Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa Bedanya Yield dan Kupon dalam Obligasi?

Beda yield Dan kupon

Saat investasi obligasi, terdapat dua jenis keuntungan yang harus Anda pertimbangkan, yaitu kupon dan yield. Meskipun dua-duanya sama-sama merupakan keuntungan dalam investasi instrumen yang satu ini, namun keduanya adalah hal yang berbeda. Berikut ini pembahasan perbedaan yield dan kupon obligasi.

Kupon dalam Obligasi

Kupon obligasi adalah besaran keuntungan yang akan dibayarkan oleh penerbit surat utang tersebut kepada investor. Kupon bisa berbentuk tetap (flat rate), fluktuatif sesuai dengan suku bunga acuan (floating rate) maupun fluktuatif tapi terbatas. 

Biasanya, besaran dan bentuk kupon akan diumumkan oleh penerbit ketika ia menerbitkan surat utang ini pertama kali. Misalnya, pemerintah mengumumkan kupon obligasi pemerintah sebesar 6% flat dalam 3 tahun. Maka, selama 3 tahun tersebut, investor akan mendapatkan keuntungan 6% per tahun dari membeli surat utang tersebut. 

Cara hitung kupon cukup mudah, yaitu dengan mengalikan persentase kupon yang diberikan oleh penerbit dengan face value atau harga obligasi tersebut saat pertama kali diterbitkan. Misalnya, harga sebuah obligasi pemerintah adalah Rp1.000.000 dengan kupon sebesar 6% per tahun. Maka, setiap tahunnya kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp60.000 atau 6% kali Rp1.000.000.

Yield dalam Obligasi

Yield obligasi adalah besaran potensi keuntungan yang bisa diperoleh investor ketika memiliki surat utang tersebut. Fokus penghitungan yield dan kupon berbeda. Jika kupon adalah potensi uang yang bisa diperoleh oleh seorang investor dalam satu kali waktu, yield berfokus pada potensi cash flow yang bisa diperoleh investor tersebut. 

Oleh karena itu, penghitungan yield obligasi dalam satu waktu tertentu mencakup kupon dan harga obligasi tersebut. Jadi, alih-alih diumumkan seperti kupon, besaran yield harus dihitung sendiri oleh investor. Rumusnya adalah:

Current yield  = Besaran kupon tahunan : Harga obligasi real time

Variabel harga obligasi dalam penghitungan yield biasanya disampaikan dalam bentuk nominal 100. Hal ini dengan catatan face value atau par value atau harga obligasi tersebut saat terbit ditulis dengan 100 dan harga terkini ditulis dengan angka di bawah 100. 

Misalnya, Anda membeli obligasi di harga Rp1.200.000, sementara harga aslinya (face value) adalah sebesar Rp1.000.000. Maka, dalam persamaan yield, harga surat utang ini akan ditulis dengan angka 120%. 

Jika Anda membeli sebuah obligasi dengan harga di atas angka 100, maka itu artinya Anda membeli di harga premium. Sebaliknya, jika Anda membelinya di bawah angka 100, maka Anda dikatakan membeli di harga diskon.

Nilai yield yang besar setidaknya menggambarkan 3 hal. Pertama, semakin rendah pula harga obligasi tersebut dibandingkan dengan nilai kupon yang ditawarkan. Kedua, semakin besar pula potensi cash flow yang bisa diperoleh dari suatu investasi. Ketiga, semakin tinggi pula risiko investasi pada instrumen tersebut. 

Karena obligasi atau surat utang adalah instrumen investasi yang seringkali dimiliki investor hingga tenor waktu tertentu dan besaran kupon bisa fluktuatif, maka penghitungan yield sampai tenor waktu obligasi habis harus dilakukan dengan komprehensif. Penghitungan yield sampai akhir periode obligasi disebut dengan yield to maturity (YTM) atau real yield.

Menghitung yield sangat berguna untuk investor obligasi secara keseluruhan. Namun, hal ini akan sangat berguna jika Anda membeli surat utang ini dari pasar sekunder (dari investor lainnya) maupun dari penerbit langsung (pasar primer) tapi besaran kuponnya fluktuatif. 

Perbedaan Yield dan Kupon dalam Obligasi

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwasannya perbedaan yield dan kupon obligasi antara lain:

1. Cara penghitungan dan penyampaian

Kupon dihitung dengan cara mengalikan persentase bunga dengan face value obligasi (harga surat utang ini saat pertama kali terbit), sementara yield dihitung dengan cara membagi besaran kupon tahunan dengan harga obligasi secara real-time.

2. Fokus penghitungan

Kupon fokus pada nominal keuntungan yang bisa diperoleh oleh seorang investor pada satu waktu. Hal ini sama seperti dengan dividen pada saham. Adapun yield lebih fokus pada penghitungan keuntungan dalam bentuk cash flow, sehingga ia juga mempertimbangkan potensi capital gain maupun loss investor. 

3. Faktor pemengaruh

Secara garis besar, kupon yang ditawarkan oleh sebuah surat utang sangat dipengaruhi oleh suku bunga acuan, dan kupon obligasi lain. Misalnya, kalau BI Rate naik, maka kupon obligasi baru atau yang bersifat fluktuatif juga akan naik dan besaran kupon obligasi korporasi tentu akan mempertimbangkan besaran kupon surat utang negara atau kupon obligasi lain yang dianggap lebih aman oleh investor. 

Di sisi lain, karena dipengaruhi oleh harga juga,  yield dipengaruhi oleh hal-hal yang mempengaruhi kupon di atas, sekaligus harga sebuah obligasi di pasaran. Jika harga surat utang tersebut naik, sementara kuponnya tetap, maka nilai yield akan turun, begitu pula sebaliknya. 

Selain 3 pembeda di atas, yield juga merupakan suatu variabel yang seringkali dipertimbangkan dalam perkiraan kondisi ekonomi makro sebuah negara. Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini, Anda bisa membaca artikel tentang yield curve.

Mana yang Lebih Penting, Yield atau Kupon?

Yield obligasi adalah variabel penting untuk memilih instrumen investasi yang sesuai karena memperhitungkan cash flow investor secara keseluruhan. Khususnya, jika Anda ingin membeli instrumen ini dari pasar sekunder, membeli obligasi dengan kupon floating atau ingin berinvestasi pada pasar keuangan sebuah negara. 

Anda tidak perlu khawatir dalam cara penghitungan yield. Sebab, saat ini sudah banyak aplikasi dan tutorial yang bisa Anda simak untuk membantu menghitung variabel perekonomian yang satu ini. Termasuk diantaranya adalah video dari salah satu ahli dari Panin Asset Management berikut ini:

Cara Menghitung Yield

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *