Lompat ke konten
Daftar Isi

Ingin Kuliah S2? Ini Rincian Biaya yang Perlu Disiapkan!

Biaya Kuliah S2

Mengambil pendidikan jenjang magister dapat membantu Anda untuk memiliki competitive advantage dibandingkan kandidat lain dalam pasar tenaga kerja. Khususnya jika Anda bergerak di bidang riset, konsultasi atau pendidikan (dosen dan guru). 

Namun demikian, tidak dapat dipungkiri kalau biaya untuk menempuh jenjang pendidikan ini terbilang tidak murah. Berikut ini rincian biaya yang perlu Anda siapkan untuk menempuh pendidikan jenjang S2:

Rincian Biaya Kuliah S2 yang Perlu Disiapkan

1. Biaya kuliah

Biaya kuliah S2 bervariasi tergantung jurusan, kampus atau negara tujuan. Untuk kampus-kampus negeri di Indonesia, biaya kuliah ini dihitung dalam satu paket Uang Kuliah Tunggal (UKT). Biaya S2 UGM Biologi misalnya sebesar Rp11.000.000 per semester. 

Di sisi lain, banyak universitas di luar negeri yang masih menerapkan biaya kuliah sesuai dengan jumlah SKS atau unit atau jumlah mata kuliah yang ingin Anda ambil. Ini artinya, semakin banyak mata kuliah yang diambil, maka semakin banyak juga biaya kuliah yang harus Anda bayarkan. 

2. Biaya pendaftaran

Sama seperti S1, untuk masuk kuliah S2, Anda juga harus mengeluarkan biaya pendaftaran dan tes masuk. Di Universitas Indonesia misalnya, biaya pendaftaran untuk program magister pada tahun 2024 mencapai Rp1.300.000. 

Biaya pendaftaran ini belum termasuk akomodasi dan biaya makan selama tes ya. Jadi, pastikan Anda mempertimbangkannya dengan baik-baik. 

3. Biaya pendidikan tambahan

Ada beberapa jenis pendidikan tambahan yang harus Anda ambil sebelum resmi masuk ke perkuliahan di jurusan tertentu. Misalnya Tes IELTS atau TOEFL untuk calon mahasiswa magister yang ingin masuk ke kelas internasional maupun ke luar negeri, tes GRE (Graduate Record Examination) atau GMAT (Graduate Management Admission Test) untuk masuk jurusan Master of Business Administration (MBA), khususnya di luar negeri dan pendidikan matrikulasi untuk calon mahasiswa magister yang ingin masuk MBA tapi tidak memiliki background bisnis. Seringkali, dana yang disediakan oleh beasiswa tidak mencakup biaya pendidikan dan tes ini. 

4. Biaya buku

Terlepas dari jenis program magister yang Anda pilih (research  atau coursework), tentunya Anda tetap membutuhkan buku teks. Khususnya jika universitas tempat Anda kuliah tidak menyediakan akses gratis ke jurnal online, seperti Elsevier atau ScienceDirect. Hal ini karena Anda tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mengakses jurnal atau buku dari sumber tersebut. 

5. Biaya hidup

Hal yang tidak kalah penting saat mempertimbangkan kuliah S2 adalah biaya hidup yang harus Anda keluarkan selama menempuh jenjang pendidikan ini. Hal ini karena mau tidak mau Anda harus merelakan waktu yang sebelumnya dipakai untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk kuliah lagi. 

Memang, banyak beasiswa yang sudah mencakup kebutuhan ini. Akan tetapi, seringkali beasiswa tersebut tidak mencakup biaya hidup untuk Anda yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Ini artinya, mau tidak mau pasangan Anda harus membantu mencari penghasilan untuk menambah pendapatan.

6. Biaya akomodasi dan transportasi

Anda kuliah S2 di luar tempat tinggal atau bahkan di luar negeri? Maka pertimbangkan juga biaya akomodasi dan transportasi selama kuliah. Apalagi jika membawa keluarga, tentunya Anda membutuhkan rumah dan mobil supaya bisa tinggal dan bepergian dengan nyaman. 

7. Biaya tambahan

Jika Anda ingin kuliah S2 di luar negeri, tanpa maupun bersama keluarga, maka akan banyak biaya tambahan yang harus dipertimbangkan. Mulai dari biaya visa dan medical check up hingga biaya asuransi (di beberapa negara, kepemilikan asuransi adalah hal yang wajib) harus Anda penuhi. 

Pertimbangan Sebelum Melanjutkan S2

Waktu dua tahun untuk kuliah beserta biaya yang harus dikeluarkan selama periode tersebut tentu tidak sedikit jika hanya dibuang sia-sia. Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan pertimbangan matang sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di jenjang ini. Berikut ini beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum melanjutkan studi S2:

1. Tujuan kuliah

Tidak semua orang perlu kuliah S2 untuk meningkatkan karir dan kualitas hidupnya. Ada orang yang gajinya bisa naik dengan pengalaman saja, atau dengan menempuh pendidikan dan pelatihan di program bootcamp

Oleh karena itu, jika tujuan Anda mengambil kuliah S2 adalah untuk meningkatkan karir, coba pikirkan kembali. Bisa jadi, karir Anda bisa meningkat cukup dengan mengambil program bootcamp yang notabene lebih singkat (tapi belum tentu lebih murah). 

2. Opportunity cost

Biaya kuliah S2 tidak hanya berbentuk tangible cost atau biaya yang tampak, tapi juga opportunity cost atau biaya peluang. Opportunity cost atau biaya peluang adalah potensi pendapatan atau keuntungan yang hilang akibat Anda memutuskan untuk kuliah lagi. 

Misalnya, ketika bekerja, Anda bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp5.000.000 per bulan. Namun karena mengambil kuliah meskipun dengan beasiswa, Anda tidak mendapatkan penghasilan sama sekali. Maka, uang senilai Rp5.000.000 per bulan itulah yang akan menjadi biaya peluang Anda. 

3. Keluarga

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwasanya tidak semua program beasiswa mencakup tunjangan untuk keluarga. Maka dari itu, jika Anda sudah berkeluarga dan ingin kuliah S2, khususnya di luar negeri, maka mau tidak mau Anda atau pasangan Anda harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

4. Prospek karir

Berbeda dengan bootcamp yang mengajarkan berbagai keterampilan teknis, kuliah S2 umumnya mengajarkan keterampilan dan pengetahuan mengenai suatu topik atau hal secara teoritis dan mendalam dengan tujuan mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis. Pendidikan jenjang ini cocok untuk Anda jika Anda memiliki prospek karir yang menuntut kemampuan analisis dan pengambilan keputusan strategis, seperti peneliti, dosen, manajer atau pemangku kebijakan di lembaga pemerintahan. 

Keputusan untuk mengambil kuliah S2 adalah keputusan penting yang harus dipertimbangkan masak-masak. Hindari mengambil keputusan untuk kuliah lagi ini hanya karena prestige yang dimiliki saja. Karena prestige belum tentu penting untuk kehidupan Anda nantinya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *