaitu menghitung ROI lalu lakukan pelacakan kemudian naikkan hasil yang sudah diperoleh.

Aplikasi Perhitungan ROI

Sesudah menyelesaikan perhitungan analisis ROI maka akan diketahui hailnya positif atau negatif. Berikutnya pihak manajemen dapat mengaplikasikan angka ROI itu untuk parameter dalam mengevaluasi keefektifan sebuah investasi.

Bila angka return on investment positif artinya investasi yang dijalankan menawarkan besaran keuntungan atau laba yang bagus. Namun, apabila angka ROI malah negatif artinya investasi yang diambil malah memberikan kerugian. Karenanya supaya rumus ROI dapat memberikan perhitungan presisi, harus diperhitungkan pula besaran retur dan seluruh biaya. Karenanya, perhitungan ini sangat penting untuk bisnis.

Bagi investor saham atau crypto, ROI juga dapat menjadi ukuran tingkat pengembalian saham untuk menentukan langkah penanaman modal selanjutnya.

Pengaruh return on investment terhadap harga saham tidak terlalu besar karena investor lebih mementingkan rasio fundamental lain dibanding nilai historis keuntungan.

Kegunaan Analisa ROI

Untuk seorang pengusaha, menghitung dan mengetahui nilai ROI akan memberikan data valid yang berguna untuk banyak tujuan. Salah satu fungsi utama menganalisis nilai ROI yaitu perusahaan dapat menghitung efisiensi pemakaian modal, efisiensi produksi, maupun efisiensi penjualan. Selain itu, melakukan analisa ROI artinya pihak perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik.

Berikut beberapa manfaat melakukan analisis ROI:

  1. Informasi ini berguna untuk menentukan rasio industri bagi perusahaan sektor industri, sehingga dapat mengukur efisiensi penggunaan modal. Selain itu, peringkat perusahaan menjadi terlihat, apakah di bawah, setara, atau di atas rata-rata industri.
  2. Menganalisis kelemahan dan kelebihan perusahaan saat dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
  3. Menilai efektivitas langkah yang diambil oleh masing-masing divisi dalam penggunaan modal dan biaya.
  4. Mengevaluasi potensi keuntungan yang dihasilkan oleh tiap produk yang ditawarkan perusahaan.
  5. Membantu dalam pengendalian dan perencanaan saat membuat keputusan.
  6. Memandu investor dalam menentukan saat yang tepat untuk taking profit pada saham yang dipegang.

Kekurangan Analisis ROI

Kendati banyak manfaat bisa diambil dari melakukan analisis return on investment, namun rasio ini pun membawa bermacam kekurangan. Sebab itu, perusahaan yang telah berkembang besar lazim mengaplikasikan laporan keuangan lengkap ketika melakukan analisis kesehatan perusahaan, menghitung laba rugi, pemasukan, dan yang lainnya.

Beberapa kelemahan dalam melakukan analisis ROI meliputi:

  1. Kesulitan dalam membandingkan ROI antar perusahaan, karena masing-masing perusahaan mungkin menggunakan prosedur akuntansi yang berbeda. Oleh karena itu, perbandingan ROI antara perusahaan mungkin memberikan gambaran yang tidak akurat.
  2. Analisis ROI tidak dapat diterapkan secara efektif jika terdapat fluktuasi nilai tukar mata uang atau daya beli.
  3. Analisis ROI mungkin tidak cocok untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Jika dianggap tidak diperlukan, Anda dapat menggunakan metode yang lebih sederhana, seperti menghitung laba-rugi atau pendapatan bersih.
Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *